~88~

2.5K 135 6
                                    

..

🔆

Aisyah Pov

Pertanyaan demi pertanyaan di lontarkan oleh Hanif kepada ku dan Kak Azzam, dan Kak Azzam pun memberitaukan kepada Hanif keperluan kami disekolah nya itu.

Awal mendengar semua penjelasan yang di ucapkan Kak Azzam Hanif terkejut, tapi setelah dia mengetahui ada tujuan untuk melindunginya dan adiknya itu dia pun menerimanya.

Aku dan Kak Azzam mengajak Hanif, Aluna dan Kak Razi ke kantin sekolah saat berada di sana Aku melihat Dewi bersama teman temannya.

"Ayah, Abang, Aluna sama kak Razi duluan saja ke kantinnya Aku permisi sebentar" ucap ku menatap mereka yang melihat ku

"Kamu mau kemana Bun?" tanya Kak Azzam

"Ada yang perlu Aku selesaikan Yah, kalian duluan ajh"

"Yaudah tapi hati hati ingat baby lh, kontrol emosi oke" ucap suami ku dan di jawab anggukan kepala oleh ku.

Aku pun pergi menjauh dari mereka dan mencari keberadaan Dewi yang sudah pergi dari daerah kantin, mata ku terus mencari keberadaan nya sampai mata ku tertuju tempat bermain sekolah.

Ku percepat jalan ku menuju tempat bermain sekolah dan disana aku melihat Dewi sedang duduk di bangku taman seorang diri, waktu yang tepat kebetulan taman bermain sedang sepi.

Aku menghampiri nya dan duduk disebelahnya, kehadiran ku membuatnya terkejut saat dia ingin meninggalkan ku aku pun menahan nya.

"Jangan pergi ada yang ingin tante bicarakan" ucap ku menatapnya

Dia pun membenarkan duduk nya dengan menundukan wajahnya,

"Tante tidak akan memarahi kamu atas apa yang kamu ucapakan kepada anak tante Indah, tapi tante hanya ingin memberitahukan kepada kamu jangan mengucapkan kata kata itu kembali kepada Indah" ucap ku menatapnya tajam

"Kan memang benar dia anak Haram" ucap anarkis Dewi membuat emosi ku naik

"Kamu tidak tau apa sebenarnya Anak Haram itu kamu hanya tau katanya saja tidak dengan artinya, tante ucapkan sekali lagi jangan kamu sebut anak tante adalah Anak Haram. Indah Farhatunnisa adalah anak dari Aisyah Ayudia Inara Sah secara negara, jika kamu membully Indah dengan kata kata itu lagi saya pastikan orang tua kamu mengetahui sifat anak nya disekolah."

"Jangan kamu sangka saya tidak tau dari mana kamu berasal dan di mana rumah orang tua angkat kamu, saya tidak mempermasalah jika kamu Iri dengan Anak saya yang cukup beruntung tapi seharusnya kamu tidak harus berfikir ingin membuatnya menderita dan merasakan apa yang kamu rasakan" ucap ku membuat nya menangis

Aku berani berbicara tegas kepadanya karna umur dia di atas Indah mereka berbeda 2 tahun, Aku yakin dia mengerti dengan apa yang aku bicarakan.

Aku membuka tas ku dan menarik selembar tisu lalu memberikannya kepadanya, dia menerima dengan tangan gemetar dan aku pun berdiri lalu meninggalkan nya seorang diri.

Aku kembali ke Kantin dan menghampiri suamiku dan anak anak ku juga Kak Razi,
"Kok lama si Bun?" tanya Kak Azzam

"Maaf Yah"

"Bunda menemui Dewi" ucap Hanif membuat ku menatap nya saat setelah duduk disamping suami ku

"Abang ngikutin Bunda?" ucap ku

"Gak dari tadi Abang disini, Bunda belum jawab pertanyaan Abang?" ucapnya menatap ku

"Ya hanya memberikan ketegasan ajh" jawab ku menatap anak lelaki ku

Ta'aruf.. Khitbah.. Menikah 😊 ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang