Kernyitan di dahi Seungyoun terlihat dalam. Takut salah menangkap nama yang baru saja diucapkan So Hyun.

Wanita Kim itu tersenyum tipis, tapi maniknya mulai berkaca-kaca. "Ternyata melupakan seseorang tidak semudah yang kubayangkan. Saat bertemu dengannya, hatiku menghangat. Semua kebencian yang pernah tersimpan perlahan mencair. Yang kuingat hanya rasa manis saat bersamanya. Aku ... aneh, bukan?"

Air mata So Hyun lolos dan tangan Seungyoun begitu lembut menyeka wajahnya.

"Kau tahu, Hyun. Cinta itu memang aneh. Bukan hanya kau, tapi aku juga. Walau aku tahu perasaanmu padanya tidak mudah berubah, tapi aku tetap menyukaimu. Bersikukuh mengambil pilihan patah hati daripada menyesal."

So Hyun menatap tangannya yang perlahan dilepaskan Seunyoun.

"Pergilah. Kali ini pastikan kau tidak akan lagi menangis karenanya." Seungyoun memaksakan diri tersenyum.

"Maafkan aku, Seungyoun-ah." So Hyun memeluk sahabatnya.

Ia bahkan tak berpikir dua kali ketika meninggalkan pria Cho yang hanya terpaku memandangnya. Semakin wanita itu membentang jarak dengannya, perasaannya lantas ikut remuk. Seutas senyum tak memulihkan hatinya dengan cepat. Malah terkesan memaksakan diri.

"Selamat tinggal, So Hyun-ah."

***

"Song Kang-ah!"

Wanita itu sesekali berteriak lantang. Menyerukan nama yang tidak menyahut. Beberapa kali ia tidak sengaja bertubrukan dengan orang lain demi mencari sosok itu, tetap saja ... tidak ada.

Ke mana dia? Bukankah berjanji akan menunggunya? Tapi, di mana?

Mata So Hyun mengedar ke segala penjuru. Sosok di sekitarnya, semua terlihat asing. Jantungnya berdetak lebih kencang, takut harapannya kembali sia-sia. Pria Song itu, berbohong padanya.

Setengah jam So Hyun mencari keberadaan pria Song itu, hasilnya nihil. So Hyun lalu menepi dan duduk di salah satu bangku. Tatapannya masih mengamati setiap pengunjung, tapi tidak juga menemukan sosok yang ia kenali.

Matanya mulai memanas. Mencagil kerapuhannya yang memintanya berhenti berharap. Karena ketika harapan itu menghempasnya, pastilah sangat sakit.

"Apa aku dibohongi lagi?" ucapnya pelan.

Lain hal yang terjadi di Bandara Internasional Fiumicino. Song Kang tak hentinya menengok ke belakang. Ia berharap ada keajaiban dan bisa menemukan sosok So Hyun. Permintaan yang berlebihan, bukan?

"Ayo!"

Manager Han memberikan tiket yang sudah ia persiapkan kepada Song Kang. Keduanya diminta bergegas melakukan check-in. Pesawat menuju ke Milan akan berangkat sesuai dengan jadwal.

Semuanya harus diakhiri di sini. Liburan dan cinta, tidak ada yang berjalan sesuai inginnya. Tidak pula menjadi kenangan indah.

Sudah selesai.

**

Dua minggu setelah kepulangan Song Kang dari Italia, pekerjaannya bukan berkurang. Sebaliknya, waktu Song Kang sudah penuh dengan jejeran schedule yang rapat.

ORACLE (END)Where stories live. Discover now