Chapter 12 : Suggestion

24.9K 1.4K 141
                                    

Sasuke menatap secangkir kopi pahit diatas mejanya dengan tatapan kosong hingga Madara datang lalu memukul pelan meja tersebut membuat kopi Sasuke nampak bergoyang.

"Yo anak muda!" Sapa Madara sambil mendudukan dirinya didepan Sasuke.

"Kenapa kau menyuruh ku kesini? Kau benar-benar menganggu ku padahal aku sedang santai dikipasi para dayang-dayang cantik ku" Ucap Madara membuat Sasuke memutar bola matanya.

"Ohh ya dimana calon istri ku?" Tanya Madara sambil menaikan satu alisnya.

"Dia bukan calon istrimu Tua Bangka" Ucap Sasuke dengan desisannya.

"Ck, kenapa kau pelit sekali? Setidaknya mengalahlah pada orang tua. Kau kan masih muda cari lah yang lain" Sahut Madara dengan decakan kesalnya.

Sasuke menghelan nafasnya mendengar ucapan kakeknya itu, nampaknya semakin bertambah umut semakin membuat Madara kehilangan akal sehatnya.

Meskipun Kakeknya itu sangat menyebalkan tapi tetap saja Sasuke menyayanginya karena Madara sangat mengerti dirinya.

"Aku punya sedikit masalah" Ucap Sasuke hingga Madara memiringkan kepalanya.

"Ya itu terlihat dari kerutan diwajah mu yang semakin banyak lalu uban juga sudah mulai ada" Ucap Madara sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Itu kau?!" Sahut Sasuke kesal membuat Madara terkekeh pelan.

"Baiklah, apa masalah mu? siapa tahu aku tidak bisa membantu" Tanya Madara membuat Sasuke mendelik.

"Kalau tidak mau membantu pergilah!" Ucap Sasuke mulai kesal karena Madara terus saja mengajaknya bercanda.

"Dasar sensitif, aku kan hanya mau bercanda. Kau tahu aku bosan dirumah tak ada yang waras" Ucap Madara sambil menyandarkan tubuhnya disandaran kursi.

"Kau yang tidak waras" Sahut Sasuke membuat Madara terkekeh pelan.

"Dasar bocah kurang ajar" Ucap Madara dengan kekehannya.

"Aku serius, aku punya masalah" Ucap Sasuke lagi membuat Madara menghentikan kekehanya.

"Kenapa? Apa kau meninggalkan sperma mu dirahim Sakura lalu ia hamil dan minta pertanggung jawaban?" Tanya Madara membuat Sasuke mendelik.

Tapi Madara ada benarnya juga, Sasuke selalu menimpahkan spermanya didalam rahim Sakura dan rasanya sangat tidak mungkin jika Sakura tidak hamil.

Sasuke pun menggelengkan kepalanya mengenyahkan pikirannya barusan, untuk saat ini masalahnya adalah perihal Gaara dan Sakura.

Sejak pagi Sasuke mengabaikan Sakura terus menerus lantaran dirinya yang tengah berusaha melupakan Sakura sebelum Sakura bersama Gaara dan melukai perasaannya.

Mungkin hati Sasuke akan sakit nanti namun setidaknya sakitnya tak akan terasa sangat sakit jika ia mulai melupakan Sakura sejak sekarang.

"Hei, kau ini kenapa?" Tanya Madara dengan nada yang terkesan serius.

"Sakura mencintai pria lain dan pria itu sudah kembali, apa yang harus kulakukan?" Tanya Sasuke dengan kerapuhannya.

"Kau bunuh saja pria itu" Sahut Madara dengan santainya.

"Jadi kau menyuruh cucu mu menjadi seorang pembunuh? Dasar Kakek sialan" Maki Sasuke membuat Madara terkekeh pelan.

"Bercanda, kau ini serius sekali" Ucap Madara sambil memberikan pukulan ringan dibahu Sasuke.

"Dengar, Kau tahu dari mana jika Sakura mencintai pria itu?" Tanya Madara membuat Sasuke berdecak kesal.

"Dia dulu jelas-jelas mengatakannya bahkan rela menunggu bertahun-tahun" Sahut Sasuke dengan nada kekesalannya.

"Itu kan dulu, sekarang kau tidak tahu kan? Jangan bodoh Sasuke, tidak mungkin seorang laki-laki dan perempuan berteman dekat tanpa ada perasaan" Ucap Madara membuat Sasuke terdiam.

"Perasaan seseorang itu memang mudah berubah-ubah kadang benci, kadang juga cinta. Kita tidak pernah bisa membaca isi hati seseorang" Tambah Madara membuat Sasuke menghelan nafas berat.

"Lalu menurut mu aku harus apa?" Tanya Sasuke sambil memijat pelipisnya.

"Nyatakan perasaan mu Sasuke" Ucap Madara membuat Sasuke mendesah panjang.

"Untuk apa? Aku hanya akan mendengar penolakan darinya" Sahut Sasuke malas.

"Aku baru saja bilang tapi nampaknya kau tak menyimaknya dengan baik, Perasaan seseorang itu mudah berubah mungkin saat ini Sakura mencintaimu bukan pria itu" Jelas Madara sambil menyeruput kopi Sasuke.

"Lagi pula setidaknya jika kau sudah menyatakannya kau akan merasa lega dan tidak akan menyesal lagi kedepannya" Tambah Madara membuat Sasuke mengangguk paham.

"Entahlah, aku tak nyaman dengan hal itu" Ucap Sasuke ragu-ragu sambil mengelus lengannya.

"Ck, ya sudah begini saja jika Sakura menolak mu maka kau boleh membunuh ku" Ucap Madara membuat Sasuke mendelik.

"Apa kau tidak punya kosakata lain selain membunuh?" Tanya Sasuke dengan decakan kesalnya.

"Lalu aku harus bilang apa? Kau nampak tak percaya pada ucapan ku. Aku ini sudah tua, aku jauh lebih banyak pengalaman dibandingkan dirimu" Ucap Madara dengan nada kesalnya.

"Baiklah, aku akan mencobanya" Ucap Sasuke membuat sudut bibir Madara terangkat.

"Nah itu baru cucu Uchiha Madara" Ucap Madara sambil menepuk pelan bahu Sasuke.

Sementara itu dilain tempat Sakura nampak duduk dengan gelisah disamping Karin yang mengenggam erat tangannya.

"Aku gugup sekali" Ucap Sakura dengan tangan yang mulai berkeringat dingin.

"Tenanglah, aku juga berdebar saat ini" Ucap Karin sambil meremas tangan Sakura.

"Maaf menunggu lama Nyonya" Ucap seorang dokter duduk dihadapan Sakura dan Karin.

"Tak apa Dok, jadi bagaimana hasilnya?" Tanya Karin yang nampak tak sabaran.

Hari ini Karin mengajak Sakura untuk kedokter karena kecurigaannya, ia curiga jika Sakura hamil melihat gelagat aneh Sakura akhir-akhir ini.

"Saudari Haruno Sakura memang benar sudah hamil dengan usia kandungan menginjak 3 minggu" Jelas Dokter tersebut membuat Sakura berteriak senang lalu menutup mulutnya.

Demi tuhan kenapa ia harus berteriak kencang bukankah harusnya ia syok atau terkejut tapi apa karena ia tahu jika bayi yang ia kandung adalah bayinya dengan Sasuke.

Sakura pun menyentuh perut ratanya dengan senyum hangatnya, entah kenapa ia sangat senang ketika tahu ada seseorang yang kini tinggal disana.

Tapi apakah Sasuke akan menerima bayi itu? Memikirkan hal itu membuat senyum Sakura memudar.

Bagaimana jika Sasuke tak mau menerima bayi itu mengingat Sasuke terus-terusan mengabaikannya hari ini?

"Sakura?" Karin menyentuh bahu Sakura membuat Sakura tersadar dari lamunannya.

"Ayo pulang" Ajak Karin membuat Sakura mengangguk pelan hingga mereka pun segera berpamitan dengan sang Dokter lalu pergi.

Sepanjang perjalanan menuju apartemen Sakura, Sakura terus terdiam membuat Karin yang menyumpir semakin tidak tenang.

"Sakura?" Panggil Karin sambil melirik kearah Sakura.

"Hm?" Sahut Sakura yang nampak fokus menatap jalanan melalui kaca mobil.

"Bayi itu apa bayi mu dengan Sasuke?" Tanya Karin membuat Sakura segera menoleh kearahnya.

Sakura kembali menyentuh perut ratanya lalu menatap Karin seraya mengangguk pelan.

"Apa menurutmu Sasuke akan menerima bayi ini? Aku takut dia akan membencinya dan semakin menjauhiku" Ucap Sakura dengan wajah sayunya.

"Jangan bicara seperti itu, jika dia tidak mau menerima bayi itu aku akan menghajarnya, kau tak perlu khawatir" Sahut Karin dengan nada sombongnya.

HeartbeatМесто, где живут истории. Откройте их для себя