Chapter 01

35 0 0
                                    


Bagaimana mungkin Ketua Im Soo Mi menyuruhku melakukan hal ini?

Malam-malam begini?

Malam ini pukul 21.20 KST, Nora harus melakukan tugas dari atasannya, menemukan gudang penyimpanan semua properti panggung yang digunakan dalam desain interior pada drama atau acara yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta tempatnya bekerja sekarang. Atasannya mengatakan kalau semua furnitur pesanan timnya telah datang pagi tadi dan harus diperiksa malam ini juga karena esok hari mereka sudah harus mempersiapkan semuanya untuk sebuah acara talk show baru yang akan melakukan syuting perdananya esok malam.

Aku memang hanyalah seorang karyawati magang, tapi bukankah Ketua seharusnya mengirimkan satu orang bersamaku?

Nora terus menggumam sambil tetap melangkah dan mengawasi sekitarnya yang sepi. Baru dua minggu ia bekerja di sini, tapi tiba-tiba saja malam ini atasannya menyuruhnya melakukan hal yang bahkan belum pernah ia lakukan pada pagi hari. Sialnya, ketika ia menanyakan dimana letak gudang itu atasannya malah menyuruhnya untuk menanyakannya kepada pihak keamanan.

"Baiklah, sepertinya memang ini tempatnya. Tapi, dimana gudang itu? Gelap sekali disini."

Nora mengeluarkan smartphone dan menyalakan lampu senternya. Diarahkannya smartphone itu memutari lapangan cukup besar yang berada tidak jauh dari gedung utama stasiun TV ini. Tempat dimana gudang itu berada, itu kata salah seorang satpam yang memberitahunya tadi. Dan tak lama kemudian, matanya menangkap beberapa bangunan besar yang berjejer horizontal, mungkin terdiri dari empat bangunan besar yang berjejer rapi.

"Mungkin itu."

Dengan sedikit mempercepat langkahnya ia menuju deretan bangunan itu. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti. Hatinya mulai ragu melihat hanya satu lampu yang menyala tepat di bangunan kedua dari empat bangunan itu. Sebuah penerangan yang tidak cukup untuk menerangi sekitarnya dan sialnya, Nora adalah gadis yang penakut.

"Jangan khawatir. Tidak akan terjadi apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja, Nora."

Perlahan tapi pasti langkahnya mulai mendekati keempat bangunan itu , tangannya kemudian mengarahkan senter smartphonenya pada setiap papan berisi tulisan yang terdapat di masing-masing pintu dan tak butuh waktu lama, ia akhirnya menemukannya. Bangunan kedua dari empat bangunan itu. Tangan kanannya kemudian mengambil satu kunci yang terdapat di dalam map putih yang tengah ia bawa.

KLEK!

Pintu itu pun terbuka, dengan hati-hati ia memasuki gudang besar yang berisi ratusan furnitur dan rangka-rangka kayu yang telah dan akan digunakan dalam setiap show mereka. Pelan ia menutup pintu itu, menyalakan saklar lampu , kemudian mengeluarkan dua lembar kertas berisi list barang baru yang telah datang pagi tadi. Sambil melangkah ia mulai memasuki area yang lebih dalam di gudang ini, melewati beberapa rangka kayu besar, meja, sofa, lampu dan semua furnitur yang baru saja digunakan oleh satu drama untuk episode terakhirnya sore tadi.

Dibacanya satu persatu list barang lalu mencocokkannya pada beberapa furnitur yang berada dalam satu area bertuliskan 'barang baru'. Tangan dan matanya mulai bekerja, segera ia men checklist nama barang yang sudah ia lihatnya. Satu tea table, tiga standing lamp, dua dresser, beberapa downlight, wall uplight dan tujuh flower box sudah ia centang. Kini ia mulai mencari furnitur selanjutnya, dua buah terracotta sofa dengan satu dark blue wood table.

"Dimana barang-barang itu?"

Langkahnya terus memasuki area yang lebih dalam tapi masih saja ia tidak menemukan furnitur yang sedang ia cari. Sesekali matanya mengawasi sekitarnya yang walaupun terang tapi tetap saja ini mengerikan karena ia sendirian sekarang. Sendirian diantara kumpulan properti itu.

Once Upon A Time in Seoul: A Serendipity EncounterWhere stories live. Discover now