Chapter 24

4.3K 194 5
                                    

"Keziaaaaaa!" Teriak Tasya saat melihat gue melintasi gerbang sekolah.

"Apaan?" Tanya gue

"Eh kemaren lo tauga sihh, kak Kelvin! Dia astaga ah bisa gila gue"

"Dia kenapaaa?" Tanya gue penasaran

"Dia tuh rela bela-bela-in --yaa kalo ini ngga ge-er sihya, -- dia rela, hm bukan rela juga sih--" tasya pun terlihat bodoh sekarang ini.

Gigi gue pun menggeretak tanda tidak sabar "Ish lo lama banget sih bikin geregetan aja. Kepo tau gak?!" Omel gue cepat.

"Iyaa jadi kemaren yang pas gue balik dari kantin, gue cabut karna malu. Abis itu gue kan ke kamar mandi. Nah abis dari kamar mandi, gue ke taman belakang sekolah tuh, eh pas gue pengen menghirup udara segar, napas gue tercekat dengan suara dan yang pasti keindahan wajah yang Allah berikan pada Kak Kelvin"

"Ada kak Kelvin?!!" Tanya gue bersemangat

"Iyaa kez, dia ada disana tiba-tiba" ucap Tasya menggebu-gebu

"Wah wah Tasya... Terus-terus gimana?"

Lanjut gue tak penasaran

"Iya dia ngatain gue cemen gitu, karna katanya gue diliatin dikit aja langsung cabut. Tapi yang bikin gue seneng sih,---" ucapan Tasya pun menggantung.

Tasya meletakkan tas-nya begitu pun gue. Karna tak sabar gue segera menatap wajah Tasya kembali.

"Apa-apa?!"

"Dia minta line gue, kez!"

"ASTAGA DEMI APAA?!!! WAH WAH LAMPU HIJAU ITU! TERUS GIMANA LAGI?!" Histeris gue yang membuat seisi kelas melihat ke arah kami.

Tasya pun tersenyum-senyum kemudian berkata, "yagitudeh, malem-nya dia nge-chat gue"

"ANJENG GUE MAU LIAT DONG" teriak gue kemudian.

"Kezia berisik!" Ucap Feby salah satu anak yang berada di kelas gue.

"Iyaiyaa maaf-maaf--- mana Tas, mana Tas" ucap gue tak sabar kepada Tasya.

Tasya pun mengeluarkan iPhone-nya dan membuka aplikasi Line.


*Line*

Kelvin: eh

Tasya: iya kak?


Kening gue pun berkerut bingung. "Gini doang?" Tanya gue.

Wajah tasya pun juga berubah murung,

"iya gitu doang, tau deh maksud dia apaan" ucap Tasya kemudian.

"Sabar ya Tas,"

"Gue harep sih gue ngga akan kena php, kez" kata-nya hoppeless

"Insya Allah engga kok,"

***

Bel istirahat berbunyi, bu Velly mengakhiri pelajaran dengan salam.

"Kantin yuk" ajak Bella yang dibalas dengan ayuk-an dari yang lainnya.

Kantin sangat ramai sampai sampai gue mager untuk memesan makanan. Ngantri-nya ituloh, kayak lagi ngantri tiket konser. Gue mengedarkan pandangan saat Gita, Bella dan Tasya memesan makanan-makanan kami.

"Nyariin Zevan yah?" Tanya Sofi kemudian

"Apaan sih engga," elak gue

"Halah, bohong kamu mas" ucap Sofi acuh kemudian menatap layar handphone-nya.

Bestie BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang