Twenty

25.4K 2.3K 314
                                    

Didepan gerbang kampus, Jungkook menggosokkan kedua telapak tangannya yang nyaris beku, udara awal musim dingin sudah menyapa daratan Korea dan bodohnya, dicuaca sedingin itu dia lupa membawa sarung tangan. Beruntung hari ini Jungkook mengenakan sweater dibalik mantel tebal sehingga tubuhnya masih terlindung dari udara dingin.

"Hei."

"Taehyung hyu— oh—" Jungkook mendongak kemudian melebarkan mata. Kim Taehyung berdiri didepannya sambil menyunggingkan senyum lebar, dia mengenakan mantel biru gelap dengan syal cokelat yang melilit leher. Jungkook belum juga menanggapi sampai Taehyung harus mengguncang bahu anak itu agar tersadar dari lamunan atau (keterpesonaan). Dalam beberapa detik, Jungkook mengerjap dan membasahi tenggorokannya yang terasa kering, "Hyung."

"Kenapa melamun?"

"T-tidak." Dehem Jungkook salah tingkah.

Taehyung menatap Jungkook sejenak, anak itu tampak lucu dengan hidung memerah karena dingin dan tubuh yang tenggelam dalam mantel tebalnya. Dia melepas syalnya, lalu melingkarkannya pada leher Jungkook. Dilihatnya pemuda itu sedikit tertegun. Matanya kemudian tertuju pada jari-jarinya yang tidak dilapisi sarung tangan, "Kau kedinginan."

Jungkook terkekeh dalam balutan syal cokelat Taehyung, itu adalah sebuah pernyataan, "Ya."

Pemuda berambut legam menarik jemari Jungkook kemudian meniupkan uap hangat dari mulutnya, jantung Jungkook seketika berdebar, "Kenapa tidak pakai sarung tangan?"

"A-ku lupa." Balas Jungkook gugup, dia menarik tangannya dengan cepat, membuat kontak keduanya terlepas, "Sebaiknya kita bergegas. Ayo."

"Tunggu." Taehyung menarik sebelah tangan Jungkook, menggenggamnya erat sebelum memasukkannya kedalam saku mantel yang dipakainya, "Begini saja. Tanganmu yang satunya, masukkan dalam mantel, biar yang ini kugenggam. Ayo jalan."

Pipi Jungkook bersemu. Jemarinya terasa hangat dibalik lingkupan jari Taehyung didalam saku mantel lelaki itu. Jantungnya berdebar lebih keras. Para mahasiswa banyak yang berjalan pulang, menunggu bus di halte sambil memainkan ponsel atau masuk ke kafe untuk berbincang dan menghangatkan diri dengan segelas cokelat panas atau kopi. Jungkook dan Taehyung tidak, hari ini, Taehyung tidak membawa mobil dan mereka memilih berjalan bersama sambil menikmati udara sore hari, dibawah pohon-pohon yang daunnya sudah berguguran. Jika dipikir-pikir, ini adalah kali pertama mereka berjalan berduaan dibawah langit musim dingin. Dia melirik Taehyung sekilas, tidak tau harus membicarakan apa. Kemudian mata Jungkook tertuju pada rambut legam Taehyung yang beberapa saat yang lalu berhasil membuatnya terpana.

"Kau mengecat rambutmu."

Suara Jungkook memecah keheningan. Taehyung terkekeh pelan sementara pandangannya tetap lurus kedepan, "Ya."

Ketika Jungkook tidak menjawab lagi, Taehyung menoleh, "Kenapa? Kau tidak suka?"

Jungkook menggeleng cepat, melihat Taehyung dari ujung matanya yang berkerut karena tersenyum, "Aku suka. Sangat."

Taehyung menarik kedua sudut bibirnya, "Aku juga, bukankah rambut hitam cocok untukku?"

Cocok sekali. Jungkook menyetujui dalam hati. Rambut hitam membuat Taehyung tampak lebih dewasa dan tampan. Dia jadi tampak seperti pangeran dalam negeri dongeng. Ya, pangeran yang menyelamatkannya. Taehyung adalah pangerannya. Jungkook tersenyum sendiri memikirkan hal itu.

CHAINED - VkWhere stories live. Discover now