Hatiku agak kecewa karna yang kulihat justru Elin dan Daniel. Apa sih yang kuharapkan? Melihat Ken menyergah kekamarku dan melarangku sekamar dengan Mike?

"Clau, Mike, kita masuk ya?" Kata Elin.

"Masuk aja," Sahutku dan Mike kompak, "Kalian nggak makan duluan?"

Daniel menggeleng dan berjalan masuk kekamarku bersama Elin tanpa menutup pintunya, "Ehm, Mike, lo mau sekamar sama gue aja nggak? Just in case, lo nggak nyaman.. Elin bisa sekamar sama Claudy.."

"It's okay, Niel, I'm okay, we're fine. Take your time, jangan khawatir." Aku menjawab Daniel walau dia berbicara pada Mike.

Elin menatapku dan Mike bergantian.

"Gue nggak apa-apa! Ih! Kalian kenapa sih? Jangan pada begitu sama gue!" Dengusku menyadari kekhawatiran Elin dan Daniel.

Mike justtu tertawa, "Gue paham kok kenapa kalian khawatir banget sama Claudy. Dia bener-bener nggak ada rasa curiga sama gue. Padahal, gue cowok loh."

Elin menghela nafas panjang, "Itulah, Mike! Bukannya gue nggak percaya sama lo, lo paham kan?"

Apa sih mereka ini?

Mike mengangguk, "Oke, kalo gitu, gue sekamar sama Daniel aja deh."

"Nggak-nggak! Gue mau sekamar sama lo, Mike!" Tolakku seraya geleng-geleng kepala. Dasar! Masa aku menghalangi Elin dan Daniel hanya demi kepentinganku semata? Aku jadi terlihat seperti bayi yang harus dijaga orang-orang. Aku tidak mau seperti itu. Kesannya, aku merepotkan dan ribet banget.

Kami semua kompak menoleh kearah pintu kamarku saat mendengar bunyi tonjokan di pintu.

Dan hatiku tercekat menangkap sosok Ken tengah berdiri didepan kamarku dengan tangannya yang mengepal menonjok pintu.

Dia menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa kujelaskan.

Tapi lalu dia berpaling dan berbalik pergi dari depan kamarku dan Mike.

Kalau memang dia tidak mau aku sekamar dengan Mike, kenapa dia tidak menolak saat Audy mau sekamar dengannya?

* * *

Ken's POV

Apa sih maksud Claudy? Jadi dia mau sekamar dengan Mike? Baiklah kalau itu kemauannya, aku tidak perlu lagi memusingkannya.

Aku berjalan ke ruang makan dan mengambil nasi kotak karna perutku mulai lapar. Audy sedang sibuk berberes dikamarku dan kamarnya. Sedangkan Ryan dan Anne kuyakin sedang melakukan sesuatu dikamar sedari tadi. Kamarku berada disamping kamar keduanya, makanya aku ogah kekamarku karna malas mendengar segala suara-suara yang dihasilkan dari kamarnya.

Saat aku sedang asik makan sendirian, Claudy mengambil nasi kotak yang berada di meja makan didepanku.

Aku meliriknya sekilas, tapi memilih mengabaikannya.

Mulutku memang masih mengunyah, tapi mataku masih menyadari saat Claudy mengambil dua kotak nasi. Akalku mengatakan dia mengambilkan kotak yang lain untuk Mike.

Oke, cukup. Aku tidak bisa menahannya lagi.

"Ngapain lo ambilin bagian Mike sekalian?" Aku menahan tindakannya, menggenggam pergelangan tangannya.

Claudy memutar bola matanya, "Apaan sih, Ken."

"Emang dia apa lo sih? Pacar? Sejak kapan lo pacaran sama dia?" Kataku tidak tahan lagi, "Pake sekamar sama dia segala, ternyata lo sendiri emang mau sekamar sama dia. Sia-sia gue khawatir."

Claudy menyentak tangannya dariku, "Lo sendiri emang sekamar sama siapa gue tanya?" Balasnya padaku, "Dan gue ambil ini bukan buat Mike, tapi buat Elin."

"Iya, soalnya gue bisa ambil sendiri." Aku menoleh pada si brengsek Mike yang tau-tau sudah nongol dan mengambil nasi kotak bagiannya, "Niel, lo mau gue ambilin sekalian nggak?" Serunya pada Daniel yang tengah duduk di ruang tengah bersama Elin.

"Boleh! Sekalian punya Elin dong, Mike!" Sahut Daniel.

"Udah gue ambilin!" Sahut Claudy dan mengambil dua nasi kotak tersebut. Kali ini aku tidak menahannya.

Tapi saat aku melihat kearah ruang tengah, kusadari Elin sedang tertawa terpingkal-pingkal dan Daniel sedang menahan tawa. Brengsek! Mereka pasti sengaja!

Aku langsung menyambit keduanya dengan gelas plastik yang ada di meja makan kearah keduanya dengan kesal.

* * *

Claudy's POV

Aku segera membuka bajuku dan melemparnya kepinggir pohon karna daritadi aku sudah mengenakan baju renangku didalam baju yang kupakai saat berangkat. Kali ini aku memakai baju renang berwarna hitam, modelnya mirip seperti yang kugunakan saat beli bersama Daniel dulu.

Aku menoleh dan mendapati Mike tengah terperangah menatapku, "Kenapa, Mike? Ayo! Kita bisa snorkling disana! Nih, kacamatanya!" Aku melemparkannya kacamata renang.

Dia menangkapnya tapi terlihat agak salah tingkah, "Oke!"

"Lo nggak ganti baju?" Tanyaku menyadari dia masih belum berganti.

Mike tergagap sesaat tapi lalu dia seperti tersadarkan, kemudian membuka baju dan celananya. Ternyata dia juga sudah mengenakan celana renang dibalik celana jins nya. Ups, ganteng banget. Gila, persis seperti di adegan saat Hardin Scott tengah membuka bajunya di danau di film After. Kurasa, kalau matanya juga berwarna hijau, dia akan jadi cloningannya.

Dia menoleh kearahku dan menggedikan dagunya kearah pantai. Sesaat, tanpa kusadari aku menelan ludah.

"Ayo, Clau!" Ajaknya padaku sembari menyeringai tipis. Oh tidak, saat ekspresinya begitu, lesung pipinya betul-betul membuatnya makin mirip Hero Fiennes Tiffin.

Aku mengangguk dan menggigit bibir bawahku.

"Eh, tungguin gue sama Daniel dong!" Seru Elin sembari berlari diikuti Daniel dari belakang kami.

Elin tengah menggunakan baju renang berwarna merah muda yang menunjukan kaki jenjangnya dan Daniel menggunakan celana renang berwarna biru tua.

"Ayo!" Seruku dan Mike kompak kemudian berlari kearah pantai.

Laut! Aku datang!

SEX APPEALWhere stories live. Discover now