Ch36 : I'm so Tired.

Start from the beginning
                                    

"Ada apa?" tanya pemuda Kim itu.

Omong-omong V sudah tidak marah saat dipanggil Hansung oleh teman-temannya. Hanya teman dekat, sih. Selebihnya masih memanggil dengan nama V.

"Dongho dan Heejin berkelahi! Kelas kita jadi kacau, Sung."

V membulatkan matanya. "Kau serius? Sebelum aku keluar kelas tadi kelas kita masih aman-aman saja, kan?"

Hoseok mengangguk. "Aku juga tidak tahu permasalahannya. Tiba-tiba Dongho memukul Heejin, dan selanjutnya kau bisa lihat sendiri di kelas, V."

"Ya sudah, aku ke kelas dan kau panggil guru konseling."

🖤

V mengeraskan rahang begitu melihat kelasnya gaduh dari luar sana. Sebagai anggota kedisiplinan dan keamanan sekolah, tentulah menjadi tanggung jawab pemuda bersurai hitam itu.

Ia membuka pintu kelasnya lumayan kasar. Di sana terlihat Dongho dan Heejin tengah melakukan aksi baku hantam di depan kelas, ada dua murid lain yang berusaha melerai, selebihnya berada di belakang kelas karena takut terkena imbas. Termasuk Yerin di sana, ia tidak berani menatap aksi baku hantam di kelasnya.

"Hentikan." Suara dingin V menghentikan aktivitas keduanya.

Mereka tidak lagi berkelahi, malah menatap satu sama lain dengan sengit.

"Ada apa ini? Kenapa kacau sekali?"

Dua murid yang terlibat perkelahian itu menundukkan kepala.

"Kalian tahu kan ini masih di area sekolah. Kalau ingin menunjukkan kekuatan kalian atau kehebatan kalian dalam berkelahi, jangan di sini!"

"Maaf, V," gumam Heejin.

V menghela napas. "Kenapa kalian berkelahi?"

"Dongho hanya salah paham padaku. Dia mengira kekasihnya selingkuh padaku. Padahal tidak," jelas remaja berambut coklat; Heejin.

"Jangan berkilah kau, sialan!"

"Aku tidak berkilah, berengsek! Aku berkata jujur. Kau tahu kan ibu dari kekasihmu itu punya toko kue? Dan itu sudah menjadi langganan ibuku. Kemarin sore dia mengantarkan pesanan ke rumahku..."

"Lalu?" V bertanya lagi karena Heejin menggantungkan ucapannya.

"Lalu dia ingin mengantarkan pesanan untuk saudaraku juga. Karena ia tidak tahu rumahnya jadilah aku mengantarkannya. Aku juga sudah jaga jarak agar tidak berdekatan dengan kekasihmu itu, Dongho. Tadi aku ingin menjelaskannya padamu, tapi kau sama sekali tak mengizinkan aku untuk berbicara."

"Astaga." V memijat pangkal hidungnya. Lalu menatap Dongho tajam. "Sudah dengar sendiri, kan? Kuperingatkan kau untuk tidak mengulangi kejadian seperti ini. Kalau sedang ada masalah yang kau sendiri pun tidak tahu kebenarannya, kau harus tanya dulu pada yang bersangkutan. Kau pikir dirimu hebat?"

Satu hembusan napas keluar dari celah bibir Dongho. "Baiklah. Aku mengaku salah. Maafkan aku, Heejin-ah," kata Dongho, ia memeluk Heejin sebentar sambil menepuk-nepuk punggung temannya.

"Kalau begitu kalian berdua harus membereskan kekacauan yang kalian buat."

"Apa?" teriak Dongho, ia tidak menerima perintah dari V. "Apa-apaan? Kenapa harus aku? Kan yang piket hari ini bisa bereskan." Memang Dongho itu terkenal agak nakal di sekolahnya.

V tersenyum kecil. "Sekarang aku tanya, yang mengacaukan kelas itu kalian atau yang piket hari ini?"

"Kamilah!"

"Lalu yang harus bertanggung jawab atas semua ini siapa?"

"Tentu saja ak-Hei, V Kim! Kau tidak bisa-"

Hellenium•Kth✓Where stories live. Discover now