"Kau selalu menolak ajakanku. Apa itu artinya kau takut jatuh cinta lagi denganku?"
Akhirnya ada ucapan Song Kang yang menyeret atensinya. So Hyun, seolah dipaksa bergumul dengan kenangan keduanya. Tentang bagaimana dulu keduanya saling menyukai dan membuat banyak kenangan manis. Tiba di satu titik, perpisahan menjadi keputusan yang diambil.
"Bukan begitu?" Song Kang terus mendesak hingga menyentak lamunan So Hyun.
Jawabannya sudah jelas. Iya, ia takut jatuh cinta lagi. Bukan pada Song Kang yang ia kenal dulu, tapi pada Song Kang yang sekarang.
Pria Song itu menjelma bak orang asing yang ingin memasuki dunianya. Sama sekali tidak benar. So Hyun tidak membutuhkan pria tenar untuk mengubah hidupnya. Cukup pria biasa yang bisa memahami dan bisa membuatnya nyaman, seperti itu pria yang nantinya ingin didapatkannya. Pun waktunya tidak sekarang. Saat ini, jenjang karir menjadi utama dibandingkan berkutat dengan hubungan yang tidak memiliki kemungkinan untuk berhasil.
Lift terbuka. Sebelum So Hyun berniat masuk ke dalam lift, ada Seung Youn yang keluar dari sana. Bertemu dengannya dan Song Kang. Bertiga, beginilah cara mereka bertemu pertama kali.
***
"Hah ... bagaimana ini bisa dibilang kencan?"
Song Kang mengeluh. Desahan panjang terus ia lakukan. Gambaran yang ia bayangkan sama sekali kontras dengan kenyataan. Bukan sebagai pelaku kencan, tampaknya ia berada di posisi selaku pengamat.
Bisa juga dibilang mengawasi kedua insan yang berdiri berdampilan di depan gerai es krim. Saling menebar senyum, keduanya tergelak tanpa menyadari kehadiran Song Kang yang sejatinya ikut bersama mereka.
"Untukmu!"
So Hyun yang masih ditemani Seung Youn, mendekati Song Kang yang duduk di salah satu bangku deretan meja belakang, lengkap dengan kaca mata hitam yang dikenakan untuk menyamarkan wajahnya. Sebuah es krim dengan tiga scoop rasa berbeda yang disodorkan So Hyun, tidak membuat perasaannya lebih baik.
"Ah! Dasar kau ini!"
Perhatian So Hyun tak cukup lama pada Song Kang. Mendapati Seong Youn yang sudah lebih dulu memakan es krimnya, wanita Kim itu sontak mengomeli pria yang menampakkan cengiran polos. Gambaran yang membuat mood Song Kang jauh lebih berantakan. Belum lagi ia harus melihat So Hyun yang menyeka jejak es krim yang menempel di wajah Seung Youn, tangannya spontan mengepal. Irisnya ikut meruncing; tidak suka pada pria bermata kecil yang suka sekali mengumbar senyum pada So Hyun.
"Aku juga!"
Song Kang menunjuk wajahnya. Ia sengaja memakan es krim berantakan. Berharap So Hyun akan melakukan hal yang sama.
"Ini!"
Tisu putih terulur. Ekspektasinya lagi-lagi bertolak belakang kala So Hyun bersikap beda padanya. Tidak menyeka wajahnya, malah memberikan sebuah tisu.
"Kau bisa mengelapnya sendiri. Di sini!"
So Hyun menunjukkan area es krim di wajah Song Kang melalui wajahnya sendiri.
Pria Song tersebut mendengkus kesal. Dadanya bergerak naik turun; mengatur emosinya yang berpacu sengit.
"Kau mau mencoba punyaku?"
Seung Youn menawarkan es krim miliknya kepada So Hyun. Layaknya pasangan yang tengah berkencan dan Song Kang adalah pengawal keduanya.
Mulut So Hyun telah terbuka. Naas, mulut Song Kang menyambar es krim yang tadinya disuguhkan untuk So Hyun. Persis anak kecil, Song Kang menunjukkan rasa cemburu. Hanya saja tetap ia menyangkal semua itu bentuk kecemburuan. Dalam hati, Song Kang menegaskan semua itu tak lebih karena kekesalannya pada Seung Youn yang sudah merusak acara kencannya. Seharusnya pria Cho itu tidak ikut dalam kegiatan hari ini. Sungguh, pria yang tidak peka menurutnya.
Tingkah Song Kang yang menyerobot kasar membuat es krim Seung Youn terjatuh dan mengenai kemeja yang ia kenakan.
"Aku sebaiknya ke kamar mandi dulu. Sebentar, ya."
So Hyun dan Song Kang sama-sama memerhatikan kepergian Seung Youn. Raut sinis terpancar dari wajah So Hyun. Tampak menuntut penjelasan pada Song Kang yang di matanya tampak sengaja melakukan hal kekanakan itu.
"Kau sengaja, 'kan?"
Merasa dituduh, Song Kang menegakkan lehernya. Bukankah sudah jelas ia tidak sengaja? Tidak terpikirkan cara murahan itu, sekali pun dia memang tidak menyukai pria bernama Cho Seung Youn itu.
"Berhentilah bersikap kekanakan, Song Kang!"
Sikap So Hyun yang memarahinya, mengingatkan pemuda Song itu pada pertengkaran keduanya—dulu. Saat hubungan keduanya mulai renggang dan kerap diisi dengan pertikaian seperti ini. Kata-kata yang terlontar pun masih sama.
Kekanakan. So Hyun selalu menyebutnya seperti itu.
"Apa kau begitu membenciku? Bahkan setelah sekian tahun, kau masih mengatakan hal yang sama. Kekanakan? Seperti itukah aku terlihat di matamu?"
Suara Song Kang berubah lebih dalam. Terlontar seperti memperdengungkan sebuah kekecewaan. Begitu juga sorot matanya yang beringsut lebih sendu. Ikut menarik So Hyun merasa bersalah dengan ucapannya.
"Aku menyukaimu. Aku ingin berkencan denganmu. Aku ingin mendapatkan perhatianmu. Apa keinginanku itu terlihat seperti kekanakan?"
Suasana menyenangkan menguap, berganti dengan suasana serius. So Hyun, ia sama sekali tidak bermaksud membuka kenangan lama. Sedikit pun tidak.
Melihat Song Kang seperti ini, bukankah wajar kalau dia bingung menghadapi Song Kang? Dan pertanyaan lainnya, benarkah Song Kang masih menyukainya?
**
To be continued
YOU ARE READING
ORACLE (END)
FanfictionKeberuntungan dan nasib buruk, benarkah bisa ditentukan dari sebuah ramalan? Apa keberuntungan lebih utama ketimbang cinta? "Bukankah semua ini karena ramalan? Jadi, buat apa berjuang?" "Kalau tidak ada ramalan, apa mungkin aku memiliki keberanian...
ORACLE - 06
Start from the beginning
