Oracle - 08

579 128 10
                                        

"Selamat datang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat datang."

Bukan itu sambutan yang diinginkan So Hyun ketika bertemu kembali dengan wajah yang membuatnya kesal. Song Kang, pria itu lagi. Kali ini, entah apa lagi maksud dari senyumannya.

"Kau tidak mau masuk?"

So Hyun bersikukuh berdiri di depan pintu. Belum ada inisiatif untuk melangkahkan kakinya seperti keinginan Song Kang. Terlebih lagi semuanya masih belum jelas saat Sutradara Hwang berbicara di telepon. Tentang kewajiban yang mengharuskan So Hyun datang ke rumah si model tenar.

"Sebenarnya ada apa denganmu, Song Kang-ssi? Kenapa tiba-tiba memintaku menjadi pembimbing aktingmu? Apa kau lupa kalau aku hanyalah seorang asisten?" Emosi So Hyun meledak—tidak tahan lagi.

Hidup yang So Hyun jalani sekarang sudah cukup sulit. Bahkan kini dia sudah menerima pekerjaan dari Seung Youn untuk menutupi kekosongan waktunya selama dua bulan.

So Hyun tidak bodoh. So Hyun tahu sebenarnya Seung Youn melakukan semua itu—menerimanya—didasari rasa kasihan. Bila boleh jujur, kebaikan Seung Youn sedikit melukai harga dirinya. Namun, di sisi lain, kebutuhan menuntutnya untuk menyanggupi.

"Kau tahu kalau ini adalah karya perdanaku. Selain kau dan Sutradara Hwang, menurutku tidak ada yang lebih baik dalam mengenali setiap karakter peran di film ini. Jangan terlalu percaya diri dulu, Nona Kim. Tadinya aku sudah meminta Sutradara Hwang untuk menjadi pembimbing, tapi dialah yang menyarankan kau untuk menemuiku."

Sikap Song Kang benar-benar menyebalkan. Berdiri dan bersedekap sendiri, geriknya mengatakan bahwa ia tidak punya trik atas semua tuduhan yang baru disampaikan So Hyun. Jadi, sangat tidak beralasan kalau harus memarahinya.

"Apa kau masih mau bicara di luar? Ayo, masuk!"

Tangan So Hyun tertarik dengan mudah. Telapak yang besar menggapai lengan kecilnya.  Tenaga Song Kang berbeda dengan yang tertinggal di ingatannya. Ia yang sekarang, jauh lebih kokoh.

Menerawangkan pandangannya pada luasnya apartement yang dimiliki Song Kang, jelas bohong kalau So Hyun tidak kagum. Semua ini sangat berbeda dengan rumah yang ia tempati. Jelas sekali, Song Kang benar-benar sukses dalam pekerjaannya.

"Kau tinggal sendirian?" So Hyun masih mengamati setiap lekuk ruangan dengan kagum.

"Sendirian dan kesepian. Itulah aku." Song Kang tersenyum singkat.

Untuk sesaat, konversasi keduanya terbilang canggung. Ada suara lirih yang terdengar sebagai kejujuran. Membuat So Hyun urung bertanya lebih dalam.

"Ah, kalau begitu, bisakah kita membahas maksud  pertemuan ini?"

Masih memilih berdiri, So Hyun mengalihkan topik pembicaraan. Melirik pada jarum jam yang terpasang di tembok, waktunya terbilang malam sekadar untuk berkunjung. Perlu diingat, Song Kang adalah pria populer. Tidak terlihat baik untuknya dan Song Kang kalau mereka ditemukan hanya berduaan.

ORACLE (END)Where stories live. Discover now