10. A Place to Call Our Own

801 264 38
                                    


Pukul 20.18,
Di antara kesibukan relawan menerima telepon
dari orang-orang yang mengaku melihat Hiresa,
Di antara kesibukanku mencatat informasi di papan tulis,
di antara degup jantungku yang berpacu dengan detak waktu,
tiba-tiba
ponselku sendiri bergetar.

Pesan dari Darlina,
"Aku lihat kamu menempelkan pengumuman orang hilang.
Apamukah dia?"

"Calon suamiku."
Entah kenapa aku menjawab begitu.

Di luar dugaan
Di luar kebiasaan
Darlina tidak menertawakan aku.
"Kalau kamu berjanji tidak melibatkan aku dan keluargaku, mungkin aku bisa membantu."

"Apa maksudmu? Kamu lihat Kak Esa?"

"Tidak. Kamu mau berjanji atau tidak?"

Apakah aku punya pilihan?
Di papan tulis,
belum ada petunjuk berarti.
Mereka yang melihat Hiresa,
melihatnya sebelum ia bertemu Bapak.
Aku mengiakan Darlina.

"Pergilah ke Rumah Jamur milik Kita dulu.
Cari di bawah puingnya."

Aku tahu maksudnya.
Kuminta Kak Fatah mengantarku,
ke taman bermain dekat SD,
tempat kami menghabiskan waktu sepulang sekolah,
sebelum aku menjadi tuli.

Seperti fasilitas lainnya di kampung,
taman itu tidak terawat,
tidak ada dana.
Besi jungkat-jangkit keropos
membahayakan,
ayunan kehilangan dudukan,
perosotan ditumbuhi semak,
sampah bertebaran,
satu-satunya lampu,
menyala muram di tengah.

Namun aku pernah gembira di sini,
bersama Darlina.
Rumah jamur di sudut taman,
hiasan indah dulunya.

Kak Fatah menyorotkan lampu sepeda motor ke sana.
Runtuhan atap jamur,
terserak di tanah.
Aku mencari-cari
dan menemukan kardus
berisi telepon genggam.

Belum pernah kulihat,
tapi aku yakin benda itu milik Hiresa.
Tanganku gemetar,
memeluknya erat di dada.

"Ponsel Esa?" Kak Fatah tercengang. "Bagaimana ada di situ?
Siapa yang memberimu petunjuk?"

Aku tidak menjawab,
benda di dadaku
memberikan harapan baru.

Kak Fatah membaca ekspresiku.
"Cepat, kita kembali ke klinik.
Aku bisa bongkar memorinya."

Sekejap, kami sudah menjauh.
Namun taman bermain
masih membayang di mata.
Darlina kecil berseru,
"Aranza, kita resmikan namanya:
Rumah Jamur Dua Sahabat!"

Ponsel Hiresa terasa dingin menyengat kulit.

Darlina, apa artinya ini?






PudarWhere stories live. Discover now