Epilogue

37.4K 1.4K 140
                                    

Sakura mengeliat diatas kasurnya tidak tenang. Ketika seseorang merasakan rasa dingin yang sejuk dipagi hari maka ibu tiga anak itu malah merasakan rasa panas disekujur tubuhnya.

Nafasnya terengah-engah seiring semakin cepatnya gerakan Sasuke yang bergerak diatas tubuhnya.

Sakura meracau bahkan hampir menggila ketika kejantanan Sasuke yang berkedut didalam kewanitaannya sementara Sasuke masih sibuk menggoyangkan pinggulnya dengan nafsu yang mengebu-gebu.

Sasuke benar-benar gila, pria itu benar-benar menghujami Sakura dengan tusukan yang tidak waras hanya karena pria itu sudah satu bulan tak bertemu dengan Sakura.

"Ahhh.... S-sassshhu.."

Sakura meracau dengan tubuhnya yang sudah lemas sementara Sasuke memeluknya erat dan kembali menumpahkan spermanya dirahim istrinya itu.

Secara perlahan pria Uchiha itu memcabut kejantanannya lalu berbaring disamping Sakura membuat Sakura akhirnya bisa bernafas lega.

Kewanitaannya berkedut sakit bahkan kakinya terasa lemas sampai-sampai rasanya ia tak akan bisa berjalan dengan baik hari ini dan semua ini adalah kesalahan Sasuke.

Sasuke menarik tubuh polos Sakura kedalam pelukan hangatnya membuat keringat yang membanjiri tubuh keduanya menyatu.

"Sasuke aku lelah" Keluh Sakura dengan nafas berat sementara Sasuke terlalu sibuk menjadikan Sakura sebagai gulingnya.

"Kalau begitu tidurlah" Ucap Sasuke pelan sambil menepuk pelan kepala Sakura.

Sasuke memejamkan matanya sementara Sakura sibuk mengerakan tubuhnya agar bisa lepas dari pelukan hangat suami sialannya itu.

Sasuke membuka matanya lalu mencium bibir Sakura dengan rakusnya membuat Sakura melotot lalu memberontak namun Sasuke tak gencar. Ia mengigit bibir bawah Sakura membuat wanita itu membuka mulutnya, membuka akses bagi Sasuke untuk mengabsen deretan gigi rapih istrinya itu. Lidah keduanya beradu hingga Sasuke melepaskan ciumannya lalu menatap dalam emerlad teduh istrinya.

"Maafkan aku" Ucap Sasuke mengecup lembut kening Sakura membuat wajah Sakura nampak merona tipis.

Sakura mendorong tubuh Sasuke menjauh lalu segera mendudukan dirinya membelakangi Sasuke membuat pria itu bisa melihat punggung Sakura dan pantat sintalnya.

"Jangan menggodaku hm..." Ucap Sasuke sambil mencolek pantat Sakura membuat Sakura melotot.

Sebuah bantal mendarat di kepala Sasuke sementara Sakura buru-buru kabur walau dengan langkah yang kesusahan membuat Sasuke tertawa terbahak-bahak.

Sasuke pun beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi didalam kamarnya dengan Sakura tanpa busana membuat kejantanannya tergantung bebas.

"Hai sayangku" Panggil Sasuke ketika ia memasuki kamar mandi dengan sebuah kedipan mata.

Sakura menatapnya sambil menutupi tubuhnya yang tengah berendam hingga Sasuke juga ikut bergabung disana.

"Apa yang kau lakukan disini sialan?" Maki Sakura dengan wajah garangnya.

"Membantumu mandi" Jawab Sasuke dengan serigainya membuat Sakura melotot.

"Tidak, keluar keluar?!" Usir Sakura dengan wajah garangnya namun Sasuke nampaknya engan beranjak.

"Satu ronde lagi?" Tawar Sasuke membuat Sakura mencubit perut atletis suaminya itu.

Sasuke nampak mengaduh kesakitan dan mulai merengek membuat Sakura merasa kesal sampai ke ubun-ubun.

"Uchiha Sasukeeee....!!!!"

Sakura berteriak kencang hingga didengar ketiga putranya di meja makan yang letaknya berada di lantai satu.

Si sulung yakni Sean nampak menguap bosan dan kembali sibuk membaca buku matematika yang ia pegang dengan tangan yang lainnya menyibakan rambut hitam kelamnya.

Sean yang beranjak dewasa nampak begitu menawan dengan rambut serta mata yang mirip dengan Sasuke dan didukung wajah lembut milik Sakura.

Pria yang kini genap berusia 18 tahun itu dikenal sebagai sosok yang cerdas, dingin dan sedikit nyeleneh namun tetap saja ia sangat digandrungi para kaum hawa apalagi karena bakat menyanyinya.

Sementara itu putra kedua Sasuke yang bernama Suga nampak sibuk melahap roti tanpa selainya dengan gaya santai.

Suga yang beranjak dewasa juga tak kalah tampannya dengan Sean, meskipun memiliki rambut merah muda dan mata emerlad yang indah, wajahnya terlampu dingin.

Pria yang kini berusia 17 tahun itu dikenal sebagai sosok yang dingin, tak banyak berekspresi, cerdas, berbakat serta pandai dalam bidang olahraga seperti basket hingga ia dikelilingi oleh banyak wanita.

Dan yang terakhir adalah Saga si kalem yang manis serta ramah yang nampaknya tengah menyeruput teh hangatnya, menikmati setiap tegukan tehnya.

Saga yang beranjak dewasa juga tak kalah tampannya dengan Sean dan kembaran tak serupanya yakni Suga. Si bungsu Uchiha ini memiliki rambut hitam kelam dan emerlad hijau yang sangat indah seperti wajahnya yang amat menawan.

Pria yang berusia 17 tahun itu dikenal sebagai sosok yang tenang serta ramah tidak seperti saudara-saudaranya, sosoknya yang cerdas serta tampan membuatnya banyak memiliki fans.

"Apa kalian mendengar suara teriakan Mama kalian?" Tanya Itachi seraya menarik kursi disamping Saga.

Suga hanya meliriknya sejenak dan kembali melahap rotinya membuat Itachi memajukan bibirnya, merasa terabaikan.

"Hn" Sahut Sean malas membuat Itachi merasa kesal karena nampaknya kedua keponakannya itu sama seperti Sasuke yang suka mengabaikannya.

"Paman jangan khawatir, mungkin Papa hanya sedang menjahili Mama" Ucap Saga dengan senyum maklumnya.

"Setidaknya paman beruntung karena masih memilikimu" Ucap Itachi sambil menepuk pelan bahu Saga membuat Saga sedikit bingung.

"Ku pikir paman selalu mendapatkan kesialan" Celetuk Suga membuat Itachi menatapnya tajam.

Tapi nampaknya apa yang dikatakan Suga ada benarnya, contohnya saja ia mendapatkan dua keponakan yang sifatnya sama menyebalkannya dengan sang adik.

"Eh kalian tidak takut punya adik heh?" Tanya Itachi remeh membuat Sean, Suga dan Saga saling pandang.

"Kalian ingin punya adik laki-laki atau perempuan?" Tanya Sean membuat Itachi yang tengah meminum kopinya langsung menyemburkannya.

"Adik perempuan yang manis mungkin" Sahut Suga yang memang sangat mengidamkan adik perempuan.

"Aku juga setuju tentang itu" Sahut Saga yang setuju atas ucapan kembarannya.

"Kalian benar-benar ingin punya adik?!" Pekik Itachi yang nampak tak percaya.

"Memangnya kenapa Paman? Bukankah punya adik itu menyenangkan?" Tanya Saga yang nampak tak mengerti akan ketidak percayaan pamannya itu.

Itachi terdiam membayangkan buah hati Sasuke dan Sakura selanjutnya membuat ia berdidik ngeri, sudah cukup dirinya tersiksa dengan mulut tajam Sean dan Suga.

"Sayanggg...!!" Suara teriakan manis itu mengalun indah dari bibir sexy seorang gadis berambut indigo.

Sean menoleh kebelakang menatap Himawari, anak Naruto dan Hinata yang langsung memeluk lehernya.

Sean mengecup singkat bibir Himahari lalu mengelus pelan pipi gadis itu membuat Itachi melotot lalu melirik kearah si kembar yang nampak biasa-biasa saja.

"Yo pagi?!" Sapa seorang pria berambut kuning yang nampak sangat mirip dengan Naruto.

Uzumaki Boruto namanya, kakak dari Himawari yang memiliki wajah secerah matahari.

"Wah kalian sudah mau berangkat ya?" Tanya Sakura yang tengah berjalan bergandengan tangan dengan Sasuke.

"Hn, kami pergi dulu mah pah" Pamit Sean mewakili semuanya membuat Sasuke dan Sakura mengangguk pelan.

Mereka semua pun segera pergi tanpa melakukan basa-basi kepada Itachi membuat pria itu lagi-lagi merasa terabaikan.

[EPILOGUE END]

HeartbeatDonde viven las historias. Descúbrelo ahora