16 PUTUSAN SIDANG

196 28 0
                                    

Chapter 16
PUTUSAN SIDANG

Sejak usai persidangan terakhir, Ravenska tak banyak berbicara.  Ia hanya diam bahkan beberapa kelakar Dzo, ia abaikan.  Hingga malam berganti pagi, saat memberi makan gagak-gagak kecilnya ia pun tak banyak bermanuver dan berkejaran dengan sahabat-sahabat bersayapnya.

"Siap untuk sidang hari ini, Yang Mulia?" Dzo menghampiri Ravenska yang sedang duduk diam bertengger di tepian tembok menara timur bersama gagak-gagak kecilnya.

"Iya, kita buat saja putusan untuk tahanan itu.  Aku rasa sudah cukup.  Apa pembelaanmu, Dzo?" Ravenska menoleh ke arah Dzo sambil melemparkan beberapa ikan kecil ke arah gagak-gagak yang terbang di sekitarnya.

"Jelas dia masih Adhtera, Yang Mulia.  Bahkan ia sedang mempersiapkan strategi dengan beberapa mantan anggota pasukan elit istana.  Nampaknya pasukan Anda telah menunggu.  Ini jasa besar untuk Adthera." Dzo tampak bangga dengan tahanan ia bela.

"Berjasa besar?  Ah, sudahlah.  Aku akan membuat keputusan seadil-adilnya, semampuku". Ravenska menatap kosong pada wadah ikan-ikan kecil dipangkuannya.

Dzo masih berdiri tak jauh dari Ravenska.  Ia tertegun memandang manusia gagak di depannya.  Ia tahu pasti ada suatu pikiran yang mengganggu ratunya.  Wanita tua berjubah coklat itu melangkah pelan, menghampiri Sang Ratu.  Meraih jemari kurus Ravenska yang masih berwujud jemari manusia, lalu menggenggamnya erat.  Ravenska menoleh, tampak kesedihan dalam dari pancaran matanya.  Mata yang dikelilingi bulu-bulu hitam pekat.

"Apapun yang mengganggu perasaanmu, jangan mengganggu tekadmu untuk meraih kembali kejayaan Adthera.  Berbahagialah karena ternyata banyak rakyat yang sudah menunggumu"

"Ya, Dzo. Aku bangga pada rakyatku dan prajuritku.  Tapi apakah sebanding semua kehancuran ini dan semua yang ia lakukan? Mohon jangan intervensi keputusanku Dzo.  Hormati wewenangku dan percayakan keputusan ini kepada ku, sebagaimana Kau percaya bahwa Aku adalah Ratumu." tegas Ravenska.

Dzo terdiam.  Ia menghela napas panjang.  Ia menyadari bahwa ia sangat kuatir pada keputusan yang akan di buat Putri Raja Muayz itu.  Tapi ia sadar tak boleh campur tangan untuk proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan pewaris tahta Adthera ini.  Dzo pun pamit untuk mempersiapkan persidangan keputusan akhir, meninggalkan Ravenska yang sama sekali tak menolehnya.

...

Di ruang sidang pagi ini, Dzo sudah duduk di kursinya, demikian juga dengan Flyege.  Mereka berbincang hangat tentang bidang pertanian yang dikuasai Flyege.  Dzo sedang bertanya tentang perawatan kebun mawar saat Ravenska masuk ke ruangan sidang melalui jendela yang terbuka.  Gaun satin tipis hitam yang membalut tubuh sang ratu gagak, yang terbang melambai, memancarkan keanggunan seorang ratu walaupun ia memiliki wajah burung dan paruh yang tajam.

"Maaf aku terlambat, silakan dimulai penasihat Dzo."  Ravenska berhenti di singgasananya dan merapikan posisi duduk dengan anggun.

"Kami baru saja membicarakan soal hama kebun mawar yang mulia.  Prajurit Flyege ternyata begitu paham tentang seluk beluk ma..."

"Lanjutkan sidang, Penasihat Dzo!". Ravenska berbicara tegas tanpa menoleh.

"Baik yang Mulia!". Dzo terkesiap, begitupun Flyege.  Suasana sidang menjadi tegang.

"Sidang hari ini adalah sidang putusan untuk tahanan Adthera, Prajurit Flyege.  Sebelum dilakukan pengambilan keputusan oleh Ratu Kerajaan Adthera, aku akan penyampaikan pembelaanku." Dzo berdiri dan memantapkan posisi tegaknya, lalu kembali berbicara.

"Menurutku Prajurit Flyege tidak bersalah. Karena sejatinya beliau tidak melanggar ketentuan apapun.  Beliau menjalankan perintah dan wasiat yang diperintahkan oleh Gimra, Menteri Pertahanan Keamanan Kerajaan Adthera.  Oleh karena itu, ia harus dibebaskan dari segala tuduhan, dan diberi kebebasan mutlak, serta ikut dalam Komando Ratu Ravenska dalam merencanakan kembalinya kerajaan Adthera dalam kejayaan.  Demikian pembelaan saya, yang mulia."  Dzo dan Flyege saling memberikan senyum tipis saat usai pembelaan yang dilakukan oleh penasihat Ravenska itu.

RAVENSKA, The Epic of Fairy Tale [TAMAT]Where stories live. Discover now