"Eh, Syifa! Tunggu!" Irsya menghentikan langkah Syifa.

"Ada yang tertinggal, kak?"

"Nih! Kasih nomor ini ke kakakmu!" Ucap Irsya sembari memberikan potongan kertas berisikan angka-angka.

"Nomor apa?"

"Nanti kakakmu tau sendiri." Balas Irsya.

"Owh, ya udah. Nanti aku kasih kok."

"Ship!"

Sanah dan Syifa pun kembali melanjutkan perjalanannya yang terjeda.

"Sya! Kok bisa jadi kek gini, gimana sih?" Tanya Meisya setelah Sanah dan Syifa pergi.

"Panjang." Balas Marsya singkat.

"Kamu ada masalah apa di sekolah?" Tanya Elisa.

"Bukannya kaka pinter bunuh orang, ya?" Celetuk Melisya.

"Ish, adek! Bukan bunuh orang. Tapi bela diri." Ralat Irsya.

"Nggak ada, kok. Cuma ada masalah dikit." Balas Marsya.

"Ya tapi apa?" Tanya Ahmad.

"Anu, apayah? Pokoknya ada hubungannya sama...."

Hening

"Eh! Akhlan di mana?" Tanya Marsya tiba-tiba. Membuat kaum di dekatnya membisu.

"Ma, Pa! Akhlan di mana?" Tanya Marsya lagi.

Tak ada jawaban. Membuat Marsya nekat turun dari ranjang.

"Sya! Kamu nggak boleh bangun dulu. Kondisi kamu masih lemah." Ucap Elisa.

"Enggak, Ma! Akhlan lebih penting!"

"Kak Akhlan di ruang sebelah! Tadi sore aku ke sana liat kak- Mmmmpph!" Meisya membungkam mulut ember Melisya. Begitupun Irsya. Elisa dan Ahmad memandang Melisya dingin.

"Di mana? Ruang sebelah?" Marsya lantas bangkit dengan tertatih-tatih.

"Sya! Besok aja, yah! Ini udah malem, loh!" Ucap Ahmad memperingati.

"Bentar aja, Pa! Ayok, Mel!" Ucap Marsya sembari menyeret tangan Melisya keluar ruang rawatnya.

Dengan langkah panjang, Marsya berjalan memasuki kamar di mana Akhlan berada.

"Assalamu'alaikum." Marsya mengucap salam lalu mengedarkan pandangannya pada seorang lelaki yang penuh dengan alat-alat medis.

"Marsya! Kamu sudah sadar!" Selin memeluk Marsya erat. Sembari meneteskan air mata lagi.

"Ma! Gimana keadaan Akhlan?" Marsya melepaskan pelukannya.

Selin diam. Ia hanya mengarahkan pandangannya pada Akhlan yang terbaring di bangsal.

Marsya berjalan hati-hati. Ia duduk di kursi yang ada di samping Akhlan.

Tes..

Lagi dan lagi air mata. Kenapa ia begitu cengeng belakangan ini?

Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]Where stories live. Discover now