Eleven

26K 2.8K 870
                                    

CHAINED

WARNING! R18+ Including Harshwords/ violence/ dirty talk/ BDSM. Explicit sex. CONTAIN SMUT. Trigger warning for: Mental illness.

Dom!Taehyung! Sub! Jungkook.

Dimohon kebijakannya dalam membaca

enjoy!
___

"Bukankah malam itu kau menikmatinya?"

Jungkook bungkam, ketakutan merayapi dagingnya ketika menatap mata gelap profesor Choi, "S-saya tidak—"

"Jangan berpura-pura tidak menikmatinya Jungkook." Profesor Choi terkekeh, mengelus rahang Jungkook dengan jemarinya hingga pemuda itu bergidik, "Ah, apa ini karena pemuda berambut merah itu?"

Tubuh Jungkook menegang mendengar perkataan profesor Choi, jemarinya otomatis mencengkeram pergelangan tangannya sendiri dimana gelang pemberian Taehyung melingkar disana, melihat itu profesor Choi menyeringai licik.

"Apa gelang ini berasal darinya?" Tanyanya sambil menatap gelang dipergelangan tangan Jungkook, "Hubungan kalian lebih maju daripada yang kuduga."

Jungkook bungkam.

"Bagaimana kalau Taehyung mengetahui kenyataannya Jungkook? Dia pasti akan meninggalkanmu, seperti kakakmu, seperti Jimin. Apa akhirnya kau memilih egois dan ingin memilikinya untuk dirimu sendiri? Kulihat kau berhasil memisahkan dua orang itu."

Jungkook terlalu kacau untuk menanyakan darimana profesor Choi mengetahui kakaknya dan Jimin. Terlalu kacau untuk menanyakan darimana Profesor Choi mengetahui itu semua.

Melihat ekspresinya, Profesor Choi menyeringai, "Oh Seagull—" pria itu berbisik rendah ditelinganya, lembut namun mengancam, "Bukankah aku sudah pernah mengatakan bahwa aku akan selalu mengawasimu? Mengikuti kemanapun kau pergi? Hanya aku yang mengerti perasaanmu Seagull, tidak orangtuamu yang terlalu sibuk, tidak kakakmu, tidak Jimin bahkan tidak Taehyung. Pada akhirnya Taehyung akan meninggalkanmu juga— semua orang akan meninggalkanmu Seagull, mereka akan pergi darimu kecuali aku."

Mata Jungkook melebar, seketika rasa sakit yang tajam menghantam kepalanya, Seagull? Dimana dia pernah mendengar nama itu?

"I-itu tidak benar." Ujarnya terbata-bata, mencengkeram pergelangan tangannya sendiri makin erat, "Itu t-tidak benar." Ujarnya lebih untuk meyakinkan dirinya sendiri. Hubungannya dan Taehyung barusaja membaik. Mereka dari taman bermain, kencan, berpelukan, dan menikmati berjalan-jalan bersama. Taehyung membelikannya gelang dan pemuda itu tidak mungkin meninggalkannya begitu saja.

"Oh sayang, kau tau itu benar— kau hanya tidak mau mengakuinya. Bukankah begitu? Kau seperti kakakmu, tidak mau melihat apa yang ada didepan matanya. Aku mengerti perasaanmu Jungkook. Sejujurnya, kau sangat transparan. Sejak lama aku sudah tahu bahwa kakakmu hanya berpura-pura tidak mengetahuinya— dia lari dari kenyataan sepertimu."

Jungkook menggeritkan geraham, wajahnya memucat, rasa sakit dikepalanya semakin tajam, napasnya terengah pendek. Itu tidak mungkin. Kata-kata itu terngiang dalam telinga Jungkook, terus berulang-ulang hingga dia menutup telinganya sendiri dan menjerit, "Hentikan! Berhenti!"

Profesor Choi menyeringai, menyentuh bahu pemuda itu— namun Jungkook mendorong profesor Choi menjauh lalu lari belingsatan keluar dari kelas itu, jantungnya berdebar kencang sementara napasnya terengah kalang kabut. Tidak. Tidak. Tidak. Profesor Choi salah, Yoongi tidak mungkin mengetahuinya, Taehyung tidak mungkin meninggalkannya dan Jungkook samasekali tidak menikmati malam itu, sejujurnya- dia sangat menyesalinya. Pemuda itu memejamkan mata, bersandar pada pilar bangunan kampus, merasakan sekujur tubuhnya gemetar.

CHAINED - VkWhere stories live. Discover now