Keberuntungan dan nasib buruk, benarkah bisa ditentukan dari sebuah ramalan?
Apa keberuntungan lebih utama ketimbang cinta?
"Bukankah semua ini karena ramalan? Jadi, buat apa berjuang?"
"Kalau tidak ada ramalan, apa mungkin aku memiliki keberanian...
"Kenapa?" tukas Sohyun memberanikan diri, "apa yang aneh?"
"Bukan apa-apa. Aku baru saja menyadari bahwa kau mirip beruang yang suka sekali hibernasi."
So Hyun spontan melempar salah satu lembaran file ke arah Seung Youn yang tergelak lepas. Tidak cukup puas, ia berencana mengacak-acak rambut pria Cho yang ikut menahan pergerakannya.
"Hahaha ...."
Seong Youn masih tertawa. Tepatnya, mengejek. Tubuh tingginya tidak berhasil dijangkau So Hyun yang lebih pendek. Lebih lucu karena So Hyun tidak mau kalah. Ia melompat-lompat meraih baret Seong Youn hingga pria itu tersudut ke salah satu meja.
So Hyun berhasil mengambil topi kesayangan Seung Youn. Namun, ia hampir terjatuh.
Beruntung ada Seung Youn yang menahan. Dengan sebelah tangan kirinya, pemuda Cho itu merengkuh pinggang ramping So Hyun. Memposisikan keduanya dengan rongga yang sedikit rapat.
Situasi yang jelas canggung. Pertama kalinya So Hyun begitu intens ditatap Seung Youn. Iris kecil yang biasanya tersenyum dan bercanda dengannya, kini menatapnya serius.
"Seung Youn-ah, lepas—"
"Aku tidak mau," sela Seung Youn pasti.
Seketika perasaan So Hyun sesak untuk meminta kedua kali. Bukan saja karena tatapan Seung Youn mengukungnya, tetapi juga melemahkan niatnya. Kalau sepertinya, bukan tidak mungkin wajahnya akan merona.
"Kecuali,"
Debaran itu jelas. Wajah Seong Youn terus mendekat. Membuat batasan keduanya semakin pendek. Hati So Hyun meragu, apa saat ini pria Cho itu sengaja mempermainkannya, atau benar-benar serius.
"Belikan aku kopi! Aku butuh asupan cafein!"
Tenaga Seung Youn melonggar. Tidak lagi menahannya. Menyudahi leluconnya yang tanpa sempat melihat wajah So Hyun merona.
Tanpa perlu berpikir dua kali, So Hyun bergerak sigap keluar ruangan. Sebenarnya, degup jantungnya masih berantakan. Ada kelegaan semua itu hanya lelucon.
Lain So Hyun, maka lain pula Seung Youn. Pria berkulit putih susu itu tampak menutup wajahnya. Perasaannya hampir saja diketahui Sohyun.
***
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kau sedang apa?"
Song Kang bersikap abai pada pria Han yang muncul dan dianggap mengganggu ketenangannya. Memasukkan kudapan kecil ke dalam mulut sembari mengirim pesan pada kekasihnya, dirasa lebih menyenangkan.
"Yak! Yak! Aku sedang berbicara denganmu."
"Hem!" deham Song Kang singkat. Sangat jelas Song Kang tidak tertarik dengan kedatangan sang manajer.
"Baiklah. Kalau begitu aku pergi. Aku bisa memberitahumu besok."
Tersirat hal penting yang membuat Song Kang akhirnya tertarik. Pandangannya beralih pada si manager yang berdecak sinis. Akhirnya ia berhasil menarik perhatian si model tampan.
"Apa kau sudah berpacaran dengan wanita kesepuluh itu?" tanyanya tiba-tiba.
Song Kang mengangkat bahunya. Tidak membenarkan atau menolak mentah. Hanya menyamarkan.
"Berarti benar kau sudah mendapatkannya."
Niat Song Kang gagal. Pria Han itu terlanjur mengambil kesimpulan sendiri. Sial! Dia sudah lihai membaca gerik tubuh Song Kang.
"Maksudmu, Hyung?"
"Baru saja kau mendapatkan kontrak dengan salah satu perusahaan kosmetik terbesar. Mereka akan memintamu menjadi model pria untuk produk baru yang diluncurkan musim dingin nanti," jelas manager Han.
"Benarkah?"
Satu anggukan menjawab tanyanya.
Song Kang berseru lantang hingga sempat menarik perhatian beberapa pengunjung. Jangan salahkan dia yang terlalu antusias menerima berita yang menyenangkan.
"Padahal tadinya mereka akan menggunakan Nam Joo Hyuk, tapi tiba-tiba saja mereka berubah pikiran dan memilihmu."
Penjelasan beruntun yang membuat hidung Song Kang mengembang. Ada kebanggaan tersendiri bisa melampaui rivalnya. Momen yang membuat senyumnya enggan luntur.
"Berterimakasihlah pada wanita kesepuluh yang sepertinya sudah mengembalikan keberuntunganmu."
Song Kang lupa. Tentang keberuntungannya ini, mungkin benar bukan karena usahanya. Melainkan karena ia berhasil mengencani So Hyun. Bisa dibilang, memang So Hyun yang jadi Dewi Fortuna dalam kisahnya. Mulai sekarang.