[28] Bad Day (II)

867 54 0
                                    

Assalamualaikum...📞
Hai, pembaca setia KISPA yang malu-malu nunjukin diri...😄
Alhamdulillah belakangan ini aku bisa rutin update😅
Eh, kenalin aku, Adel😋
Panggil aku itu, yah...👆
Udah itu aja kenalannya. Selebihnya tanya aja pribadi, ato kalian juga bisa ngunjungi IG Adel di bio.💜
Okelah, lanjut aja ke cerita📖
(Sorry for typo(s))

Happy Reading ❣️


"Inikah?" Tanya Damar pada dirinya sendiri.

"Gue rasa iya. Ni rumah bangke banget, dah!" Timpal Huda.

Sementara Akhlan dan Leva sudah duluan berjalan di garis terdepan. Damar dan Huda lantas membuntuti keduanya.

"Awsssshh..." Rintih Leva sembari memegangi tangannya.

"Eh, buset! Tembok aja ada pakunya?" Lirih Leva terkejut. Untung saja tangannya tak sampai berdarah terkena paku kecil-kecil nan tajam.

"Hati-hati! Pencahayaan kurang, banyak banget benda tajam." Bisik Akhlan mengingatkan.

"Gue ada senter ponsel." Ucap Huda.

"Bego! Nanti ketauan lah!" Balas Damar.

"Gue dapet jalannya. Ini ada pintu tua. Coba aja kita masuk." Ucap Leva membuyarkan pikiran ketiga cowok di dekatnya.

Mereka lantas mengikuti arah jalan Leva. Akhirnya, setelah hati berdebar-debar melewati segala benda tajam yang siap menggores kulit, mereka dapat masuk di sebuah ruangan kumuh.

"Udah sampai di sini, gimana lagi?" Tanya Huda.

"Kita pencar dua-dua aja. Gue sama Huda, Akhlan sama Damar. Gue ke sebelah kiri, Akhlan ke sebelah kanan." Jelas Leva Dan diangguki oleh Damar dan Huda. Tidak untuk Akhlan yang memasang wajah dinginnya.

Setelah itu mereka segera mengikuti alur yang telah mereka putuskan.

Akhlan berjalan dengan waspada bersama Damar.

"Mar! Lo liat di ruang sebelah tadi! Gue bakalan masuk yang ini. Biar cepet nemuin Marsya. Kalo ada apa-apa, chat gue. Jangan telepon!" Titah Akhlan sedikit berbisik.

"Tapi, kalo misal a'-"

"Biar cepet, Mar! Firasat gue gak enak. Udahlah, lo cepet sana masuk. Gue masuk dulu. Hati-hati!" Setelah berucap demikian, Akhlan lantas memasuki ruangan minim cahaya itu pelan-pelan.

Damar, ia sedikit tak ragu akan keputusan Akhlan. Entah kenapa dirinya kembali mengkhawatirkan Akhlan.

°°°

"Bos! Dia udah masuk ke ruang cewek tadi. Yang satunya ke ruang dekat situ."

"Bagus. Jalankan misi!"

Ttutttt...

"Sebentar lagi." Lirih Sehan dengan senyum iblisnya. Ia berjalan angkuh menuju ruang di mana Marsya ia tempatkan.

Ia berjaga-jaga, memastikan lawan tak melihat dirinya. Dilihatnya Marsya dengan mata terpejam terdiam kaku. Entah tidur entah apa.

Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]Where stories live. Discover now