Last Ballerina ❄ Alexander Penwood

11.5K 1K 18
                                    

Update...







Update...






Update....






Reday ??




Happy Reading

❄❄❄❄❄❄

Eton, United Kingdom

Gadis itu disana, tengah melayani para orang yang datamg kebar untuk mencari minuman dan wanita.

Alexander Penwood duduk menatap gadis itu berjalan mondar-mandir menghindari semua tangan-tangan jahil yang mencoba meraba bokongnya yang hanya dibalut spandex mini serta stoking hitam.

Rambut hitamnya bergelombang terurai dan bergerak sesuai ayuman langkahnya. Al melihat gadis itu menghampiri bar dan berbicara kepada bartender yang lalu menunjuk kearah meja yang diduduki oleh Al dan teman-temannya.

Gadis itu melemparkan pandangan kearah meja Al kemudian mengambil kertas serta pensil untuk mencatat pesanan dan mulai berjalan menuju meja mereka.

Al memandamg teman-temannya yang mulai berbicara keras mengenai gadis itu, gadis itu telah sampai dimeja mereka tidak memandang mereka. Ia memaku pandangannya kearah tembok yang ada dihadapannya.

"Malam gentleman, kalian sudah siap memesan?" Tanyanya tanpa sekalipun mengalihkan pandangan.

All mencium parfum murahan yang sering tercium dari para wanita yang menghabiskan hidupnya dibar, Al melihat wanita itu memakai lipstik merah menyala yang mengkilat diatas bibir tipisnya.

"Kami ingin memesan dirimu, bisa?" Al mengangkat alisnya saat Rufus temannya mengeluarkan lelucon bodoh.
"Jika kalian sudah siap memsan, panggil aku." Sahutnya lalu berbalik hendak pergi tapi dengan sentakan napas gadis itu terhenti kemudian terjatuh duduk dipangkuan Rufus yang ternyata menarik tangannya.

"Ayolah sweetheart sebutkan hargamu, teman-temanku ingin tahu." Al melihat wajah gadis itu telah berubah merah karena marah.

"Lepaskan dia." Sahut Al singkat membuat semua dengung pembicaraan terhenti.

"Oh ayolah Penwood, ini hari kita keluar tidak bisakah kita bersenang-senang." Tanya Rufus.

"Aku bilang lepaskan gadis itu." Ulang Al dengan nada tajam dan pelan membuat Rufus terdiam lalu melepaskan gadis itu yang langsung loncat berdiri.

"Kami pesan bir dan kacang." Sahut Al kepada gadis itu yang langsung mengangguk tanpa berkata apapun dan segera pergi mengambilkan pesanan mereka.

"Kau memang tidak tahu caranya bersenang-senang Penwood." Gerutu Rufus kesal. Al mengangkat bahu tak peduli lalu memandang Nial, Baron  of Byrne yang tengah sibuk dengan ponsel ditangannya.

"Kau sibuk apa?" Tanya Al kepada Nial yang langsung mengangkat kepalanya lalu menyugar rambutnya.

"Charlotte merajuk." Satu nama yang akan menjelaskan semuanya, Al mendengus pelan, Charlotte Hastings, sepupunya dan Nial menjadi pasangan yang paling tidak dimengerti oleh Al.

Mereka bersahabat tapi seperti berpacaran. Al tahu lottie mencintai Nial tapi dengan sepenuh hati menutupi hal itu dari Nial dan Nial adalah pria paling bodoh yang tidak bisa melihat hal itu.

"Kenapa dia?" Tanya Al, Nial menarik napas panjang lalu menyimpan ponselnya dikanyong jaket.

"Aku berjanji akan mengajak dia berbelanja diparis minggu ini, tapi ternyata aku tidak pulang dan aku mendapatkam hujan batu darinya." Sahut Nial gemas, Al terkekeh.

Last Ballerina✅ (Completed)Where stories live. Discover now