~62~

3.2K 162 18
                                    

..

Hari ini adalah Hari yang di tunggu tunggu yaitu acara Akad Pernikahan Hilya dan Danish, Aisyah sudah bangun dari tidurnya pukul 04.30.

Aisyah membangunkan Azzam untuk melaksanakan sholat Subuh berjamaah saat setelah memastikan Azzam bangun, Aisyah pun masuk kamar mandi untuk mandi dan mengambil Air Wduhu.

Saat Aisyah keluar dari kamar mandi bergantian dengan Azzam yang masuk kamar Mandi dan Aisyah memakai mukenanya lalu keluar kamar menuju kamar Anak anak nya.

Aisyah melihat anak anak nya masih tertidur dia pun membangunkan mereka dan tak lama Ina masuk.

"Selamat pagi kak" ucap Ina kepada Aisyah

"Pagi Ina, Hanif Indah Aluna sayang bangun yuk kita sholat subuh berjamaah habis itu kita siap siap" ucap Aisyah mengusap pipi mereka satu persatu

"Siap siap untuk apa Bunda?" ucap Hanif yang masih memeluk guling

"Kan hari ini aunty Hilya dan Om Danish menikah kalian gak mau Hadir gitu, atau mau di rumah saja sama Kak Ina" ucap Aisyah bangun dari duduk nya tetapi belum ada sautan dari anak anaknya

"Ina titip anak anak ya, Aku mau pergi ke acara Hilya dan Danish Baju baju Indah Hamif dan Aluna yang untuk Acara ini di kasihin ajh ke yang membutuhkan, untuk apa baju itu kan anak Anak tidak ikut" ucap Aisyah memancing agar mereka bangun

"Iya kak, nanti ku kasih kepada anak anak yang membutuhkan padahal bajunya bagus lh kak" ucap Ina ikut drama ku membuat ku tersenyum

"Jangan di kasih kan bunda" ucap Indah langsung bangun membuat Hanif dan Aluna ikut bangun

"Cepat mandi bunda tunggu di Mushola 15 menit dari sekarang oke" ucap Aisyah tegas langsung keluar kamar

..

Setelah selesai sholat mereka semua kembali kekamar dan bersiap siap begitu pun dengan Maya, saat Aisyah dan Azzam sedang bersiap siap tiba tiba mereka mendengar teriakan.

"Mamihhhhhhhh..."

Aisyah Pov

Saat aku sedang menatap Jilbab ku dan Kak Azzam sedang mengancingkan kemejanya tiba tiba.

"Mamihhhhhhhh..."

Aku kaget mendengar teriakan itu dengan seketika Aku menatap Kak Azzam yang menatap ku juga dan mata ku menuju pintu.

Aku pun langsung keluar kamar dan mencari asal suara yang masih saja teriak teriak walaupun mengecil, Kak Azzam mengikuti dari belakang.

"Bunda jangan lari inget baby" ucap Kak Azzam membuat ku berhenti berlari

Di perbatasan tangga Maya,Hanif,Indah, Ina menghampiri ku dengan tatapan bertanya.

"Kak suara siapa tadi?" tanya Maya menatap ku

"Gak tau, Aluna mana Hanif?" tanya ku menatap Hanif

"Tadi katanya katanya mau ke kamar Mamihnya" ucap Hanif membuat ku teringat pembicaraan semalam

Aku langsung masuk ke kamar tamu dan benar saja disana ada Aluna yang sedang menangis di samping ranjanh sedengan kertas di tangannya.

"Aluna sayang kamu ngapain disitu?" tanya ku menghampirinya

Aluna langsung memeluk ku dan menangis di pelukan ku, membuat hati ku resah karna ku tak melihat keberadaan Mba Jelita di dalam kamar ini.

"Bunda,, Mamih Bunda" tangis Aluna membuat ku menatap nya

"Ada apa dengan mamih sayang?" tanya ku menghapus air mata Aluna

"Mamih gak ninggalin Aluna kan bun, Mamih selalu ada buat Aluna kan bun, Mamih dimana Bunda" ucap Aluna yang masih menangis memeluk ku

Aku mendudukan Aluna di ranjang dan menatap anak itu sedih.
"Kemana Mba Jelita apa iya Mba Jelita sudah pergi tanpa pamit kepada Aluna tapi kenapa?? Bukan kah dia bilang akan pamit kepada Aluna,, Yaallah bantu hamba menenangkan anak ini kuat kan hati hamba akan tidak terhanyut dalam kesedihan anak ini" ucap ku menatap Aluna

Aku menatap Kak Azzam yang sedang menatap Aluna saat Aku sedang berusaha meredakan tangisan Aluna aku melihat Kertas di tangan Aluna.

Aku mengambil kertas itu, Aku buka dan membacanya ternyata itu adalah surat yang di tulis oleh Mba Jelita untuk Aluna dan kami semua.

..

"Assalamualikum Aluna kesayangan Mamih, maafin Mamih yang pergi tanpa pamit kepada mu mamih tau kamu akan sangat kesepian tapi mamih yakin kesepian hanya sebentar karna kamu di kelilingi oleh orang orang yang ceria. Aluna sayang Mamih sangat menyayangi Aluna sayang nya Mamih tidak bisa terhitung umtuk kamu, tapi saat ini Mamih harus mengambil langkah besar ini nak untuk kebahagian kamu dan Mamih.

Mamih tau Aluna sayang sama Mamih, kalau Aluna sayang sama Mamih Aluna harus tunggu mamih menjemput Aluna dirumah Bunda Aisyah Mamih janji Mamih pergi tidak akan lama. Percayalah nak kita bertemu lagi ya sayang, jangan larut dalam kesedihan nak Mamih boleh minta sesuatu sama Aluna??

Mamih hanya minta satu jangan pernah Aluna bertemu dengan papih kamu harus tau satu hal jika papih sudah menyakiti kita nak, Mamih sayang sama Aluna kamu harus bisa penuhi permintaan mamih Nak.

Untuk Aisyah Azzam Mba titip Aluna Mba mohon jaga Aluna untuk ku sampai nanti aku kembali, terimakasih Aku beruntung bisa bertemu kalian orang orang yang berhati malaikat.

Untuk Hanif Indah Tante minta terus buat buat Aluna tersenyum ya nak. Tante mohon jangan biarkan Aluna bersedih.

Aluna berjanjilah jangan menyusahkan Bunda dan Ayah ya nak, salam sayang Mamih untuk kamu."

Jelita 💜

..

Aku meneteskan air mata ku membaca surat dari Mba Jelita membuat ku langsung memeluk Aluna.

"Ada apa Bun?" tanya Kak Azzam memegangi pundak ku berusaha menenangkan ku

Aku menyerahkan surat itu kepada suamiku dan Kak Azzam pun membacanya sedangkan Aluna masih menangis di dalam pelukan ku.

"Aluna kamu sudah baca surat itu?" tanya ku menatap Aluna

"Mamih kemana Bunda?? Kenapa Mamih ninggalin Aku disini?" tanya Aluna menatap ku dengan mata yang basah

"Sayang percayalah Mamih akan kembali tapi Bunda tidak tau Mamih kamu pergi kemana, saat ini Aluna hanya bisa berdoa semoga Mamih di lindungi oleh Allah SWT di mana pun Mamih berada. Dan Aluna hanya harus menjalankan apa yang di ucapan Mamih dalam surat itu Nak" ucap ku berusaha menegarkan Anak itu agar tak rapuh

"Aluna disini tak sendiri Ada Hanif Indah, aunty Maya Bunda bahkan Ayah kami gak akan ninggalin Aluna tapi permintaan Bunda pun sama seperti Mamih jangan larut dalam bersedih ya. Ayo mana Aluna yang Bunda kenal ceria Aluna, manisnya Aluna dan kegembiraanya Aluna " ucap ku menatap Aluna seraya mengusap pipi nya

"Sayang kamu sedih Bunda Ayah Hanif Indah dan Aunty Maya bahkan Mbok dan Kak Ina pasti akan selalu ada buat kamu jadi sekarang gak boleh sedih lagi ya doakan Mamih di setiap sholatnya Aluna ya sayang" ucap Kak Azzam mengusap kepala Aluna

"Aluna kamu jangan sedih Aku dan Abang janji akan trus bersama kamu ya kan Bang??" ucap indah menatap Hanif meminta persetujuan

"Ya kita akan selalu sama kamu, karna Aku abang bagi kalian Aku akan menjaga kalian" ucap Hanif memeluk 2 anak perempuan itu membuat ku tersenyum

"Yausudah sekarang lanjut siap siap lagi ya" ucap ku mengajak Hanif, Indah, Aluna kembali ke kamar mereka

Sedangkan Aku kembali ke kamar ku dan suami yang mengikuti ku dari belakang, Aku berusaha melupakan masalah ini untuk saat ini sampai acara Hilya dan Danish selesai.

..

Alhamdulillah,,

Bagaimana di part ini??

Semoga suka ya 😊 maaf banyak typo bertebaran tolong di maklumi hehehe 💜

Jangan lupa
Vote and Komen 😘

Ta'aruf.. Khitbah.. Menikah 😊 ( SELESAI )Where stories live. Discover now