Keberuntungan dan nasib buruk, benarkah bisa ditentukan dari sebuah ramalan?
Apa keberuntungan lebih utama ketimbang cinta?
"Bukankah semua ini karena ramalan? Jadi, buat apa berjuang?"
"Kalau tidak ada ramalan, apa mungkin aku memiliki keberanian...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Seungyoun-ah!"
Kesadaran pria Cho tersebut tersentak sesaat melangkah menuju lift. Pikirannya linglung. Terbaca mudah kalau konsentrasinya tak menyatu.
"H-h-hyung!" Bahkan mulutnya bergerak gagap membalas sapa pria dari divisi lain yang kebetulan bertemu dengannya.
"Kenapa denganmu? Kenapa kau kelihatan gugup. Ini bukan sepertimu!" Pria yang disapa lebih tua itu menepuk bahu pemuda Cho itu beberapa kali.
Sementara Seungyoun tersenyum kikuk. Wajahnya masih menegang. Kejadian beberapa menit tadilah penyebabnya.
"Wah, lihat siapa yang datang!"
Kepala Seungyoun perlahan berputar ke arah yang ditunjukkan lawan bicaranya. Atensinya terus membola seiring bibirnya kembali terkatup rapat.
"So Hyun-ah!" seru pria yang sama memanggil Seungyoun.
Ting!
Beruntung lift tiba tepat waktu. Tanpa berpikir panjang, Seungyoun bergegas masuk ke dalam.
"Aku pergi dulu, Hyung."
Pintu lift tertutup sebelum Seungyoun berhadapan dengan So Hyun. Di dalam kotak besi itu, Seungyoun mendesah panjang. Detik berikutnya mengacak rambutnya. Lalu berganti gaya lagi; berkacak pinggang dengan degup yang berpacu.
Yang ia tahu, ini memang bukan seperti dirinya. Bertemu dengan So Hyun kini menjadi adegan menakutkan. Hal yang dianggap berubah menjadi tak biasa.
Belum lagi harus bergelut dengan perih di dadanya karena percakapan tadi.
"Mulai hari ini, kau bisa berhenti untuk peduli padaku."
Tidak butuh waktu lama untuk pria Cho itu menjawab, "Tidak mau."
"Yak, Cho Seungyoun! Apa kau memang harus mempersulitku? Membuatku terus merasa bersalah? Kenapa sulit sekali berbicara denganmu." Suara So Hyun meninggi, urat di lehernya ikut tampil. Sudah jelas emosinya memuncak.
"Kalau begitu berpacaranlah denganku kalau tidak ingin aku mempersulitmu. Bagaimana?"
"Kau sudah gi-"
Cup!
Entah apa yang ada di pikiran Seungyoun saat itu, tapi ia mencuri kecupan di bibir So Hyun. Jujur saja, cara ini di luar rencananya. Ah, ia bahkan tidak memiliki rencana apa pun. Termasuk berkata jujur tentang perasaannya. Semua itu di luar kendali dan ingin.
Begitu pula perkataannya yang terdengar tak masuk akal. Berpacaran dengannya? Padahal Seungyoun tahu pasti bahwa So Hyun sedang menjalin hubungan dengan Song Kang, si Model Terkenal.