Sunset

378 56 0
                                    

--Satu bulan kemudian--

Di sebuah gedung kantor yang belum ramai oleh karyawannya, di salah satu lantai terdapat seseorang yang sudah datang sejak satu jam yang lalu. Dia tampak sibuk dengan komputernya dan sesekali melihat ke arah beberapa kertas. Suara ketikan di sertai mesin print memenuhi area ruangan yang masih kosong itu. 

"Akhirnya selesai......" Wanita itu mengangkat kertas yang keluar dari mesin pencetak lalu menyusunnya dengan rapih. 

"Tumben sekali kau datang lebih awal, Eunji'ah" Suara Bomi membuatnya menengok. 

"Apa kau masih mabuk? Sepertinya tadi malam kau tidak terlalu banyak minum" Minah mengecek wajah rekannya itu dari dekat. 

"Aku hanya ingin menyerahkan hasil pekerjaanku hari ini kepada Direktur"

Bomi mengambil susunan kertas dari atas meja Eunji dan membacanya singkat. 

"Apa kau benar-benar akan beralih profesi menjadi seorang penulis?"

"Tidak. Itu hanya sebagai pekerjaan sampinganku saja. Aku ingin mencoba sesuatu yang baru tahun ini"

"Kau sudah mempunyai kekasih baru, penghasilan baru, mungkin nanti kau akan mendapatkan jabatan baru di sini" Minah menaruh tas di meja kerjanya. 

"Apa maksudmu dengan jabatan baru?" Eunji memutar bangkunya untuk menghadap ke arahnya. 

"Ku dengar, Direktur Choi akan pindah ke bagian lain dalam waktu dekat ini"

"Mwo? Benarkah?"

"Eoh. Tapi kabar itu masih belum pasti. Aku hanya mendengarnya dari seseorang"

"Mwoya? Kau menggunakan nama aslimu untuk karya pertamamu?" Bomi masih membaca kertas-kertas milik Eunji. 

"Eoh. Kalian bisa membacanya saat sudah diterbitkan nanti" Eunji mengambil susunan kertas itu dari tangan Bomi. 

"Apa kau ingin mempersiapkan pernikahan dalam waktu dekat ini? Kenapa kau terkesan terburu-buru untuk menerbitkannya?" Minah bertanya dengan santai. 

"M-mwo? Pernikahan? Tidak..... Apa maksudmu? Aku hanya tidak ingin terlalu lama menahan tulisanku di dalam komputer ini"

"Penghasilan dari penjualan buku bisa melebihi gajimu di tempat ini per bulannya. Apa kau tidak tahu?"

"Benarkah?" Eunji dan Bomi bertanya secara berbarengan sampai mereka melihat ke arah satu sama lain. 

"Eoh. Mungkin kau bisa membeli cincin pernikahan dan menyewa tempat sekaligus"

"Kenapa kau selalu mengaitkan hal itu dengan pernikahan? Apa kau ingin menikah?" Bomi bertanya pada Minah. 

"Aku hanya bertanya. Bukankah Eunji dan kekasihnya sudah membeli rumah minggu lalu?"

"Aku hanya menemaninya melihat-lihat apartemen terdekat. Dia ingin membelinya untuk kedua orangtuanya" Eunji menjelaskan. 

"Beruntungnya dirimu, Eunji'ah. Kau sudah menemui takdirmu kali ini"

"Kenapa kau terlihat lemas seperti ini?" Eunji menengok ke arah Bomi. 

"Aku selalu gagal mendapatkan pria yang sesuai dengan kriteriaku. Para pria yang ku temui saat kencan buta kemarin, semuanya terlihat membosankan"

"Bagaimana dengan pelayan bar semalam? Dia sepertinya tertarik padamu" Minah berbicara sambil menyalakan komputer di depannya. 

Selagi Bomi menanggapi, ponsel Eunji berbunyi. Dia mengambilnya dari dalam tas dan melihat nama seseorang di layar. 

Who Is He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang