3

993 56 4
                                    

Abel memajukan bibirnya. Di depannya, ada Arjuna yang asyik menyantap mie ayamnya sambil sesekali menegak es teh manis yang masih berembun. Cewek tersebut menghela napas panjang sambil terus beristigfar dalam hati menghadapi kelakuan si play boy kelas kakap ini.

Arjuna menatap Abel sambil mengunyah makanannya sampai lembut. Ia menatap Abel sampai cewek tersebut merasa risih dan takut.

"Apaan sih lo?! Kalau ada yang mau diomongin, ngomong aja! Jangan natap gue kayak gitu bisa gak sih? Serem banget." Protes Abel sambil menautkan kedua alisnya. Arjuna terkekeh pelan.

"Nggak, gue lupa nawarin saking laparnya. Lo mau?" Tanya Arjuna sambil menyodorkan mie ayamnya. Abel memutar kedua bola matanya disertai hembusan napas.

"Nggak, makasih!" Ketusnya sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ih, yaudah sih gak usah ngambek gitu."

"Gak usah ngalus deh."

"Gue ngalusnya cuma sama lo kok." Ucap Arjuna disertai kedipan yang membuat Abel merinding.

"Ew. Padahal nyatanya ke semua cewek."

"Iya deh gue ngaku. Tapi, serius deh kalau gue bisa dapetin lo gue jamin berhenti ngalus sama cewek lain. Paling ke lo doang." Lanjutnya sambil menyuapkan sesendok kuah dari mie ayamnya. Abel yang sudah kesal pun refleks menoyor kepala cowok tampan yang tidak merasa bersalah tersebut. Arjuna justru kesal sambil mengucek matanya karena kuah mie ayam yang pedas tersebut terciprat ke dalam matanya dan memberikan sensasi pedih disertai panas.

"Anjirrr." Teriak Arjuna sambil membuka tutup matanya agar rasa pedih tersebut hilang. Abel yang kalap karena merasa itu perbuatannya pun langsung membelikan Arjuna air mineral lalu menuangkannya di telapak tangannya sendiri.

"Eh-eh, kepala lo agak nundukan dikit coba."

"Buat apaan, anjir?" Tanya Arjuna sambil mengucek matanya.

"Mau gue kasih air, buruan!" Perintah Abel yang langsung dituruti Arjuna. Cowok tersebut pun menunduk lalu dengan sigap, Abel mengusapkan air yang ada di telapak tangannya ke mata Arjuna berkali-kali.

"Masih pedes gak?" Arjuna menggeleng sambil mulai membuka matanya sendiri. Pengelihatannya masih buram sehingga ia tidak sadar bahwa jarak antara Abel dan dirinya hampir tidak ada lagi.

Arjuna tertegun sambil menatap Abel yang menghela napas lega di depannya.

"Eh busettt, lu mau ciuman?!" Teriak Aldo sambil berlari menghampiri keduanya. Teriakan Aldo itu membuat keduanya, dan beberapa ibu kantin tersentak kaget.

"Apasih Aldo ganggu aja njir." Gumam Arjuna pelan sambil melihat Abel yang kalap.

"Eh gue gak maksud, Jun. Maaf."

"Gak papa. makasih juga ya, mata gue pedes banget tadi." Balas Arjuna sambil tersenyum.

"Parah ya kalian. Kalo mau gituan jangan di sini dongg. Diliatin ibu kantin, lu bedua mau dilaporin??"

"Apaan sih lo? Tadi mata gue kena sambel, dia ngebantu gue." Jelas Arjuna sambil menatap Abel.

"Tapi serius, untung aja tadi gue yang liat. Bukan grupnya si Shilla. Sumpah tadi itu kalian kayak lagi itu."

"Idih!! Jiji banget! Ngapain gue gitu sama orang kayak gini? Gak bener." Gerutu Abel sambil memberikan tatapan sinis ke Arjuna.

"Eh, lo yang cari kesempatan! Udah tau mata gue sakit gara-gara lo, sok-sok an ngobatin, pake deket-deket segala."

"Oh, yaudah sih! Emang dari awal harusnya gue pulang aja! Gak usah ngikutin lo segala sampe manjat-manjat pagar!" Ketus Abel sambil beranjak dari tempat duduknya. Cewek tersebut pun pergi meninggalkan Arjuna yang melongo sambil menyalahkan Aldo.

"Ah lu lagi! Ngapain sih harus datang!"

"Bell! Tungguin guee." Panggil Arjuna sambil berlari mengejar cewek yang sudah jauh di depan tersebut.

Aldo melongo sambil menatap Arjuna yang mengejar Abel. Aldo pun duduk sambil menangkup wajahnya sendiri.

"Haaaahhhh, salah lagi deh gue."

-Arjuna-

makasih yang udah baca.
Vote ya kalo bisa hehe❤️

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang