31. Kolam Renang

42 2 0
                                    

"gak sarapan?" Tanya adit ketika rara keluar dari kamar.

"Astaga... Lo tuh ya, kalo gue jantungan gimana?" Rara kaget melihat adit yang tiba tiba muncul di hadapannya.

"Gampang... Tinggal gue gotong ke RS" jawab adit yang melangkah maju mendekati rara.

"Mau apa?" Tanya rara melangkah mundur, menjauhi adit.

Adit menarik tangan rara, mengajaknya berjalan menuruni anak tangga.

"Lepasin" rara mencoba melepaskan tangan adit.

"Adit lepasin" rara mencoba usaha lain, memukul lengan adit, agar adit melepaskan tangannya.

"Cie...gandengan teruuuuss" ledek Andra.

"Adit, jangan gini bisa jadi bahan gosipan anak-anak" ujar rara lagi.

"Udah terlanjur" jawab adit.

"Maksudnya?" Rara bingung dengan perkataan adit. 

Tapi Adit hanya diam, tak menjawab pertanyaannya.

"Makan" suruh Adit yang sudah menduduk- an rara di kursi meja makan sembari memberikan sepiring nasi goreng yang tadi dia buat.

"Sana pergi, risih gue" usir rara pada adit.

"Bye" Adit melangkah pergi sambil mengedipkan sebelah matanya.

Rara bergidik tak karuan melihat tingkah Adit yang menurutnya sangat aneh.

Vanya, cici, indira, febby, lina kini ikut duduk berkerumun di dekat rara.

"Ra, lo semalem sama adit itu --?" Tanya vanya dengan ucapan yang terputus.

"Gimana? Rasanya sama adit?" Lina ikut bertanya.

"Patah hati tingkat kecamatan gue" Febby manyun.

"Maaf ya, kalian ini sebenernya lagi ngomongin apaan sih?" Tanya rara dengan mulut yang masih berisi nasi goreng.

"Aduh ra... masa' iya harus kita jelasin, jangan pura-pura bego' deh" cici mulai ikut bersuara.

"Sumpah ya..kalian tuh gak jelas banget, gue beneran gak paham maksudnya" rara masih lanjut mengunyah nasi goreng miliknya.

"Loel sama adit tadi malem ciuman?" Bisik indira memperjelas, indira lebih memilih berbisik tidak ingin di dengar maura atau pun bibi.

Uhukkk uhuuuk... Sontak nasi goreng dari mulut rara langsung berhamburan keluar ketika mendengar ucapan indira.

"Raraaaa......joroooook!!" teriak vanya dengan bola mata yang hampir keluar.

"Siapa bilang? Adit?" tanya rara spontan lalu memijat sedikit dahinya.

"Andra, katanya liat kalian berdua di balkon lagi gitu" jawab cici.

"Gak gak... Dia salah liat, bohong" rara membela diri.

"Beneran, sumpah...gue gak ngapa ngapain sama adit, jangan percaya sama Andra" jelas rara kepada kelima orang yang kini menatap wajah rara lekat tanpa berkedip, seolah dia sedang di adili.

"Ya juga gpp sih ra, gue seneng banget malah kalo liat lo sama adit" dukung vanya

"Ssttt... Gue lagi gak bercanda ya" tatapan rara serius.

"Oke oke... Kita percaya" jawab indira merangkul rara.

"Thanks, kalian emang sahabat terbaik gue" rara tersenyum lega.

"Renang yuk, di agra tirta" ajak axel yang muncul bersama adit dan andra.

"Gue mau pulang" jawab rara manyun.

SATU NAMA, SEBUAH CERITAWhere stories live. Discover now