ORACLE - 11

Mulai dari awal
                                        

"Hyun-ah!"

Tubuh wanita berpostur ramping itu kembali berputar. Alisnya bertaut sesaat menemukan Song Kang keluar dari mobil. Cuma butuh beberapa langkah untuk mempertemukan keduanya saling berhadapan.

"Apa ada yang ketinggalan?" tanya So Hyun sambil sesekali memerhatikan kondisi di sekitarnya. M

"Ada."

So Hyun semakin dibuat bingung mendengar jawaban Song Kang. Apalagi kekasihnya itu tidak langsung meneruskan ucapannya, malah memberi jeda yang mengais rasa penasaran Sohyun.

Cup!

Pupil So Hyun membelalak penuh. Kecupan singkat dan manis, layaknya sebuah mantra agar ia terus mematung.

"Ciuman pagi dariku. Bagaimana bisa kau meninggalkan hal sepenting ini?" Tangan lebar lelaki Song itu mengusap poni depan Sohyun. Tidak kasar, hanya beberapa kali usapan lembut sebelum berpamitan.

Hingga mobil sport Song Kang melaju, kaki So Hyun masih terpaku di tempat yang sama. Sekujur tubuhnya berangsur terasa hangat. Ada desiran menyenangkan. Semacam damba akan kisah keduanya.

Masa pada saat ia pertama kali jatuh cinta.

***

"Wah!"

Terkejut sembari bersandar pada daun pintu yang masih terbuka lebar, tersisa satu kata yang  pantas disematkan pada pria Cho yang hari ini mengenakan baret hitam kesukaannya. Berlebihan, begitu menurut Sohyun. Air muka pria bermata kecil itu dinilai bereaksi terlalu berlebihan, meski memang ini pertama kalinya So Hyun tiba lebih dulu darinya.

"Apa kau sedang kerasukan arwah rajin? Wah ... lihat! Aku merinding," sindir Seung Youn.

"Bukannya kau yang dirasuki arwah pemalas hari ini?" sarkas Sohyun; tidak mau kalah.

Ini sangat normal. Di satu sisi mereka saling menghibur, menyemangati, lantas di sisi lain, keduanya juga sering saling mencela. Cara yang mudah untuk mengartikan keakraban keduanya. Walau sebagian orang tidak begitu yakin, hubungan keduanya murni dinyatakan sebagai teman baik.

"Malam ini, apa kau punya rencana?"

So Hyun menoleh. Mengambil sedikit jeda, layaknya berpikir sejenak.

"Kenapa?"

"Apanya yang kenapa? Bukankah aku sudah sering bertanya seperti ini?" sahut Seung Youn tanpa membalas tatapan So Hyun. Fokusnya tersita pada layar komputer dengan rentetan tugas yang sudah tercatat di kepala.

So Hyun mengerti. Benar juga. Sikap Seung Youn masih sama. Yang berbeda adalah dia. Setelah ia berpacaran dengan Song Kang, bukankah wajar bila mempertanyakan tujuan pria lain mengajaknya keluar? Setidaknya ia menghindari kesalahpahaman yang tidak diinginkan.

"Aku ingin beristirahat di rumah," tolak Sohyun sembari membuka file-file yang perlu didokumentasikan.

"Aneh."

So Hyun menghentikan gerakannya. Untuk kali ini, tatapannya beradu dengan Seong Youn yang menelisiknya tajam.

Ada rasa takut kalau ia ketahuan sedang berbohong. Namun, lebih tidak nyaman ketahuan bahwa dia kembali berkencan dengan Song Kang, pria yang bulan depan akan menjadi rekan kerjanya.

ORACLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang