Bab 3 - Menjahit Kenangan

Mulai dari awal
                                    

Untungnya Fathiya dan teman-temannya masih mendapat tempat di sudut. Kipas angin yang berputar dan hawa malam berembus semakin menambah kesejukan. Rolling door dari ujung ke ujung yang dibuka sepenuhnya membuat udara mudah sekali berganti.

Segar!

Tak butuh waktu lama sampai mi ayam jamur spesial terhidang di hadapan Fathiya. Minya terlihat tebal dan kenyal. Kuah kecokelatan dengan taburan daun bawang tampak menggoda di balik kepulan asap. Cincangan daging ayam dan jamur manis-gurih yang ditabur benar-benar melimpah. Pangsit goreng pun tak lupa hadir sebagai pelengkap.

Fathiya membaca doa sebelum makan dengan berbisik. Dia mengamati sejenak mangkuk di hadapannya dan mulai mencicipi kaldu yang langsung menimbulkan sensasi menakjubkan. Gurih kuahnya pas sekali. Rasanya sayang jika ia harus menambahkan saos botolan bermerek yang juga disediakan di sana.

Rasa originalnya langsung mampu membuat hati Fathiya terjerat. Ada sensasi khas yang entah mengapa membangkitkan rindu bagi perempuan itu. Kenangan manis masa silam langsung mengalir dengan cepat ke kepala, tapi entah apa. Fathiya tak bisa mengidentifikasinya. Dia hanya merasa dirinya menjadi muda kembali.

Apa mi ayam ini benar-benar seajaib yang diberitakan?

Apa mi ayam ini benar-benar seajaib yang diberitakan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teman-temannya memesan aneka rupa mi ayam. Ada mi ayam bakso mercon, mi ayam yamin, mi ayam pangsit keju, bahkan mi ayam ceker jamur crispy. Semua tampak menikmati pesanan mereka. Riuh kedai terasa menambah kemeriahan.

Suara gelak tawa terdengar memenuhi meja. Fathiya hanya bisa tersenyum tipis mengimbangi teman-teman yang begitu bersemangat bercerita dan mengucapkan selamat atas keberhasilannya naik jabatan.

Fathiya memang cukup dikenal menonjol di antara teman kosnya. Mungkin karena ia memfokuskan diri pada pekerjaan untuk melupakan semua luka. Yang jelas, ia sudah dipromosikan dan naik jabatan menjadi manajer di tahun ketiganya bekerja.

Perempuan itu rela lembur kapan saja. Rela ditugaskan keluar kota tanpa rewel dengan persyaratan ini itu. Bahkan untuk tugas-tugas di kantor, dikerjakan paling rapi dan paling teliti di antara kandidat lainnya. Belum lagi ide-idenya yang brilian dan inovatif. Tak lelah jika diminta ikut pelatihan ini dan itu. Tentu saja atasannya tidak berpikir banyak saat mengangkat Fathiya menjadi manajer.

"Aku cuma beruntung karena manajer lama resign. Kalau nggak ..."

"Kamu terlalu merendah, Fath!" Davina kembali tertawa. "Prestasimu sudah menggaung ke penjuru kos."

"Halah! Kayak kos kita luas aja?" potong wanita berjilbab pendek.

"Luas dong! Ada lima puluh juta jiwa di dalamnya."

Semua tertawa bersamaan.

Fathiya bersyukur memiliki teman-teman yang sangat baik. Meski dirinya tidak bekerja di perusahaan besar dengan karyawan mencapai ratusan orang, tapi ia merasa sangat nyaman. Gaji yang cukup, teman-teman kos yang baik, Fathiya sangat bersyukur.

Tiba-tiba sudut matanya menangkap dua sejoli tengah tertawa. Seorang wanita manis berjilbab panjang dan pria berkacamata yang cukup tampan. Mereka terlihat sangat serasi. Wanita itu tampak bersemangat bercerita. Usianya tampak masih sangat muda jika dibanding pasangannya. Sesekali kisah itu terhenti kala ia harus menyuapkan mi ke mulut dan mengunyahnya. Sementara pria di sebelahnya tampak tersenyum bahagia dan sesekali menanggapi ucapannya sepenuh hati. Cincin perak kembar tersemat di jari manis keduanya.

Tiba-tiba hati Fathiya terasa nyeri. Wanita itu langsung beristighfar. Seandainya Raka tidak menghilang pada hari lamaran mereka, mungkin kini ia sudah seperti kedua pasangan suami-istri tersebut. Saling berbagi dan berbahagia.

Wanita itu melantunkan zikir untuk menenteramkan hatinya. Mi ayam yang tadinya lezat, kini terasa pahit dan membuatnya mual. Kapan ia bisa lari dari bayang-bayang Raka? Semakin otaknya berusaha melupakan, semakin hatinya terjerat dan mengingat.

Dia tak mampu membenci Raka. Padahal pria itu sudah mencampakkannya dengan tidak hadir pada hari lamaran mereka. Dia seperti asap yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Peristiwa itu membuat Fathiya dan keluarganya harus menanggung malu karena banyak sanak saudara juga hadir di acara itu.

Harusnya memang acara lamaran tidak perlu dibesar-besarkan. Namun, membayangkan Raka malah menghilang saat hari pernikahan, rasanya akan jauh mengerikan!

Namun, kenangan demi kenangan indah bersama Raka seperti untaian pita emas yang tak terputus. Dipintal benang duka dan tak pernah bisa terhenti oleh rasa bahagia yang tak juga menyapa.

Ya Allah, sampai kapan dirinya harus menderita karena cinta?

"Fathiya?" Tiba-tiba suara berat seorang pria menyapanya.

Fathiya merasakan hatinya mencelus dan jantungnya berdetak seperti roller coaster kala melihat sesosok pria berjalan mendekat ke arah meja mereka. Wanita itu terlalu takut mendongak untuk memastikan siapa pemilik suara yang barusan menyapa.

"Kamu, Fathiya Khairinidda, kan?" Suara rendah itu terdengar familier di telinganya.

Kemudian kali ini Fathiya berani menatap lawan bicaranya.

Kemudian kali ini Fathiya berani menatap lawan bicaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 Maret 24

SIAPA DIAAAAA????

Btw, Sudah mulai ada bayangan kenapa Mi Ayam bertaburan sejak prolog?

SAPA SUKA MI AYAAAAAAAM???

SAPA SUKA MI AYAAAAAAAM???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


2 Agustus 2019

Ya ... Ya ... Kalian kaget, ya?

Namun, percayalah, Shirei nggak pernah kasih adegan sia-sia tanpa tujuan yang PENTING. Wakakka

Prolog Storial dan Wattpad masih sama, ya. Enjoy

Fathiya x Labuhan Hati Antara Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang