Entah apa yang terjadi. Song Kang sama sekali tidak tahu apa yang sedang direncanakan Manager Han.

Belum tuntas rasa penasarannya, pria Han itu menepuk bahu dan berlalu dari hadapan Song Kang. Jujur saja, senyumnya yang meninggi, tidak lantas membuat Song Kang merasa tenang.

Benarkah ia bisa memercayai semuanya pada orang lain?

**

Lain yang dirasakan Song Kang, begitu pula yang dirasakan Sohyun. Pada saat urusannya dengan Song Kang belum lagi terselesaikan, kini Cho Seungyoun ikut menempatkan dirinya dalam posisi sulit.

"Berhentilah bekerja di sana!"

"Aku tidak akan meminta maaf karena sudah menyukaimu."

Dua pernyataan dari dua pria yang berbeda, berkelebat di benak wanita Kim itu. Memijit pelipisnya gusar, tidak pula membuat pikirannya kembali lenggang. Mengacak surainya juga percuma, karena pada dasarnya So Hyun tidak punya jalan keluar untuk semua kekusutan ini.

Song Kang, pria dari masa lalu yang menjelma kembali menjadi kekasihnya. Dan ada Seungyoun, pria yang ia anggap teman terbaik, meluluhlantakkan semua jalinan mereka karena perasaan yang melebihi batas seharusnya.

"Nona Kim!"

Suara Sutradara Hwang, pria bertubuh agak gempal itu menyentak kesadaran So Hyun yang sedang berjalan menuju ruang rekaman.

"Iya, Sutradara Hwang," jawab So Hyun sedikit bingung, "bukankah jadwal survei hari ini berlangsung sore? Kenapa—"

"Aku membawa berita baik untukmu!" Pria itu menyela ucapan So Hyun.

Bertambah bingung karena So Hyun merasa sikap pria yang menjadi pimpinannya itu aneh. Selain jabatannya sebagai asisten sutradara itu bertahun-tahun, statusnya sebagai pekerja lepasan, apa ada berita lain yang mau dibagi dengannya?

"Ayo, ikut denganku!" Masih Sutradara Hwang mempersilakan So Hyun untuk mengikutinya. "Kau akan berterima kasih padaku," lanjutnya membuat dahi So Hyun mengernyit.

**

"Nona Kim?"

So Hyun terkejut mendapati sosok itu menunggunya. Setelah kabar survei hari ini dibatalkan, tadinya ia berpikir untuk kembali ke rumah untuk beristirahat. Sekaligus menenangkan diri. Benar, dia butuh waktu untuk sendiri.

Nyatanya apa. Kejutan demi kejutan seakan tidak berhenti tersuguhkan hari ini. Setelah Sutradara Hwang, kini ada pria lain yang ia ingat sebagai manager kekasihnya—Song Kang—ikut mendatanginya.

"Ada yang bisa kubantu?" tanya So Hyun tak begitu yakin.

"Tentu. Ikutlah denganku!" Pria itu lantas membuka pintu mobil bagian belakang.

Tadinya So Hyun tak yakin. Bahkan terpikir untuk menolak. Namun, ia mengurungkan niatn sesaat mendengar suara gelak beberapa orang yang mendekati pintu keluar kantor. So Hyun melihat ada Seungyoun yang tergabung dalam kumpulan itu.

Tangan gadis Kim itu bergerak kacau. Pun kakinya ingin pergi, tapi seolah bingung ingin melangkah ke mana.

"Baiklah. Aku ikut." Atensinya hanya menangkap mobil terbuka itu sebagai pelarian dari Seungyoun.

Wajahnya memerah memikirkan kejadian sebelumnya. Rasa manis yang berjejak di bibirnya, masih meninggalkan sengatan yang abstrak.

"Kita mau ke mana?" So Hyun mulai tersadar sesaat mobil bergerak.

"Kau akan tahu sendiri." Dari kaca spion dalam mobil, pria Han itu memasang seringai licik yang diartikan So Hyun ganjil.

Tidak ada yang bisa So Hyun lakukan di mobil selain duduk manis sembari menikmati pemandangan di luar sana. Rute perjalanan ini sendiri tidak begitu asing. Setidaknya tidak sekali ia pernah melewatinya, So Hyun yakin ia akan dibawa ke apartement Song Kang.

"Aku sudah lama mengenal Song Kang. Sejak awal ia debut sebagai model, aku selalu menjadi temannya. Kau tahu, untuk terjun ke dunia hiburan ini, ia melewati banyak kesulitan. Namun, aku bangga karena pada akhirnya ia bisa bertahan dan terus berhasil."

So Hyun duduk menjadi pendengar yang baik tatkala pria dewasa itu menyinggung kehidupan Song Kang. Masa di mana So Hyun sendiri tak tahu kabar pria Song itu.

"Kalian sudah berpacaran, bukan? Jangan mudah tersinggung karena kau akhirnya akan mengerti bahwa Song Kang adalah pria yang manis."

Manis katanya? Sontak So Hyun tersenyum. Memang, pria Song itu kadang-kadang bersikap manis. Namun, lebih banyak bersikap kekanakan.

"Aku sudah lama mengenalnya. Dan kami pernah dekat sebelum kembali memutuskan berpacaran kedua kalinya," tutur So Hyun ikut larut dalam pembicaraan. Turut mengenang masa lalu keduanya yang diawali dengan kesalahpahaman.

"Benarkah?" Pria Han itu melirik dengan alisnya yang berjungkit. "Kenapa dia tidak pernah memberitahukanku? Ah, pasti dia juga tidak menyangka wanita yang diramalkan itu adalah mantan kekasihnya sendiri. Pasti begitu."

Berjeda sepuluh detik, mobil mendadak berhenti. Pria Han itu perlahan memutar kepalanya menatap So Hyun.

"Wanita ramalan katamu? Apa maksudnya?"

Telinganya jelas tak salah mendengar. Kali ini, kejutan apa lagi yang akan ia dapatkan?

***
To be continued

ORACLE (END)Where stories live. Discover now