10. Hari yang Panjang

30 2 0
                                    

"Ki, ada yang mau gue tunjukin ke lu" ujar Bowo pada Zaki yang sedang menyalakan motornya untuk mengantar Rara pulang.

"Apa? Nanti aja, gue buru-buru" jawab Zaki kemudian melajukan motornya.

Zakipun berlalu...

"Kamu kenapa diem aja dari tadi? Masih mikirin sikap Adit tadi?" Tanya Zaki yang melihat pacarnya banyak diam sejak jam istirahat.

"Gpp kok" Rara menjawab singkat.

"Kamu mau ice cream? Atau cokelat? Biar Mood kamu bisa balik lagi? Tanya Zaki mencoba menggoda Rara.

"Iih, apaan sih kamu" rara mencubit pinggang zaki.

"Ampun bunny, ampun" Zaki tertawa sambil menahan rasa sakit karena cubitan rara.

"Jangan kayak tadi lagi ya" Ingat Rara

"Kayak tadi gimana?" Zaki bingung

"Ngajakin Adit ribut, aku tadi udah cemas banget, takut kalian ribut" Gerutu Rara

"Kamu tenang aja"

Handphone Zaki berdering tapi di abaikan Zaki sampai ada sebuah notifikasi sms masuk.

"Kamu gak angkat telepon?" Tanya Raara

"Kan aku lagi bawa motor, nanti kalo nabrak gimana?" Jawab Zaki

"Oh iya ya, tapi kan bisa nepi dulu, kayaknya penting" lanjut Rara

"Ah paling juga anak-anak ngajakin kumpul" jawab Zaki.

*****

Zaki merebahkan tubuhnya di atas kasur, matanya menatap langit-langit kamar. Baru saja tiba di rumah tapi dia sudah merindukan pacarnya kembali. Dia pun mengambil handphonenya berniat ingin menghubungi Rara, tetapi di layar handphonenya tertera.

7 panggilan tak terjawab
1 MMS

Dia lupa kalau sedari tadi dia terus di telepon, Zaki pun melihat siapa yang sejak tadi menghubunginya, ternyata Bowo yang menghubunginya.

Zaki mulai membuka MMS yang di kirimkan Bowo. matanya terbelalak, nafasnya menderu, matanya memerah menahan marah, rasanya dia tak percaya apa yang sedang di lihatnya foto seorang yang dia cintai bersama dengan seorang lelaki dengan senyum yang begitu bahagia.

"Lu kelewatan ra! Apa apaan ini? Apa ini yang di maksud Aditya? kenapa Aditya manggil lu munafik!!" Zaki membanting handphonenya ke tempat tidur.

"Siapa lelaki itu? Apa kamu mengkhianatiku? Kenapa kamu begitu kejam Aurora Kinandra!" Zaki memejamkan matanya, dia menahan amarahnya yang begitu besar.

Zaki gusar, pikirannya kalut, tangannya refleks memukul kaca yang ada di hadapannya, membuat buku-buku jarinya berdarah.

"Ok, kalo ini kemauanmu, Kita liat siapa yang akan lebih menyedihkan!!" Zaki tersenyum licik dengan tangan yang terkepal, sakit di tangannya tidak sebanding dengan sakit yang dia rasakan, rasa sakit yang teramat ketika tau dia sedang di khianati.

______________________________________________

"Aduh...kesiangan gue, Zaki kemana? Di teleponin dari tadi gak di angkat, gak ngabarin gue kalo dia gak jemput hari ini" gerutu Rara yang sudah berada di atas mobil kevin, tidak biasanya Zaki tidak ada kabar seperti sekarang.

SATU NAMA, SEBUAH CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang