Keberuntungan dan nasib buruk, benarkah bisa ditentukan dari sebuah ramalan?
Apa keberuntungan lebih utama ketimbang cinta?
"Bukankah semua ini karena ramalan? Jadi, buat apa berjuang?"
"Kalau tidak ada ramalan, apa mungkin aku memiliki keberanian...
"Aku tak sengaja memberitahunya tentang ramalan itu." Manager Han memotong perkataan Song Kang.
Ucapan yang mengejutkan. Memacu sekujur syaraf kesadaran Song Kang berangsur mati rasa. Mata bulatnya terus membola. Baru saja ia disadarkan alasan kemarahan wanita Kim itu.
"Maafkan aku." Masih suara Manager Han mengaku sesal.
Bibir atas Song Kang menyungging, membentuk seringai tipis.
"Sial!"
Sebelum lima detik berikutnya, Song Kang berlari dari apartemennya. Kakinya bergerak tak terkendali. Meski ia tahu salah, setidaknya Song Kang ingin menjelaskan semuanya.
***
Bukankah bodoh terjerembab di lubang yang sama? Seakan kegagalan di lalu tidak jera mengikutinya hingga sekarang.
Sama seperti dulu.
"Apa benar kau memukulnya?"
Kala itu senja mulai menyapa. Kebanyakan murid telah berhamburan pulang. Menyisakan sebagian kecil murid yang masih berkutat dengan kesibukan masing-masing.
Di salah satu kelas, gadis dengan tag name Kim So Hyun mendatangi kelas pemuda yang tidak lain adalah kekasihnya. Hanya saja, dua bulan belakangan ini, hubungan keduanya terlalu banyak dibumbui dengan pertikaian.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yang diajak bicara, Song Kang, tidak menjawab. Atensinya terfokus pada komik yang tertinggal di salah satu meja murid perempuan. Sebenarnya ia tidak benar-benar menikmati bacaannya, hanya saja ini cara yang terpikirkan olehnya 'tuk menghindari dari celotehan kekasihnya, So Hyun.
"Yak! Aku bicara denganmu!" So Hyun menarik kasar buku yang dipegang Song Kang.
Bergerak lambat, Song Kang akhirnya menatap lawan bicaranya yang tampak gusar. Sudah jelas ia sedang marah. Memarahinya sama sekali tidak membantu luka yang berjejak di wajahnya lekas sembuh.
"Kau memukulnya?" Repetisi pertanyaan yang membuat Song Kang muak.
"Kenapa? Apa aku tidak boleh memukul pria yang mendekati kekasihku sendiri? Apa kau tahu, dia itu berencana melakukan hal buruk padamu, karena itu—"
"Berhenti ikut campur hidupku!"
Song Kang terdiam sesaat So Hyun memotong perkataannya.
Memejamkan mata per sekian detik, So Hyun kembali meneruskan ucapannya, "Berhenti bersikap kekanakan. Aku bisa melindungi diriku sendiri, tapi aku tidak bisa mengontrol rasa cemburumu yang berlebihan. Apa kau tahu rasanya dijauhi teman-temanku sendiri karena memiliki kekasih sepertimu? Hah ... sempurna apanya! Kau hanya pria yang pencemburu yang selalu bersikap sesukanya!"