ORACLE - 19

Mulai dari awal
                                        

"Ketinggalan!"

Perlahan ia merapikan rambutnya. Melihat ada uluran tangan yang menyerahkan bolpoin ke arahnya. Aneh. Seingatnya ia tidak memiliki bolpoin biru yang diberikan itu.

"Bukan! Ini bukan ...."

Suaranya berangsur hilang sesaat beradu pandang dengan sosok yang berdiri di depannya. Pupilnya turut membesar. Udara di sekitarnya seakan tersedot tak bersisa. Dadanya terasa sesak dengan pertemuan ini.

 Dadanya terasa sesak dengan pertemuan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita berjumpa lagi, So Hyun-ah!"

**

Ditemani gelato lezat, manis dan segar, Song Kang dan So Hyun duduk di salah satu bangku taman yang tidak jauh dari tempat mereka berjumpa. Adanya gelato untuk menghindari kecanggungan yang jelas terbentuk di antara keduanya.

Khususnya So Hyun. Sedari tadi kepalanya terus bergerak tak tenang; melihat ke kiri dan kanan secara bergantian. Seperti menunggu seseorang untuk menyelamatkannya dari Song Kang.

"Apa bertemu denganku membuatmu tidak nyaman?"

"Ah?" So Hyun membalas gugup.

Tangannya meremas gelas gelato yang masih terlihat utuh. Baru dua kali So Hyun menyuapkan hidangan manis itu ke dalam mulut. Aneh, rasa manis yang seharusnya terkecap, malah terasa hambar.

"Cih, kau bahkan tidak menyangkalnya." Song Kang tertunduk. Sama seperti So Hyun, ia juga tidak menikmati makanan manis itu.

Setahun sudah ternyata mereka berpisah. Meski begitu, hubungan yang diakhiri dengan kesan buruk itu masih melekat di ingatan. Seolah kejadian itu baru terjadi kemarin, menyisakan luka yang disembunyikan dalam diam masing-masing.

"Aku ...."

"Aku ...."

Keduanya berucap kata yang sama. Sama-sama ingin berbicara pada waktu bersamaan.

"Kau dulu." Sebelum Song Kang mempersilakan So Hyun untuk berbicara lebih dulu.

Awalnya wanita Kim itu berdeham. Butuh beberapa detik agar ia memberanikan diri.

"Aku sudah melupakan semua yang pernah terjadi antara kita. Karena itu, kau bisa bersikap seperti biasanya." So Hyun berbohong.

Ia tak pernah melupakan Song Kang. Tidak sehari pun. Namun, ego sebagai pihak tersakiti dan ingin terlihat tegar, membuat So Hyun memilih kebohongan ketimbang jujur. Seperti sekarang.

Song Kang menengok ke arah So Hyun. Hatinya mencelos. Kecewa. Kata lupa itu berbanding terbalik dengan yang selama ini ia rasakan. Setiap hari, Song Kang merindukan sosok itu untuk kembali padanya.

Sayang, ia salah.

"Benarkah? Aku juga ingin meminta maaf padamu. Maaf karena menyakitimu. Yang kau bilang tentangku bahwa aku kekanakan-kekanakan, kau benar. Dan aku menyesal tidak memperlakukanmu dengan baik." Meski tidak mengakui hatinya secara utuh, Song Kang berhasil mengatakan hal terpenting yang selama ini mengganjal. Bagaimanapun, ia belum sempat meminta maaf secara layak.

Keduanya kembali memilih bungkam. Membiarkan angin malam menatap mereka yang bergelut dengan kata hati masing-masing.

"Aku harus pergi." So Hyun berdiri. Gelato miliknya sudah mencair. Begitu pula hatinya yang meringis. Ia tak ingin menangis di depan Song Kang.

"Senang bertemu denganmu, Song Kang-ssi." So Hyun mengulurkan tangannya. Sebuah salam yang bisa diartikan sebagai perpisahan. Kali ini untuk selamanya.

Song Kang masih menatap pemilik mata hazel itu. Cinta, rindu, dan keinginan untuk memiliki wanita itu masih sama. Namun, apa mungkin hanya dirinya yang menyimpan asa itu?

***
To be continued


Besok ya endingnya 😎😎

ORACLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang