Keberuntungan dan nasib buruk, benarkah bisa ditentukan dari sebuah ramalan?
Apa keberuntungan lebih utama ketimbang cinta?
"Bukankah semua ini karena ramalan? Jadi, buat apa berjuang?"
"Kalau tidak ada ramalan, apa mungkin aku memiliki keberanian...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Suasana pikuk dengan beberapa orang yang terlihat terburu-buru—ke sana-kemari—tak menyurutkan fokus Song Kang yang tengah menjalani pemotretan untuk majalah fashion ternama. Postur tubuh yang tinggi, badan ideal, pakaian yang ia kenakan pun tampak begitu ekslusif. Tidak sedikit designer yang menjadikan Song Kang sebagai model favorit mereka. Termasuk menyewanya sebagai model catwalk untuk beberapa peragaan busana terbesar di musim-musim tertentu.
"Selesai! Terima kasih untuk kerjasamanya."
Sesi pemotretan berakhir seiring seruan juru foto menggema di ruangan. Sebagian dari mereka bertepuk tangan. Termasuk Song Kang yang juga membungkukkan badan; berterima kasih untuk kerja yang baru selesai.
Bergerak cepat; ia bergegas menuju pria Han, manager-nya. Bukan ingin menyapa atau mengobrol, melainkan demi mengambil ponsel miliknya yang tadi dititipkan pada sang manager.
Jemarinya bergerak cepat membuka kotak masuk. Akan tetapi, tersisa desahan panjang saat harapannya berujung sia-sia.
Masih belum ada balasan yang diterima. Padahal bukan hanya satu, mungkin sekitar sepuluh pesan beruntun terkirim pada Kim So Hyun. Dimulai dari sebelum pemotretan, saat jeda atau break, dan terakhir sebelum pemotretan dilakukan kembali. Selama tiga sesi dijalani, serutin itu pula Song Kang mengirim pesan.
"Dasar kejam!" gerutu Song Kang berdecak kesal.
"Kau mengataiku?"
Song Kang toleh pada pria yang merasa ucapannya ditujukan pada manager-nya. Bibirnya ikut mengerucut. Dalam sekejap menghancurkan suasana hatinya.
"Benar. Kau sangat kejam, Hyung!"
Song Kang pergi begitu saja. Kakinya terus melangkah keluar dari ruang setting. Laguh-lagah di ruang tertutup yang diisi banyak orang tak membuat perasaannya girang. Di tengah ramainya orang, ia masih merasa hampa. Padahal ini hanya masalah sepele.
Entahlah. Bisa jadi kecewa karena gagal dengan rencananya hari ini 'tuk mendekati So Hyun, bukan karena wanita itu sudah memiliki pria lain ketimbang dirinya.
**
"Ramyeon? Apa benar ini traktiran yang kaumaksud?"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.