Chapter 8

5.9K 287 3
                                    

Author POV

"Ada apa ini ribut-ribut?!" terdengar gemaan suara Bu Melinda tiba-tiba.

"Emm, ini bu. Kak Kelvin sama Kak Wisnu berantem" adu Kezia sebagai Ketua Osis. Kezia tak menghiraukan pelototan tajam dari Wisnu ataupun hembusan pasrah yang datang dari Kelvin.

"Kalian berdua! Ikut ibu sekarang ke BK!" Perintah Bu Melinda kejam sambil melihat Kelvin dan Wisnu bergantian. Lalu jalan lebih dulu ke arah ruang BK meninggalkan kantin diikuti Kelvin dan Wisnu.

Tapi beberapa langkah bu Melinda berbalik badan. "Kezia! Ikut kami juga kamu."

"Baik, bu." Jawab Kezia mantap.

***

"Jadi sebenernya apa masalah kalian sih sampe berantem babak belur kayak gini?" Ucap Bu Melinda membuka percakapan sambil menatap Kelvin dan Wisnu bergantian.

Tak ada jawaban dari keduanya.

Mau Kelvin ataupun Wisnu semuanya hanya menunduk dalam diam.

"Kalian ini tuli ya?! Atau bisu?!" Bentak Bu Melinda.

"Engga bu.." Jawab dua orang itu bersamaan.

"Yaudah jawab!" Bentak bu Melinda sekali lagi.

"Ehm, saya aja yang ceritain kali ya bu" kata Kezia angkat bicara. ia tau alur pemasalahannya. Dan tidak mungkin 2 orang yang sedang menunduk dihadapannya ini menceritakan apa yang telah terjadi. Jadi ya, apa salahnya untuk meluruskan.

"Jangan sotau kalo gatau" ucap Wisnu tiba-tiba

"Ish. Kalo lo gamau gue sotau, yaudah lo yang ngomong mau ga?!"

Wisnu terdiam dan kembali menjalankan aktivitas yang sama dengan Kelvin. Menunduk.

"Jadi gini bu ceritanya,"

"Kelvin yang nonjok saya duluan bu" kata Wisnu tiba-tiba.

"KAK WISNU! GUE UDAH BILANG GUE GASUKA ADA YANG MOTONG OMONGAN GUE. NGERTI GAK SIHH" emosi kezia sudah hampir meledak.

'Wisnu nunduk lagi. Cemen banget.'

Sindir Kezia dalam hati.

"Lagipula itu bohong bu, nih saya ceritain. Jadi kan ceritanya Kak Kelvin kan jadian sama Kak Diandra, trus ternyata Kak Diandra gak beneran suka sama Kak Kelvin, dia disuruh Kak Wisnu buat balesin dendam karna Kak kelvin udah ngambil posisi Kak Wisnu sebagai kapten tim basket sekolah. Trus tiba-tiba Kak wisnu nonjok Kak Kelvin. Jadi setelah saya telaah, yang salah Kak Wisnu-lah bu," cerita Kezia panjang.

"Huh, udah gue duga" gumam Wisnu yang masih bisa didengar semua orang yang ada diruangan BK ini.

"Yakarna itu fakta, kak" balas Kezia sinis atas apa yang tadi di gumamkan Wisnu.

"Apa itu benar Wisnu?" Tanya Bu Melinda melembut.

Wisnu menghela nafasnya, "iya bu, itu benar" jawab Wisnu.

"Kamu tau kan kalo misalnya perekelahian itu dilarang keras disekolah ini?" Tanya bu Melinda kembali.

"Saya tau bu," kata Wisnu.

"Lalu kenapa kamu lakukan?"

"Namanya juga anak bandel, bu." Celetuk Kezia ngocol

"Apaan sih lo!" balas Wisnu sedikit membentak.

"Sudah-sudah jangan bertengkar kenapa jadi Kezia dan Wisnu yang bertengkar sih" Kata Bu Melinda bingung.

"Kelvin-nya aja perasaan dari tadi diem aja" kata Bu Melinda membetulkan kacamatanya.

"Yaudah kalo gitu, sebagai hukumannya Wisnu kamu harus bantuin Mang Oding bersihin kamar mandi ya" lantang bu Melinda.

"Hah bu?!" Mata Wisnu membelalak.

"Iyaa bantuin mang Oding bersihin toilet"

"Mmpfhhh.." Tawa Kezia yang ditahan. Bisa dilihat juga senyuman kecil Kelvin yang membuatnya terlihat semakin manis.

"HAH orang benar pasti menang Kak Kel," celetuk Kezia songong lagi.

"Kezia! Jangan ngeledek Wisnu seperti itu, Kez." Omel Bu Melinda

"Abis saya gemes bu sama dia, geregetan. Ada gitu cowok se-ngeselin ini" ucap Kezia dengam melasan muka-nya.

"Ckckck" decak Bu Melinda "kamu ini Kez ada-ada saja"

"Ohya, mengenai luka kalian berdua, kalian harus obati itu sekarang"

"Gausah bu, saya cuma luka dikit. Pukulan dia mah gak ngefek." Sergah Wisnu memotong omongan Bu Melinda "saya permisi bu mau bantuin MANG ODING HA".

Memang sangat terkesan songong. Tapi memang begini-lah Wisnu.

"Oh yasudah," omong Bu Melinda cepat.

"Kalo kamu Kelvin, tidak ada kata luka dikit yah. Kamu sudah bonyok babak belur seperti itu. Kezia, segera kamu bawa Kelvin ke UKS dan obati lukanya."

Kelvin pun hanya tertunduk tanpa bisa menolak. Belom juga menolak, udah dicerocosin duluan.

"Baik, bu." Awalnya Kezia sangat-sangat senang bisa bantu ngobatin Kak Kelvin sang kakak kelas cogan. Tapi ia tiba-tiba teringat akan sesuatu, Yap itu tindakan tepat sekali.

"Oiya bu, kalo bukan saya yang obati tapi anak PMR gak apa-apa kan bu? Soalnya jujur aja saya gangerti obatin luka orang bu," terang Tasya pada Bu Melinda.

"Kalau itu sih terserah kamu saja, nak. Ibu ke Ruang Guru dulu ya, kalau ada apa-apa ke Ruang Guru saja ya." Balas Bu Melinda beserta penjelasannya.

"Siap bu!" Lantang Kezia dalam hati sekaligus senang.

"Nyok kak, aku anter" kata Kezia berbalik ke arah Kelvin.

"Aku nanti kan ada tugas dari Pak Markus tuh kak, Kakak duluan aja dulu ke UKS, nanti ada anak PMR yang bantu kok tenang aja"

"Yaudah, gapapa. Soalnya aku gatau cara-nya beresin luka-luka ini. Letak tempat obat-obatannya kan juga aku gatau, Kez"

"Beres Kak Kel!" Ucap Kezia diselingi tawanya yang renyah.

Kezia membuka pintu dan tiba-tiba "Brukkkk" ia mendapati Tasya sedang ada di depan pintu UKS.

"Kenapa Kez?" Tanya Kak Kelvin dari balik tirai.

"Gatau nih, kayaknya kucing Mang Sapri deh masuk koridor. Paling nanti Bu Melinda nyap-nyap yakan" Kezia mencoba membual. Iya dia menutupi kalo Tasya telah mencoba menguping pembicaraan mereka.

"Lo sekarang masuk, obatin Kak Kelvin. Alibi PMR aja lo, gampang kan?hehe" tawa Kezia cengengesan.

"Hah?" Plongo Tasya.

"Ihh udah ah lo lama gece apa, nanti gebetan keburu dipatok orang" omong Kezia sambil mendorong Tasya ke dalam ruang PMR. Tapi malah membuat Tasya jatuh gedebuk. Kelvin pun membuka Tirai.

A/N:

Aku tahu ini abal dan pendek, jadi maafkan. Wassalam. Eh jangan lupa vote sama comment. Biar gue tau ada yang baca gitu............ Hihihihiihih

Bestie BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang