Prakata

3.2K 368 126
                                    

28 Oktober 2019

Dear all,

Ketemu lagi denganku di work baru, untuk meramaikan RAWS FESTIVAL, November  2019 dengan 50, 100, atau 300 kata per hari.

Sanggupkah?

Harus.

Konsisten itu susah, tetapi sekalinya kita dobrak yang namanya "mager, monyerah, masa bodoh," rasanya bakal ringan dan nagih.

So, aku temani kalian, para members RAWS. Berjuang sampai akhir. Sambil aku menulis Kelana untuk posting di Storial.Co. setiap Selasa dan Jumat. Juga menabung draft naskah baru untuk Republika (masih rahasia. Hehe. Yup, bakal paralel ini).

Bismillah.

Aku menjuduli work ini: PUDAR.

Menurut KBBI:

pu.dar

1. a suram (tidak bercahaya, tidak berseri-seri)a pucat (tentang warna);

2. kurang terang atau kabur (tentang gambar, potret, dan sebagainya);

3. sayu, tidak berseri-seri (tentang mata)a tidak bersemangat lagi;

4. agak kendur atau tidak keras lagi (tentang ajaran agama dan sebagainya);

5. kurang manjur (tentang kesaktian dan sebagainya)a buyar (tentang inspirasi, ilham, dan sebagainya)

6. a ki tidak berkuasa lagi; tidak berpengaruh lagi


PUDAR terdengar dramatis, seperti PELIK, dengan banyak arti yang menginspirasi.

Kata itu akan menjadi benang merah yang merangkai setiap part.

Kita lihat nanti, apakah karya ini akan menjadi novela utuh, atau kumcer. Yang jelas, tiap partnya harus bisa berdiri sendiri, sesuai aturan. Dan setiap part, kemungkinan akan mengambil bentuk verse/bait.

Cover aku rancang sendiri. Ilustrasinya karya mahasiswa DKV bernama pena Sora Akira. Itu penggalan komik uji coba untuk Clair.  Aku pakai adegan yang paling dramatis. Dulu, waktu Clair masih percikan ide, Rhea Rafanda rambutnya pendek lurus.

Aku dan Sora berniat bekerja sama membuat webtoon. Tapi kami sama-sama sibuk. Terutama Sora, yang masih mahasiswa, perlu fokus ujian dsb. Tertundalah entah sampai kapan.

Kapan work ini aku update? Setiap hari tentu saja, coba sepagi mungkin. Sepi, agar lebih mudah berkonsentrasi.

Oh ya, aku tidak masuk kelompok mana pun. Nasib deh. Jadi, alih-alih alasan aku pilih kelompok tertentu, aku share postinganku di Instagram tentang membaca. Agak narsis dikit. Haha.

 Haha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


#onwriting
Itu prinsipku sih. Karena menulis kan perlu bahan, perlu inspirasi, perlu pelumas, maka membaca adalah cara paling ampuh.

Minimal 10, seringnya lebih. Namun dari 10, aku malah bisa menulis lebih dari satu.

Pada periode 1998-2010, saat aku belum full-time menulis, sebagai penerjemah dan editor, aku hampir setiap bulan menggarap buku baru, kebanyakan terjemahan, yang berarti tabunganku banyak, meluap-luap. Itu jadi modal berlimpah.

Membaca 10 itu bisa mencakup ini (variasi sesuai kebutuhan):

1. Bacaan sejenis yang ingin aku tulis, kalau mau nulis cerpen, baca cerpen, menulis fantasi, baca fantasi, dst.

2. Karya penulis yang level/jam terbangnya di atasku, yang melejitkan kemampuan menulis tanpa disadari.

3. Bacaan di luar kesukaan. Keluar dari zona nyaman.

4. Nonfiksi.

5. Artikel-artikel pendukung.

6. Buku pesaing di pasaran. Sudah adakah yang terbit duluan dengan ide mirip-mirip?

7. Bacaan spesifik untuk target usia yang dituju. Mau nulis buat anak, baca buku anak. Begitu juga kalau middle grade atau young adult.

8. Anything for fun, alias membaca untuk hiburan saja. Ringan dan memberikan efek santai.

9. Bacaan yang bikin mikir, "Aku bisa menulis lebih baik dari ini." Bahkan buku yang dianggap buruk, memberiku pembelajaran.

10. Buku tentang writing craft/teori menulis, bahasa dan kebahasaan, creative process, dan sejenisnya.

Kalau baca sebanyak itu, kapan menulisnya?

Kan tidak harus baca sampai selesai dulu baru menulis, tapi bisa seiring sejalan. Kalau seminggu baca 1 buku, 10 minggu dapat 10, menulis 1 novel sering perlu waktu lebih panjang dari itu, kan?

Ajaibnya dengan membaca, modal 10 itu bisa untuk menulis lebih dari satu. Trust me.


Salam kreatif

Ary


PS. Foto unyu dari 2010. Haha. Biar pas dengan waktu aku pensiun jadi penerjemah.

PudarWhere stories live. Discover now