BAB I - 02

75.4K 6.3K 837
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*

BUNYI ALARM YANG menjengkelkan menggedor-gedor gendang telingaku. Aku mengerang kesal. Tanganku meraba-raba nakas. Ponsel, di mana dia. Nah, ada. Kutarik benda itu ke depan wajah dan mataku terbuka samar sebelah, semata-mata agar organ penglihatanku tidak tersakiti oleh sinar yang menyeruak masuk.

Ah sialan, sepuluh soal matematika.

Aku berguling dan memeluk bantal dengan erat sebelum akhirnya memaksa diri untuk bangkit dan mengerjakan semua soal kalkulus itu secepat mungkin. Alarm ini tak akan bungkam sebelum aku menyumpalnya dengan jawaban-jawaban yang benar. Iya, memang aku yang mengaturnya demikian. Tadinya supaya kesadaranku bisa kembali dengan cepat. Namun, sekarang justru aku ingin terus merebah di balik selimut sampai pagi datang, meski dalam keadaan sadar. Sayangnya aku lupa menonaktifkan alarm ini dan aku malah dibuat terjaga total oleh soal-soalnya.

Gigi roda di otakku terus berputar, mencari jawaban soal demi soal sampai akhirnya alarm itu berhenti ketika aku memasukkan jawaban soal terakhir. Kulemparkan ponsel ke kasur dan layarnya masih menyala sesaat, menampilkan angka 01.07.

Aku memang terbiasa bangun di sekitar jam 01.00 malam untuk melukis, membaca novel, atau menonton film. Namun, sekarang aku harus menceburkan diri ke kolam Jacuzzi berisi air panas yang mengepulkan uap dan bersiap-siap memakai pakaian rapi dibalut jaket Gateral sebagai setelan wajib di hari pertama. Omong-omong soal kebiasaan bangun tengah malam, itu bukan bualan belaka. Aku memang sudah terbiasa tidur 2 atau 3 jam per hari. Bukan insomnia, cuma mengalami short sleeper syndrome, sehingga kesehatanku akan baik-baik saja meski jam tidurku singkat.

Mama sudah meneleponku berkali-kali bahkan sejak aku baru saja keluar dari kamar mandi. Aku tidak menjawabnya dan karena tak mau mendengar nada panggilan menyebalkan itu lagi, aku buru-buru turun melalui elevator untuk menghemat tenaga. Menuruni dua buah tangga untuk sebuah perjalanan yang kubenci merupakan bentuk dari pemborosan energi.

Langit jelas masih gelap dan udara masih beku saat aku tiba di pelataran mansion—aku lebih nyaman menyebutnya rumah. Papa, Mama, dan semua orang langsung menyambutku, termasuk staf Gateral yang akan mengantarku ke tempat pengasingan. Staf itu begitu ramah, memperkenalkan diri sebagai Andrion Akello setelah menyelesaikan suatu urusan singkat dengan papaku selagi aku di dalam. Lelaki itu tinggi kekar. Balutan jas hitamnya tak mampu menyembunyikan otot-ototnya yang tampak menonjol. Kepalanya pelontos dan ras negroidnya begitu kentara, menjadikannya orang yang paling unik di antara kami.

Mama, Papa, dan semua penghuni rumah memberikan ucapan perpisahan, tapi aku merespons semua itu dengan ketus dan segera masuk ke dalam sedan hitam berlogo Gateral tanpa pamit. Rasanya sakit sekali harus bersikap seburuk ini pada orang-orang yang sangat kusayangi. Bahkan aku menepis tangan Papa dan Mama yang hendak memelukku. Aku tahu saat mesin mobil berderum dan melaju setelah membunyikan klakson, mamaku menangis jauh di belakangku. Itu wajar. Sangat wajar. Bagaimanapun, kami akan berpisah selama enam bulan. Namun, idiotnya, sikapku malah buruk begini. Diam-diam aku memperhatikannya lewat spion dan sungguh aku ingin berbalik ke belakang, mengulangi semuanya, memeluk Papa dan Mama dan semua penghuni rumah. Namun, egoku menahan semua itu. Aku hanya berusaha mengingat, kapan terakhir kali aku memeluk dan mencium mereka. Pada pagi di hari aku menerima undangan? Tidak, kurasa dua hari sebelumnya. Ya, sehabis sarapan ketika Papa dan Mama akan berangkat menemui rekan bisnis mereka. Aku mencoba meraih kembali kehangatan itu. Panas tubuh mereka yang mengalir padaku, tangan kaku Papa yang menarik kepalaku ke celah antara dada bidangnya, dan pipi lembut Mama yang masih terasa di bibirku. Aku akan menjaganya, agar aku bisa merasakannya kapan pun aku mau.

High School Examen [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang