22. Cokelat

28 3 0
                                    

"Ada yang sudah punya email disini?" Tanya pak Robi pada siswa-siswi kelas XII IPA 1 yang sudah memenuhi lab komputer.

Ada 3 siswa yang mengangkat tangan adit, nora dan Fino.

"Oke, saya jelaskan sedikit. Nanti untuk yag sudah punya bisa bantu saya ajarkan teman teman yang lain ya" pinta pak robi

Setelah menjelaskan, pak robi mulai berkeliling melihat satu persatu siswa siswi yang sedang membuat akun email, sesuai yang dia sudah ajarkan.

"Jika sudah, nanti bisa langsung di gunakan untuk masuk ke yahoo messenger ya" jelas pak robi lagi.

Rara dan vanya saling membantu membuat akun, maklum masih buta mengenai email. Sebelumnya rara hanya menggunakan komputer di rumah untuk sekedar membuat makalah, mendengar lagu, atau pun hanya sekedar membuat coretan coretan kecil.

"Bisa gak?" Tanya adit mendekati rara.

Rara hanya mengangkat bahunya, sambil mengetuk ngetukkan pena ke meja.

Adit mengambil sebuah kursi, kemudian meletakkannya di sebelah rara, dengan cekatan adit membantu rara membuat akun email, sesekali adit mengejeknya dan sesekali adit juga mendapatkan hadiah kecil berupa pukulan kecil ataupun cubitan di lengannya.

"Udah tuh, tinggal pake' aja" ujar adit sambil berdiri meninggalkan rara dan kembali ke mejanya.

Tak lama muncul chat masuk dari adit.

"Banyak-banyak belajar, biar pinter"

Rara otomatis memutar wajahnya ke arah adit kemudian memelototi dan menjulurkan lidahnya pada adit yang selalu mengejek- nya.

*** Kantin ***

"Kenapa muka lo tegang banget" tanya indira yang menyadari ekspresi rara seperti orang yang sedang menghadapi ujian.

"Dia mau ngomong sama kalian" jawab cici

"Ngomong apa?" Tanya vanya penasaran.

"Lo aja ci yang ngomong" rara bingung.

"No... Lo yang jelasin lah" tolak cici

"Janji ya jangan pada marah sama gue" pinta rara pada indira dan vanya.

"Apa? Buruan buat orang bingung aja" nyinyir indira yang sudah tak sabar.

"Sebenernya gue sama zaki udah balikan" setelah menjelaskan, rara langsung menutup kedua telinganya, tidak ingin mendengarkan ocehan yang akan keluar dari mulut indira dan vanya.

"Bener-bener lo ya, diem diem gak taunya balikan, kirain beneran benci" ujar indira sambil menarik tangan rara yang di gunakan untuk menutupi telinganya.

"Benci, bener-bener cinta mati" ledek vanya.

"Apa sih, jangan kenceng-kenceng, gue gak mau sampe nyebar ke sekolah ini. Kadar harga diri gue bakal tambah turun" ujar rara sambil menutup mulut vanya dengan telapak tangan kanannya.

"Ye iye.. maaf deh, jadi gak ada yang tau kalo lo balikan sama zaki?" Tanya indira

"Gak, cuma kalian" jawab rara cepat.

"Woii, gosipan mulu" ejek lina yang baru datang, lalu langsung mengambil tempat duduk di samping cici.

"Tadi malem, ada yang dengerin radio gak?" Tanya lina sambil menyebutkan nama salah satu stasiun radio.

SATU NAMA, SEBUAH CERITAWhere stories live. Discover now