13🔪

37.4K 3.3K 96
                                    

Pagi hari Ghasendra sudah berangkat ke sekolah nya, tentu saja tidak berpamitan pada kedua orang tua nya.

Semenjak kejadian Gralexa memukuli Ghasendra, suasana rumah menjadi sangat panas, siapapun yang masuk akan merasakan atmosfernya, dirumah itu tidak pernah ada canda tawa, yang ada hanya tangisan dan teriakan pilu Ghasendra.

Entah sudah berapa lama Ghasendra melamun didalam kelas yang sudah cukup ramai, regan dan miko yang menyapa nya saja ia abaikan.

"Mik, panggil tuh"Regan menyenggol miko untuk memberitahu Ghasendra kalau sekarang waktu nya jam olahraga.

"Ogah, lu aja"miko merasa takut membangunkan Ghasendra, karna tidak ada bedanya dengan ia membangun kan singa.

"Yaudahlah cabut aja, dari pada dimarahin pak Rian"ucap regan sambil mendorong miko keluar kelas.

Alana baru saja mengganti baju nya, ia tertinggal oleh jesika dan mirsa, dengan tergesa gesa Alana memasukan baju nya kedalam tas, ia mana mau telat datang dan berujung lari lima putaran.

Tanpa sengaja matanya menangkap sosok Ghasendra yang sedang tertidur, dengan ragu Alana memanggil nya, mengingat kejadian kemarin membuat pipinya merona kembali.

"EHEMM..."Alana berdehem, siapa tau Ghasendra bangun.

Dan ya benar saja, laki laki itu mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk dari ventilasi kelas.

"Lo gak olahraga?"Tanya Alana, entah kenapa jantung nya berdegup kencang.

Tanpa menjawab, Ghasendra bangun mengambil baju olahraga nya yang berada ditas, lalu membuka baju seragam putih nya, melihat itu Alana membelakan mata nya, apa apaan ini? Alana kaget bukan main, ini pertama kali nya ia melihat perut kotak dan kalau kata orang orang itu abs, Ahlan saja tidak punya kotak diperut itu. Ia menelan saliva nya susah payah, tanpa sadar ia tidak mengerjap, Ghasendra terkekeh menyadarkan Alana yang melamun.

"Eh.."Alana terlihat salah tingkah.

"Ayo"ucap Ghasendra sambil mendorong bahu Alana keluar dari kelas, sudah dipastikan ia akan lari lima putaran, tapi tidak apa, lari lima putaran tidak sebanding dengan pemandangan indah yang ia lihat beberapa menit yang lalu.

Mereka berdua yang baru saja sampai menjadi pusat perhatian teman sekelas nya. Dan itu membuat Alana malu ditatap banyak orang.

"Kalian lari lima putaran, buat kamu sepuluh putaran sendra"ucap pak Rian tegas.

Alana menghela nafas, disana ada jesika dan mirsa yang menertawainya, laknat memang.

Kali ini Ghasendra tidak menolak diperintah lari, karna ini memang jam nya olahraga. Ghasendra lari terlebih dahulu, meninggalkan Alana yang berlari dibelakang nya sambil menggerutu tak jelas.

Tiga putaran sudah Alana lewati, ia sudah tidak kuat, bayangkan saja lima putaran harus berlari dilapangan yang sebesar ini? Alana pastikan satu putaran saja pasti sudah mengeluarkan bayak keringat. Alana menghapus keringatnya sambil mengatur nafas.

"Dua putaran lagi na, fighting"Alana menyemangati dirinya sendiri, melihat Ghasendra yang berada didepan nya membuat ia lebih bersemangat.

Selesai. akhirnya selesai melaksanakan perintah pak rian, Alana menghampiri kedua teman nya yang sedang duduk disisi lapangan. Wajah Alana merah dan sedikit pucat, melihat itu jesika dan mirsa terlihat khawatir.

"HUAA...CAPEE"Alana menjatuhkan bokong nya disamping jesika, ia menghapus keringatnya.

"Lagian lo lama banget, maaf ya hehe"ucap jesika, membuat Alana mendengus.

"Maap ya Alana hehe, kalau cape istirahat aja, apa mau gue bilang kalau lo sakit?"tambah mirsa membuat Alana menggeleng.

"Gua masih kuat kali"ucap Alana membuat jesika dan mirsa mengangguk.

Materi olahraga hari ini adalah sepak bola, olahraga itu membuat para gadis yang duduk berteriak tidak terima, bagaimana bisa? Perempuan kalau disuruh main bola itu tidak akan mengoper ke tim nya, mereka akan saling berebut sambil berteriak, mengumpul layaknya ibu ibu arisan, benar atau tidak? lelaki akan berteriak oper, kalau perempuan? Akan berteriak histeris seakan bola itu artis idola nya.

Alana merengek karna tidak mau bermain, tapi karna nilai ancaman nya mau bagaimana lagi? Baru saja lima menit ia bernafas lega setelah berlari, dan sekarang? Harus berlari lagi? Oh tuhan kutuk lah pak Rian.

Ghasendra terseyum tipis melihat Alana yang sedang bermain sepak bola, gadis itu tidak ada habis nya mengumpat pada bola yang tidak dapat ia rebut, rasanya ingin sekali Alana mengambil bola itu dengan tangan dan langsung melemparnya ke gawang.

"Ndra?waras?"tanya miko tiba tiba.

"Shit"umpat Ghasendra membuat miko menaikan sebelah alis nya.

Dia polos, ceria tapi galak. Batin Ghasendra

Entah berapa kali Alana menghentak hentak kan kaki nya karna kesal, gerakan itu dilihat oleh Ghasendra, Alana terlihat menggemaskan jika sedang kesal, jadi Ghasendra akan selalu membuatnya kesal.

Usai sudah permainan putri, kini giliran putra yang bermain, Ghasendra, Miko dan Regan satu tim.
Permainan dimulai, terlihat beberapa murid yang keluar dari kelas untuk melihat Ghasendra berkeringat, banyak gadis yang menyukainya, tapi semuanya hanya menjadi pengagum rahasia, belum pernah ada yang berani terang terangan, dan baru baru ini Alana terlihat sering bersama Ghasendra.

"Ke kelas yuk"ajak jesika sambil mengipas wajahnya dengan tangan.

"Yukk"balas mirsa, Alana bengong melihat Ghasendra yang sedang bermain.

Mirsa melambaikan tangan nya didepan wajah Alana, membuat gadis itu tersentak"liatin apasi?"tanya Mirsa.

"Eh?..ngga"balas Alana salah tingkah.

"Hayooo liatin siapa hayo"goda jesika membuat Alna malu.

"Ngga, ayo kekelas"ajak Alana mengalihkan topik.

"Yuk ah, gerah ni"ucap jesika.

Mereka bertiga pergi ke kelas, dikelas ada kipas angin jadi mereka akan melepas penat disana.






Alhamdulilah update lagi😄masih nunggu cerita ini gak? Tunjukin ke saya kalau kalian masih mau lanjut dengan cara VOTE dan KOMEN oke💋

Papay👋see you next day hehe

SALAM MANIS
ADEK NYA TAEHYUNG💋

GHASENDRA🔪[SELESAI]Where stories live. Discover now