So Hyun mengendik. "Dia bilang masih ada pekerjaan lain."
Sejujurnya So Hyun tidak begitu mempercayai alasan Song Kang pergi. Intuisinya mengatakan ada yang membuat Song Kang resah, tapi bukankah itu bukan urusannya? Dia dan Song Kang tidak lagi berada di masa lalu.
Ditambah lagi, ada Seung Youn. So Hyun masih menutupi rahasia tentang ia dan Song Kang. Bukan sesuatu hal yang membanggakan untuk menceritakan cerita usangnya.
"Kau baik-baik saja? Kenapa terlihat kecewa?"
Kepala So Hyun mendongak. Berbalas menatap wajah Seung Youn. Dalam hati So Hyun ingin bertanya hal yang sama, "Apa di wajahnya sangat kentara ia kecewa?"
"Mungkin karena lelah," bohong So Hyun.
"Kalau begitu, pulanglah. Kau pasti lelah karena kerja lembur. Beristirahatlah, Kim So Hyun."
Tangan dan senyum yang lembut. Seong Youn, selalu memberi kehangatan. Di balik sifat cerianya, Seung Youn selalu ada dan menjadi pendengar yang baik. Selalu begitu.
Dan di sinilah So Hyun sekarang. Melewati jalan-jalan kecil yang kerap ia lalui, hatinya berkecamuk memikirkan banyak tanya. Tanpa merasa ingin, hatinya tetap saja memikirkan perasaan Song Kang.
Drrtt!
Getar dari ponsel yang tersimpan di saku mantel So Hyun, lekas mengalihkan perhatiannya.
"Ya, Sutradara Hwang."
Terlebih lagi yang meneleponnya adalah atasannya.
" ...."
"Apa? Benarkah aku harus ke sana? Tapi, aku sekarang-"
Tut!
Panggilan terputus. Padahal masih banyak yang ingin So Hyun sampaikan. Sayang, tidak ada kesempatan yang cukup diberikan.
"Dasar, Song Kang! Apa sebenarnya yang sedang dia pikirkan sekarang?"
Rasa bersalah itu tidak ada lagi. Memikirkan nama itu, sontak membuat So Hyun dongkol. Seperti sengaja membuatnya harus berputar arah.
***
Lima tahun sebelumnya.
"Kau menyukaiku?"
"Apa?"
"Baiklah. Kalau begitu kita resmi berpacaran mulai hari ini."
Pemuda bertubuh jangkung yang jelas-jelas sangat mencolok kehadirannya, tanpa maksud yang jelas, tiba-tiba mendatangi kelas gadis ber-tag name Kim So Hyun. Tepat pada saat jam istirahat baru beberapa detik berbunyi, kehadirannya disaksikan banyak teman kelas si gadis berponi. Apa ini jenis pengungkapan cinta terbaru? Kenapa terkesan memaksa?
"Yak, apa kau sudah gila?" tukas So Hyun yang tak mengerti dengan perkataan pemuda bernama Song Kang tersebut.
Buk!
KAMU SEDANG MEMBACA
ORACLE (END)
FanfictionKeberuntungan dan nasib buruk, benarkah bisa ditentukan dari sebuah ramalan? Apa keberuntungan lebih utama ketimbang cinta? "Bukankah semua ini karena ramalan? Jadi, buat apa berjuang?" "Kalau tidak ada ramalan, apa mungkin aku memiliki keberanian...
Oracle - 07
Mulai dari awal
