Kasian juga Yeonjoo melihat gadis itu -pura-pura- menangis, meski ia sebenarnya tidak ikhlas.

"Tapi kau juga harus mencarinya," lanjut Yeonjoo.

Yujin mengangguk cepat-cepat. Seperti anak kecil saja. Yeonjoo tidak yakin gadis didepannya ini sudah besar, atau hanya tubuhnya saja tapi tidak dengan jiwanya.

Mereka berpencar mencari Sehun. Seakan-akan mencari dihutan saja, pakai berpencar segala. Padahal ini hanya sekolah yang tidak terlalu luas. Tapi mereka memang benar-benar tidak dapat melihat Sehun.

Saat Yeonjoo melewati gudang, terdengar suara rintihan didalamnya. Seketika bulu kuduk Yeonjoo meremang. Siapa yang tidak takut mendengar suara diruangan yang tidak sering dipakai oleh orang.

"Sungguh bodoh kau, Oh Sehun."

Mendengar itu otomatis langkah kaki Yeonjoo terhenti dan rasa takutnya menguap seketika. Pendengarannya tidak salah kan? apa orang itu barusan mengatakan Oh Sehun?

Krak

"Aahhh!"

Tubuh Yeonjoo menegang. Ia barusan mendengar yang seharusnya tidak ia dengar. Matanya menatap pintu gudang lamat lamat.

Buk

Saat mendengar suara yang seperti lebih ribut dari dalam sana, Yeonjoo mencoba berjalan kearah sana dan mendengar lebih jelas.

Prang!

Sial!

Yeonjoo dengan cepat melihat pot bunga yang jatuh dari meja. Kenapa disaat yang seperti ini ia malah ceroboh.

"Apa itu?!"

Pintu terbuka memperlihatkan orang-orang yang berada didalam sana. Tatapan intimidasi langsung saja menghujaminya.

Sehun, lelaki itu dengan wajah dan tubuh yang penuh darah tengah menatapnya. Tapi tidak sedikit pun raut kesakitan ada diwajahnya.

"Well, ada pendatang baru."

Seseorang tiba-tiba berdiri didepan Yeonjoo. Dia adalah ketua dari semua preman disekolahnya, Jaewon. Hampir saja dia mengelus pipi Yeonjoo, tapi untunglah Yeonjoo dengan cepat menangkisnya.

"Bawa dia masuk," perintahnya.

Yeonjoo memberontak ketika anak-anak preman itu mengapit kedua sisi tubuhnya dan dibawa paksa masuk kedalam.

"Lepaskan aku, bajingan!" teriak Yeonjoo keras.

Seakan tuli mereka tetap menarik Yeonjoo masuk kedalam gudang lebih dalam lagi. Pintu segera ditutup ketika Yeonjoo sudah masuk kedalam. Benar-benar sudah didalam bersama preman-preman sekolah itu.

"Mau apa kau?" tanya Yeonjoo kasar pada Jaewon.

Jaewon mendekat kearahnya dan terus mendekat. Menghimpit tubuhnya didinding belakangnya. "Lagi-lagi kau yang menghancurkan pesta kami."

Yeonjoo membuang muka ketika Jaewon mendekatkan wajah ke wajah Yeonjoo.

Menjijikkan sekali.

"Mau main bersamaku?"

Yeonjoo kembali menatap Jaewon, lalu berkata, "Tidak dengan lelaki kotor sepertimu."

Tiba-tiba Jaewon mengangkat dagu Yeonjoo dan menatapnya tajam. "Apa kau bilang?"

"Kau pasti mendengarnya."

Jaewon mencengkram lengan atas Yeonjoo. "Buka bajunya!" perintahnya lagi pada yang lainnya.

Yeonjoo membulatkan matanya, lalu ia memberontak dan mengatai semuanya satu persatu. Tenaga mereka sudah pasti lebih besar darinya, tapi ia masih berusaha untuk lepas.

Yeonjoo menatap Sehun nanar. Ia yakin Sehun masih bisa berdiri dan membantunya, meski dengan hanya dua orang yang mengawalnya.

Sehun brengsek!

Brak!

Semuanya melihat kearah pintu yang didobrak dari depan. Memperlihatkan Taehyung dengan rambut yang basah, keringatnya sudah membasahi pelipis dan juga lehernya.

"Waw, ada apa ini?" tanyanya.

Taehyung melihat Sehun yang berada didepannya, lalu tersenyum mengejek. Ketika melihat kesamping, ia melihat Yeonjoo yang hanya tinggal memakai kemeja dengan dua kancing atas terbuka. Jas sekolahnya sudah lepas.

"Bermain disekolah? tidak elit sekali," ledek Taehyung dengan nada menyebalkan, tapi matanya menatap dingin orang-orang itu.

"Ada pendatang baru lagi ya."

Taehyung menoleh dan melihat Jaewon datar. Sebenarnya ia bisa saja merobohkan mereka, tapi ia tidak mau merusak nama baiknya dan bela diri yang ia ikuti.

"Lepaskan mereka," ujar Taehyung.

Jaewon tertawa meremehkan. "Siapa kau?"

"Aku? aku Taehyung, kelas 3-2."

Secara gamblang Taehyung mengatakan itu, bahkan sampai mengatakan kelasnya. Lalu ia menyengir seperti orang bodoh.

Yeonjoo yang melihat itu terkekeh pelan. Astaga Kim Taehyung.

"Lepaskan mereka." Raut wajahnya balik seperti semula, dingin.

"Hajar."

Taehyung dengan siaga melawan mereka satu persatu, walau awalnya ia tidak siap. Tapi ia mampu menyeimbangi.

Saat Taehyung akan memukul Jaewon, Yeonjoo berteriak dengan keras yang otomatis membuat Taehyung langsung berhenti.

"Ada guruu!!"

Semuanya lari pontang panting keluar, tanpa tau itu hanya akal-akalan Yeonjoo saja. Bahkan Jaewon yang kerah kemejanya masih dicengkram Taehyung, langsung berlari keluar.

"Dasar lemah!" teriak Taehyung.

Taehyung berjalan mendekati Yeonjoo dan tidak memperdulikan Sehun sama sekali. Untuk mengangkat tubuh saja sepertinya lelaki itu susah.

Yeonjoo cepat-cepat mengancingi kemeja bajunya dan ia mendongak ketika jas sekolah miliknya terulur kearahnya. "Terima kasih."

Taehyung mengangguk. "Iya."

Saat mendengar erangan, baru mereka sadar jika tidak mereka saja didalam sana. Sehun yang semulanya terduduk mencoba untuk berdiri.

"Butuh bantuan?"

Sehun diam, tidak menggubris perkataan Taehyung. Membuat Taehyung mendengus kesal, tapi ia tetap saja berjalan kearah Sehun dan membantu Sehun berdiri dan berjalan.

"Ini karena Yeonjoo ada," ucap Taehyung pelan, supaya tak terdengar oleh Yeonjoo.

"Aku tidak peduli," balas Sehun.

"Dasar tidak tau terima kasih."

"Aku tidak meminta."

Yeonjoo yang melihat itu hanya mengernyitkan dahi. Setahunya Sehun dan Taehyung itu tidak dekat, tapi kenapa sekarang mereka terlihat dekat. Yah, walaupun tampak sekali canggung diantara keduanya.

"Sialan tidak tau diri."

Tiba-tiba Taehyung melepaskan bopongannya, membuat Sehun hampir saja jatuh jika bukan langsung ditarik lagi oleh Taehyung.

"Kim Taehyung!"

Bukan, bukan Sehun tapi Yeonjoo. Ia terkejut, mulutnya menjadi reflek mengatakan itu.

"Apa?!" hardik Taehyung.

Yeonjoo menatap Taehyung gugup.  "H-hati-hati lah."

Taehyung mengeratkan pegangannya pada Sehun, membuat Sehun meringis. "Aku tau."

"Jika tidak ingin membantuku, tidak usah membantu."

"Diam kau lemah."

Tanpa disadari seseorang melihat kearah mereka ditempat yang tersembunyi dan tersenyum sinis.

🍥🍥🍥

Fake [osh]Where stories live. Discover now