21. Jujur

28 2 0
                                    

"Gue mau tanya ke loe, tapi tolong jawab jujur" tanya cici dari seberang telepon.

"Apaa cinta" sahut rara

"Loe balikan sama zaki?" Pertanyaan cici membuat rara terdiam sejenak, bingung harus jujur atau tetap menyembunyikan hubungannya dengan zaki.

"Halo ra, lo masih disitu kan?" Panggil cici membuyarkan lamunan rara.

"Gak usah teriak ci, sakit kuping gue"

"Ya abisnya lo diem aja, bener lo balikan sama zaki?" Tanya cici lagi

"Heemm.." jawab rara

"Heem apa?" Cici bingung

"Iya cici, bawel ah.." rara sewot

"Kenapa lo tutup tutupin dari kita?gak mau cerita ke kita? Lo udah gak anggap kita sahabat loe lagi" nyinyir cici sedikit marah.

"Bukan gitu ci, cuma gue gak mau sampe nyebar disekolah aja, lo tau kan waktu zaki maki-maki gue sampe di denger anak lain, terus kalo mereka tau gue balikan pastinya mereka bakal ngejek gue" jelas rara.

"Lo yakin cuma karena itu? Gak ada hal lain yang lo sembunyiin dari gue?" Selidik cici kembali.

"Ya cuma itu ci" jawab rara sambil menyisir rambutnya karena baru selesai mandi sore.

"Jadi lo masih mau rahasiain ini dari indira dan vanya juga?" Tanya cici bawel

"Ya gak sih, besok lah gue kasih tau mereka" rara bingung.

"Terus lo tau dari mana kalo gue balikan sama zaki?" Tanya rara balik menyelidik.

"Gue liat lo balik sama zaki beberapa hari ini, sejak lo bilang di jemput bokap, gue udah aneh, sebab gak mungkin banget bokap lo jemput tiap hari, biasa kan lo selalu pulang bareng sama gue, maaf maaf ni ye kemarin buat mastiin gue intipin lo" cici mencoba jujur pada rara.

"Asem lo ya, jadi kemarin lo gak langsung pulang? Lo bohongin gue!" Rara kaget mendengar pengakuan sahabatnya itu.

"Ya mau gimana lagi, lo juga bohongin gue" cici gak mau di salahin.

"Gue boleh nanya lagi?" Tambah cici

"Nanya apa?"

"Lo beneran tulus balik sama zaki? Emang lo udah lupa sama apa yang sudah dia lakuin waktu itu ke lo?" Selidik cici

"Gimana ya ci, gue gak bakal pernah lupa sama apa yang pernah dia lakuin ke gue, tapi ya gitu lah" jawab rara gelagapan.

"Yaudah, gue cuma ingetin lo aja sih ra" lanjut cici.

"Siap bu boss" jawab rara

Tak lama telepon pun terputus.

Sudah 1 minggu ini memang rara berbohong kepada sahabatnya tiap kali pulang sekolah dia selalu beralasan di jemput ayahnya, agar bisa pulang bareng zaki. Rara belum siap memberitahukan kepada sahabatnya, belum siap mendengar omelan ke.3 sahabatnya ketika mereka tau kalo dia balikan sama zaki. Tapi apa boleh buat besok dia harus menjelaskan kepada ke.3 sahabatnya itu mau tidak mau.

*****

Rara mendengarkan radio, sembari membuat tugas sekolah. Menikmati lagu lagu yang di putar dari radio. Sampai pada saat dia berhenti menulis ketika penyiar radio membaca kan pesan yang masuk.

"Salam dari Mr. B, Untuk bintang anak XII IPA 1 SMA Negeri 53, selamat beristirahat, I Always there for u" iih so sweet nya teriak penyiar radio. Dan lagu ini spesial buat mbak bintang, stay tune "Dealova" once.

Rara bengong memikirkan nama "bintang?" Rasanya tidak ada nama bintang di kelasnya  tapi ya sudahlah mungkin itu nama panggilan mereka, "romantis banget itu cowok" rara berdecak kagum.

"Woi.. ada temen lo tuh di luar" panggil icha yang sudah duduk di tempat tidur rara mengambil cokelat yang ada di meja belajarnya.

Rarapun bergegas keluar, menemui orang yang di maksud adiknya.

"Kenapa? Malem malem bertamu ke rumah orang gak sopan" tanya rara pada adit yang memakai jeans selutut dengan kaos lengan panjang berwarna hijau botol.

"Sorry, gue mau ambil jaket gue yang lo pinjem" jawab adit sembari meminta maaf karena dia tau saat itu jam 8 malam.

Tak lama rara keluar membawa jaket milik adit.

"Nih lo yang pinjemin, bukan gue yang pinjem" rara mengulurkan jaket pada adit.

"Mau kemana lo malem gini?" Tanya rara dengan mata memperhatikan adit dari atas sampai kebawah.

"Mau tau aja lo" jawab adit lagi sambil menyalakan motornya.

"Mau balapan lo ya?" Tebak rara sambil mendekati adit. "Eeh bentar gue belum selesai ngomong, kebiasaan maen kabur" rara menahan motor adit.

"Apa?mau ikut?" Tanya adit

"Ogah.. gue cuma mau ingetin, angin malam itu gak bagus buat kesehatan, udah bosen idup? Mau cepet cepet mati?" Tanya rara bawel.

"Terus?" Sahut adit cuek

"Terus kalo lo mati, nanti di pukulin sama malaikat di dalem kubur, karena lo pas idup suka mukulin orang" jelas rara.

Adit pun membuka helmnya, lalu berbisik kepada rara pelan "makasih nasehatnya, lebih bagus lagi kalo lo diem".

"Bugh" rara memukul lengan adit.

"Pulang sana" usir rara

"Bye Cerewet" Adit melambaikan tangannya.

SATU NAMA, SEBUAH CERITAWhere stories live. Discover now