1🔪

72.6K 5.4K 572
                                    

"GHASENDRA!!"

Teriakan seorang paruh bayah membuat telinganya panas ,Ghasendra terpaksa menghentikan langkah kakinya saat menuju kamar.

"Jam berapa ini?" tanya Alex marah.

"Perduli apa lo" jawab Ghasendra dingin lalu pergi kekamar berjalan sambil mengacungkan jari tengah.

"Mau sampai kapan seperti ini teruss?" tanya Alex berteriak karna Ghasendra tidak menghiraukannya.

Ghasendra menutup pintu kasar, tangan nya ia kepalkan karna emosi. Satu-satunya cara untuk menghilangkan emosinya adalah melukai dirinya sendiri.

Ghasendra meninju cermin dikamarnya sampai hancur berkeping-keping, tanpa rasa sakit ia terus menghantamnya sampai serpihan itu menipis.

Ia menyayat lengannya dengan pecahan kaca, sensasi ini yang ia tunggu. Rasanya sangat nikmat dan membuatnya bergairah, jika orang lain akan kesakitan tidak dengan Ghasendra yang akan merasa puas dan senang.

Setelah merasa puas menghias lengan nya, Ghasendra menghapus darah dilengannya tanpa rasa sakit. Terlihat sedikit daging dikulitnya, mungkin ia terlalu dalam dan terlalu nafsu saat menyayat lengan nya.

Tidak ada rasa sakit sama sekali, semuanya sudah biasa, Ghasendra sudah mati rasa walaupun sering merasa ngilu pada bagian luka.

Ghasendra pergi ke kasur untuk tidur, lagi pula ini sudah pukul dua malam dan besok ia harus sekolah. Ia tidak peduli dengan bekas pecahan dan darahanya yang berserakan dilantai, biarkan pembantu rumahnya yang membersihkan, Ghasendra juga tidak terganggu dengan bau amis darahnya, karna bagi Ghasendra itu tidak amis melainkan seperti candu.


Alex dan Alexa sudah tau kelakuan Ghasendra ketika sedang emosi, mereka juga tau Ghasendra seorang masokis, hanya Alex yang perduli karna bagi Alex, Ghasendra itu penting untuk perusahaan nya, Ghasendra akan kabur atau tidak akan pulang saat diajak ke ahli psikolog untuk terapi. Alexa tidak perduli pada anak dan suami nya, yang Alexa tau hanya uang uang dan uang. Itulah yang membuat seorang Ghasendra muak dengan keluarganya.

🔪🔪🔪

"LARI SEPULUH PUTARAN!!" marah seorang guru karna Ghasendra telat datang kesekolah.

"Kalau gue ga mau?" tanya Ghasendra malas.

"Ghasendra, kamu itu anak dari pemilik sekolah,jangan malu-maluin papah kamu dengan sikap kamu yang seperti ini" nasehat sang guru.

Ghasendra menunduk dan mendekatkan wajahnya karna ia lebih tinggi dari pa abdul "GUE. GAK. PERDULI." setelah itu ia terseyum miring dan memasukan satu lengannya ke saku celana, yang satunya lagi memamerkan jari tengahnya kepada pa Abdul, Ghasendra pergi menuju kelas.

Pak abdul hanya mengusap dada pertanda sabar menghadapi sikap seorang Ghasendra yang kelewat tidak sopan.


Tanpa mengetuk pintu yang sudah ditutup rapat Ghasendra masuk begitu saja tanpa salam. Seorang guru dan beberapa temannya tersentak kaget.

"Sendraa!!" bentak bu Dian.

"Hm" balas Ghasendra.

"Kenapa kamu telat?" tanya bu Dian marah.

"Lo pasti udah tau jawaban nya" jawab Ghasendra lalu pergi duduk dibangkunya, tapi?? Sudah ada yang menempati.

"Lo duduk dibangku gue" ucap Ghasendra dingin.

"Tapi ga ada bangku yang kosong lagi" balas Alana seorang anak baru.

"Gue ga perduli" ucap Ghasendra.

"Radit, ambil bangku dan meja lagi" perintah bu Dian.

"Minggir" Ghasendra menyeret Alana agar pergi dari bangkunya.

"Santai dong" bentak Alana marah.

Ghasendra tidak perduli ia malah mengambil earphone lalu menyumpal telinganya, sebelum lagu diputar Ghasendra sempat menatap malas Alana sambil mengacungkan jari tengahnya.

Alana melotot kaget dengan apa yang Ghasendra lakukan, setelah itu Alana duduk karna bangku dan mejanya sudah datang. Ia duduk tepat dibelakang Ghasendra.

Pelajaran dimulai kembali, Alana bingung kenapa Ghasendra tidak sopan pada guru.

"Woyy ,earphone lu copot guru lagi ngajar" ucap Alana, Ghasendra tidak perduli.

"Ck, bego" guman Alana tapi mampu Ghasendra dengar.

Ghasendra melepas earphone nya lalu menatap Alana "lo bilang apa tadi?"

"Ga bilang apa-apa"elak Alana.

"Lo berurusan sama gue "ucap Ghasendra sambil menunjuk wajah Alana.

"Gue ga takut"balas Alana sambil menjulurkan lidah.

3 jam berlalu, dan akhirnya bel pertanda istirahat dapat terdengar diseluruh penjuru sekolah.

"Siapa lo?" Tanya Ghasendra pada Alana.

"Gue? Alana." jawab Alana sedikit sombong.

"Bro, ayo kekantin" ajak Miko disebelahnya ada Regan.

"Duluan" balas Ghasendra dingin.

Setelah Miko dan Regan keluar dari kelas, tersisalah mereka berdua. Alana sudah mengambil tindakan yang salah karna berani pada Ghasendra.

"Misi, gue mau keluar" ucap Alana ketus.

"Lo ga tau gue siapa? Gue bilang lo berurusan sama gue" ucap Ghasendra sedikit marah.

"Gue ga takut" balas Alana melipat kedua tangan nya dibawah dada.

Ghasendra terseyum miring, ia meronggoh saku celananya kemudian ia mengeluarkan pisau lipat berukuran kecil.
Alana melotot kaget, ia memundurkan langkahnya.

Ghasendra mendekat dan Alana terus mundur sampai akhirnya Alana mentok ke dinding.

"Lo jangan macem macem" bentak Alana.

"Lo mau liat pertunjukan? Bakal gue perlihatkan" ucap Ghasendra.

Ghasendra menyayat kembali luka yang belum kering, Alana ngilu melihat itu, kakinya melemas karna ia tidak pernah melihat adegan lansung seperti itu.

"Cukup" bentak Alana melempar pisau yang dipegang Ghasendra.

"Lo gila ya" marah Alana.

"Ayo ikut gue" Alana menyeret Ghasendra keluar kelas, kemana lagi kalau bukan ke uks untuk mengobati luka Ghasendra.











Baru masuk awal cerita nih guys😄gimana?udah ngilu belum?kalau belum silahkan komentar😁nanti aku bikin yang lebih ngilu dehh.
Jangan lupa vote ya❤
Komentar dan saran aku tunggu, maaf kalau menurut kalian ga nyambung, karna aku belum tau banyak tentang MASOKIS😊mohon dimaklumi😆

LANJUT GAK??

GHASENDRA🔪[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang