Hello, my name is Sehun!

838 65 4
                                    


Seorang gadis membenarkan letak dasi dan jas almamaternya. Memandangi dirinya pada kaca spion tengah.

"Kau sudah cantik." Kata pria yang memerhatikan gerak-gerik sepupu perempuannya.

Gadis itu sadar bahwa aksi berbenahnya di tonton pemuda dengan senyum lebar nan menawan.

"Aku hanya ingin terlihat rapi di hari pertama."

"Benarkah???" Pemuda itu mendekatkan wajahnya. "Ingin terlihat rapi atau ingin jadi rebutan seluruh siswa di SMA ini heuh?" Godanya.

Gadis itu memicingkan matanya.

"Tidak akan ada yang tertarik padaku... aku ini hanya seorang gadis pindahan China dengan logat bahasa korea yang aneh. Sudah ya, aku pergi." Pamitnya.

Tap tap

Si gadis dengan almamater berwarna merah maroon dan rok kotak-kotak hitam, berdiri di depan lobby utama sekolah barunya.

Pagi ini ia di antar sepupunya yang kebetulan juga ingin berangkat kuliah.

Gadis itu menarik napas panjang.

"Xi Luhan... bersiaplah menjadi seorang murid baru." Ucapnya memberikan semangat pada diri sendiri.

Tap tap tap

Ia melangkah agak ragu menyusuri koridor yang sepi. Kepala sekolah memintanya datang pada jam sembilan pagi.

'Ruang Kepala Sekolah'

Tok tok tok

"Masuk."

Mendengar ia di perbolehkan masuk, gadis ini langsung membuka knop pintu dan mengamati seisi ruangan, sampai ia mendapati seorang pria paruh baya yang berdiri di balik meja kerjanya.

Melihat ada seorang siswi masuk ke ruangannya, dengan ramah Kepala Sekolah mempersilahkannya duduk pada salah satu kursi di hadapannya.

"Nona Xi Luhan, sebelumnya ada beberapa hal yang perlu di siapkan sebelum ke kelas."

***

Pelajaran sudah di mulai sejak satu jam lalu, di karenakan ada apel pagi di aula sekolah.

Di tengah keheningan kelas yang sedang mengerjakan soal dari guru sejarah, empat pemuda masuk dengan membawa kegaduhan.

Mereka yang baru masuk melihat bahwa meja guru kosong dan di papan tulis terdapat memo tugas dari guru mata pelajaran tersebut.

Seorang pemuda yang sebenarnya sering menjadi korban kejahilan empat pemuda ini berdiri dan menyerahkan lembaran berisi tugas.

"Ternyata Kim Su Ho yang tidak berkacamata ini cukup tampan yah...." kata Kai.

Mereka berempat cukup pangling melihat orang yang biasa mereka kerjai tidak terlihat berkacamata.

Seisi kelas mencium aroma kejahilan empat kawanan pembuat onar itu.

"Benar. Coba kita lepas almamaternya mungkin akan semakin tampan." Kali ini gantian Kris yang mencengkram dan berusaha melepas paksa almamater Suho.

How dare you!Where stories live. Discover now