14

571 19 1
                                    

Abel melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Ia diapit oleh Hana dan Laila yang memasang ekspresi lelah. Tiba-tiba handphone Abel berbunyi. Panggilan masuk dari Ghina, teman satu ekskulnya.

"Halo, Ghin?" Ucap Abel sambil memperlambat langkahnya.

"Hari ini latihan buat pensi. Lo ga lupa kan, Bel? Udah pada nunggu di ruang musik nih." Ucap Ghina di seberang sana. Abel pun langsung membulatkan matanya. Ia hampir saja lupa bahwa hari ini ada latihan.

"Eh iya gue ke sana sekarang." Jawab Abel sambil mematikan handphonenya. Hana dan Laila menatap bingung.

"Kenapa, Bel?" Tanya Hana.

"Gue lupa, hari ini latihan buat pensi. Lo berdua belajar bareng duluan aja. Ntar kalo bisa gue nyusul deh."

"Yahh. Padahal gue ga ngerti. Belajar bareng tuh maksudnya gue minta diajarin sama lo. Kan lo jago." Keluh Laila sambil menatap Abel.

"Iya nih. Gue sama sekali belom ngertiii." Tutur Hana sambil memelas.

"Yaudah kalo gitu belajar barengnya ntar malem aja gimana? Di rumah gue."

"Boleh deh." Jawab Hana, diikuti oleh Laila yang mengangguk setuju.

"Gue duluan yaaa. Bye."

***

Abel sudah sampai di depan ruang musik. Keringat muncul di keningnya. Ia merasa sangat lelah sehabis berlari menyusuri koridor.

"Nahh, akhirnya dateng juga. Ayo latihan." Ucap Raka pada saat Abel membuka pintu sambil mengatur napasnya.

"Lama amat, Bel. Abis dari mana?" Tanya Adam sambil berdiri dan meraih stick drumnya yang tergeletak di meja.

"Maaf, kak. Biasa, abis dihajar tugas." Jawab Abel sambil terkekeh. Perempuan tersebut menaruh tasnya di dekat tas Ghina. Adam mengangguk paham sambil duduk di kursinya.

Abel pun berjalan mendekati piano, alat musik yang ia pegang di ekskul musik ini. Ada secarik kertas berwarna ungu dan dua buah cokelat yang tergeletak di atas pianonya. Perempuan tersebut mengerutkan dahi dan meraih kertas yang ditempelkan di cokelatnya tersebut.

"Oh iyaaa! Tadi ada yang ke sini. Naro cokelat itu di atas piano. Ga nitip ke gue sih, cuma anaknya ke-gep aja sama gue." Ucap Adam sambil memutarkan badannya menghadap Abel.

"Siapa, kak?" Tanya Ghina penasaran.

"Yeuu, ga boleh tau. Gue udah dikasih uang tutup mulut nih. Lagian, lo bukannya ngapalin lirik malah kepoin yang ngasih cokelat. Hapalin gih." Omel Adam sambil berkacak pinggang.

"Udah lah, Dam. Inget, lo juga belom bener mainnye. Jangan protes mulu." Balas Raka sambil mengalungkan bass nya.

"Sttt diem, Rak. Gue lagi sakit gigi nih, makin puyeng denger lu-lu pada ngoceeeehh mulu." Keluh Kenan sambil menaruh gitarnya dan memegang pipi kirinya yang sedikit bengkak. Raka dan Adam terkekeh pelan.

"Lucu loh, kak pipinya bengkak gitu. Mirip hamster." Celetuk Ghina yang sedari tadi berusaha menghapalkan lirik lagu yang ia pegang.

"Makasih banyak ejekannya." Ucap Kenan memutar bola matanya. Abel memasukkan kedua cokelat tersebut kedalam tasnya. Tak lupa dengan secarik kertas berwarna ungu yang isinya lumayan menarik.

"Udah yok, latihan." Ajak Abel yang sudah siap di atas kursinya.

-Arjuna-

ARJUNAWhere stories live. Discover now