Love Tester

318 30 4
                                    


"Ini ayahku, ibuku, dan ini adik kecilku. Mereka semua saat ini tinggal di Beijing." Luhan dengan semangat menunjuk satu persatu anggota keluarga yang terbingkai dalam satu foto.

"Pantas saja kau begitu cantik, ternyata ibumu juga sangat cantik."

"Kenapa kau terus menggodaku?" Luhan melihat ekspresi Sehun yang masih santai. "Kau jadi terlihat seperti seorang playboy."

Sehun bersiap membantah, ia tidak terima di juluki seorang playboy. "Kau boleh tanya teman-temanku. Pastikan aku ini playboy atau bukan."

"Mereka kan sahabatmu. Tentu saja akan membelamu." Luhan kembali menaruh foto itu ke sudut meja belajarnya.

"Kau boleh tanya Suho." Sehun teringat orang yang paling di percaya Luhan.

"Hmmm, bicara tentang Suho. Boleh aku tanya sesuatu?"

"Tentu." Sehun menarik kursi yang berpasangan dengan meja belajar itu, sementara Luhan terduduk di tepi kasurnya.

"Kenapa dulu kau dan teman-temanmu sering menyiksa siswa lain? Terutama Suho, dia kan siswa yang baik."

Sehun sudah menduga cepat atau lambat, Luhan pasti akan menanyakan hal ini.

"Aku tidak tau cara berteman dengan baik. Dari kecil aku hanya di kelilingi orang-orang yang hanya melayaniku, bukan yang menyayangiku. Kami merasa senasib. Dari kecil sudah berteman. Setiap kami bersekolah, siswa-siswa lain menganggap kami berbeda. Entah mugkin karena latar belakang kami atau entahlah."

Sehun melihat ekspresi Luhan yang serius mendengar ceritanya.

"Dari kecil hanya mereka yang benar-benar aku sebut teman, Luhan. Siswa lain selalu takut dengan aku ataupun teman-temanku. Mereka juga sering membicarakan kami di belakang."

Sehun menghembuskan napasnya.

"Dan Suho. Aku iri padanya. Dia tampan, pintar, dan baik. Ia bisa akrab dengan siapa saja, tanpa banyak yang khawatir dengan latar belakangnya. Semua tampak jelas dan tidak ada yang berpura-pura. Anehnya, dia juga tidak pernah melawan."

Luhan menganggukkan kepalanya karena membenarkan apa yang Sehun deskripsikan tentang Suho.

"Tapi, begitu kau datang dan melihat kau langsung dekat dengan Suho, aku cemburu."

Luhan terkejut mendengar kata terakhir yang di ucapkan Sehun.

"Maksudnya?"

"Ya, aku cemburu kau dan Suho dekat. Terlebih lagi saat aku belum tau kalau kau dan Suho adalah teman satu sekolah dulu."

"Untuk apa kau cemburu padaku?"

"Harus aku perjelas?"

Luhan mengangguk.

Sehun menegakkan cara duduknya. Ia ingin membuat Luhan terkesan dengan penjabarannya.

"Kalau ada pria cemburu pada wanita, tandanya pria itu merasa kalau si wanita sangat berarti baginya. Wanita itu sangat di sayangi dan dicintai oleh pria itu."

"Jadi...?"

"Astaga, kau ini suka hal yang terlalu jelas ya?"

Luhan terkekeh geli melihat ekspresi Sehun yang kesal padanya.

***

"Aku dengar seorang Park Chan Yeol menyukaiku. Apa itu benar?"

Pemuda itu terdiam. Padahal ia merasa kalau sudah memberi kode yang cukup jelas bahwa ia menyukai gadis yang duduk di sampingnya kini.

How dare you!Where stories live. Discover now