Twelve

24.5K 2.7K 519
                                    

CHAINED

WARNING! R18+ Including Harshwords/ violence/ dirty talk/ BDSM. Explicit sex. CONTAIN SMUT. Trigger warning for: Mental illness. MILD RAPE

Dom!Taehyung! Sub! Jungkook.

Dimohon kebijakannya dalam membaca

Chapter ini adalah flashback malam itu. Btw semakin banyak aja warningnya njsnjsnjsjs :") Selamat membaca!

___

Jungkook memejamkan mata rapat, tersengal merasakan gigitan Jimin dilehernya— jemari pria itu menelisip masuk kedalam kaos, meraba kulit Jungkook hingga pemuda itu meremang. Jimin mengangkat kepala, menatap Jungkook dengan matanya yang gelap. Pandangannya turun perlahan keatas bibir Jungkook, dia merunduk dekat— semakin dekat, dan Jungkook mengerang merasakan bibir Jimin menempel pada bibirnya untuk pertama kali.

Jari-jari Jimin bergerak ahli melepas kaitan celana Jungkook, bibir mereka saling bertaut, lidah Jimin menyapu bibir bawahnya lalu menelisip masuk— Jungkook nyaris tersedak merasakan tangan Jimin meremasnya.

Bukankah ini salah?

"Hyung—" Jungkook menahan kepala Jimin, mengejar bibir pemuda itu, "Jimin hyung— cium, cium aku. Sekali lagi."

Jungkook mengabaikan segalanya. Dia mengabaikan konsekuensi yang akan ditanggungnya nanti. Untuk pertama kali, Jungkook ingin memastikan perasaannya sendiri. Dia mengabaikan dering ponsel yang sejak tadi menyala disaku celananya yang sudah teronggok menyedihkan diatas lantai.

Layar itu berkedip, menyala dengan nama seseorang disana.

Taehyung hyung's calling....

Jungkook menulikan telinga. Menarik Jimin lebih dekat dan mencium bibir pria itu. Satu kali, Jungkook melumat. Dua kali, Jungkook memasukkan lidahnya. Tiga kali, Jungkook mencium lebih dalam. Empat-lima— enam kali— Kemudian Jungkook berhenti. Lambat laun tubuhnya bergetar hebat. Matanya terasa panas dan dia menggigit bibir kuat menahan agar tangisnya tidak pecah. Jungkook menarik tangan Jimin dan menuntun jemari pria itu untuk merabai kulitnya. Namun nihil.

Jungkook tidak merasakan apapun.

Tidak ada detak jantung, tidak ada letupan kesenangan saat Jimin menyentuhnya. Jungkook mendorong Jimin menjauh, memakai celananya dan keluar dari kamar itu.

Dia bersandar dibalik pintu dan merosot diatas lantai keramik yang dingin.

Dan Jungkook menangis. Dia menangis karena memiliki perasaan ini, dia menangis karena yang dirasakannya hanya kehampaan saat Jimin menyentuhnya, dia menangis karena— seberapa banyak Jungkook menipu dirinya sendiri bahwa dia mencintai lelaki itu— Jungkook tetap memiliki rasa yang seharusnya tidak pernah ada.

Rasa cinta terhadap kakaknya.

Jungkook selalu berusaha mengelak. Mengabaikan jantungnya yang berdentum menyesakkan saat melihat senyum kakaknya, mengabaikan letupan-letupan menyenangkan saat Yoongi memberikan perhatian padanya. Yoongi selalu ada untuknya dan Jungkook berusaha lari, berusaha menipu dirinya sendiri dengan menyebut nama Jimin saat melihat kedua orang itu bercinta, membiarkan plester yang diberikan Jimin melekat pada jarinya agar Jungkook selalu mengingat pemuda itu. Bahkan, Jungkook membayangkan Jimin saat bermasturbasi, menyebut nama pria itu lalu meyakinkan diri sendiri bahwa yang dicintainya adalah Jimin bukan Yoongi. Disetiap sentuhan jari, Jungkook berusaha mengalihkan pikirannya dari Yoongi sekalipun yang ada diotaknya adalah kakaknya sendiri.

CHAINED - VkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang