Chapter 20

4.4K 221 4
                                    


"Gimana si Dinda?" Taya gue saat Zevan kembali duduk di kursi sebelah gue dengan malas.

"Gatau ah, paling-paling dia nangis terus ngadu sama om-nya" katanya.

"Ohh, terus emang gapapa?" Tanya gue.

"Ya yaudah mau gimana lagi, gue gamau digitu-in terus. Risih banget gue Kez"

Gue pun hanya mengangguk-ngangguk dan kembali memandang ke arah jendela. Terlihat pemandangan yang indah dan beberapa guru serta anak-anak yang masih di luar bis. Kayaknya ada insiden kecil.

"Itu kenapa ya diluar rame-rame? Bis kita ngaret banget ini berangkatnya" keluh gue tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan dari kaca jendela.

"Itu, kamera slr-nya Diana ilang. Jadi guru-guru panik gitu," sambar Zevan menanggapi keluhan gue

Gue pun hanya ber-oh-ria dan mencoba memecah kebosanan dengan bermain handphone.

"Lu mah gue lagi disini malah maen hp, Kez" rajuk Zevan macam bocah

"Lah, emang apa hubungannya sama elo dah. Mau ada lo disini mau ngga ada juga gue gapeduli yeeee" ledek gue seraya menjulurkan lidah ke arah Zevan. Zevan pun malah memainkan jambulnya terlihat tak acuh.

Demi dewa di langit dan bumi, sekarang ini Zevan ganteng klimaks. Se-klimaks ituu. Dia memakai setelan Sweater abu-abu dengan Celana Jeans serta Nike Sport shoes. Ditambah lagi memakai hoodie yang memperlihatkan jambul-nya. Penampilan dia saat ini kalau diperhatikan benar-benar.. Sempurna. Tanpa sadar pikiran gue melayang entah kenapa dan dapat gue pastikan tubuh gue menegang.

"Lo kenapa Kez?" Tanya Zevan menoleh ke arah gue dan menatap gue tepat di manik mata.

Jelas gue gelagapan.

Gue mencoba membuang muka, "Hah? Eng-engga, emang kenapa sih?"

"Kenapa ngiler gitu?" Tembak-nya langsung.

JLEB.

Seketika itu juga gue mengelap sekitar mulut gue siapa tau gue bener-bener ngiler. Kan gak lucu.

"Ih apaa--- mana? Ngga ada tau Zev.."

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA" tawa Zevan.

"NGIBULIN GUE YA LO ZEVV! IH KESELLLLLLLL!!" Gue pun sibuk memukuli badan Zevan yang lumayan terbentuk itu.

"Gue kira lo bakal jutek trus buang muka Kez, ternyata gelagapan jugaa HAHAHAHA bener ya ternyata semua cewek tuh bisa kemakan pesona gue, termasuk elo," ucap Zevan panjang sambil menahan pukulan-pukulan gue.

"Ih rese lo Zev! Pede banget jadi cowok ih gue bete iiiiiiii" dan tidak tau mengapa kenapa gue memunculkan sifat manja gue ini ya?

Zevan pun terus tertawa dengan tawanya yang indah itu.

Sejenak gue merasa kembali damai dengan suasana ini.

"Shutttt kalian ini berisik sekali sih, temannya sedang kehilangan malah bahagia banget," datanglah Pak Doris yang terkenal dengan ceplosan lawaknya.

"Tau tuh pak, daritadi mereka berdua berisik banget," timpal Millenia yang sedari tadi duduk di belakang kursi gue dan Zevan.

"Apaansih lebay banget lo Mil," timpal Zevan meledek Millenia.

"Ihh lo berisik ege Zev, ngapain sih disini. Ganggu ketenangan banget tauga"

"Yaela kalo mau tenang bertapa sono lo di batu ato engga di utan, yakin dah gue, lo bakal mendapatkan ketenangan yang sangat amat mendalam,"

"Ihh apaansih galucuuuuu" teriak Millenia benar-benar kesal.

"Sule kali lucu, HAHAHAHA"

Jawab Zevan dan setelahnya tertawa puas.

Gue pun hanya bisa merengut dan meminta maaf.

"Ih udah kek lo Zev,"

Kemudian gue berdiri dan menengok ke belakang,

"Maaf ya Mille, Zevan emang rada gesrek," ucap gue tidak enak.

"Lagian kamu kok mau aja sih duduk sama dia,"

"Yaa dia kan maksa,"

"Ya tolak dong Kezia. Dia kan mengganggu ketenangan,"

"Duh Mille kalo mau tenang di Gunung sana! ini kan tempat hepi-hepi tau," jawab gue nyeleneh karna mulai kesal.

Lagian Mille ini aneh banget, kan gue udah minta maaf eh malah gue yang disalahin.

"Udah-udah jangan berteman!" Celetuk Pak Doris.

"Bertengkar, Pak!" Ucap kami bertiga serempak.

"Yayaya, terserah kalian saja, bapak pergi dulu, bye!" Ucap Pak Guru kocak itu sambil berlalu.

Gue pun liat-liatan dengan Zevan dan mulai tertawa, "LAAAAHH? HAHAHAHAHAHAHHAHHA"

***

"Gimana Di kamera lo?" Tanya gue saat Diana hendak duduk di sebelah Millenia.

"Iyaa gitu, ternyata dibawa anak pengurus Villa yang masih bocah,"

"Yaampun demi apa? HAHAHAHAHA" Zevan pun terbangun dari tidurnya dan kembali meledek orang

"Kasih aja kali Di, dia pengen kali"

"Yeu lo gila, masa gue ngasih slr yang baru dibeliin nyokap. Gue dermawan juga ngga nyampe segitunya kali. Makan aja masih dikasih orang tua," curcol Diana

Gue dengan posisi yang masih melotot karna kebingungan akan terbangunnya Zevan hanya karna mendengar cerita konyol Diana pun masih tetap diposisi yg sama. "Lah elo ngapain bangun tiba-tiba gitu?"

"Siapa yang tidur coba," kata Zevan

"Dari tadi kan gue dengerin lagu, tapi sambil merem.

"Oh..." Ucap gue heran.

***

Setelah Bis berjalan suasana kembali tenang, banyak juga yang mengobrol dan bercanda tawa serta riang gembira. Tak sedikit juga yang hanya tertidur karna keletihan.

"Kez," panggil Zevan saat gue sedang memandangi hamparan pemandangan indah.

"Hmm," jawab gue seadanya.

"Lo mau nggak jadi pacar gue?"

Deg.

A/N:

Halooo! I'm comeback! Jangan pergi dari cerita ini dong. Gue pengen nyelesaiin nih serius gaboong, tp don't go! Oke?;)

Bestie BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang