Chapter 25

4.2K 195 3
                                    


"Kezia! Ikut gue yuk!" Sambar Tasya menarik tangan gue.

"Mau kemana sih ah, gue capek banget ini" kata gue kepada Tasya

"Udah mending sekarang lo ikut gue aja," ucapnya.

"Yahela elo tuh rese banget sih" gue pun menyerah dan memilih untuk menurut mengikuti Tasya

Tak beberapa lama pun kita sampai di Taman Belakang sekolah, terlihat balon-balon berbentuk hati yang berwarna merah muda. Disana juga terdapat karpet merah yang seperti-nya panjang.

"Ini.. Ada apaan?" Tanya gue kepada Tasya.

Tasya pun hanya tersenyum dan menyuruh gue terus berjalan.

Karna sedang dalam keadaan bingung, gue pun menuruti Tasya dan tetap berjalan terus. Sampai di ujung Karpet Merah tersebut, ternyata mentok pohon. Ini ada apa ya maksudnya? Gue pun bingung dan mendapati ada sebuah kartu yang tertempel di pohon itu.


Makasih yaa karna udah hadir dalam hidup gue, Kez.

-yang sering bikin lo kesel-


Yang sering bikin gue kesel? Siapa?

Tiba-tiba saja datang sesosok orang yang udah ngebuat hati gue hancur. Ia, dia Zevan.


"Kez, gue tau selama ini gue buat lo kesel,"


"Gue tau selama ini gue sering buat lo marah,"


"Dan gue tau gue sering buat lo kecewa,"


Entah mengapa gue mematung seketika.


"Tapi tolong, kasih gue kesempatan buat nyempurnain kebahagiaan gue di dunia ini,"


Gue pun menatap Zevan nanar.


"Dan bagi gue, kebahagiaan gue di dunia ini adalah Elo, Airiona Kezia Aristama,"


"Jadi, gue mau tanya satu hal. Lo mau nggak jadi pacar pertama sekaligus terakhir gue?"


Disitu pertahanan gue pecah.

Gue menangis sejadi-jadinya. Tega-tega-nya Zevan ngelakuin ini. Tega-tega-nya dia nembak gue setelah mencium Dinda. Perempuan yang kalian semua tau ada masalah dengan gue.

Tanpa babibu lagi gue pun meninggalkan Zevan yang entah bagaimana lagi reaksi-nya. Semua suara pun memanggil gue, dan memang sepertinya semuanya berkumpul. Bahkan suara abang-abang gue pun terdengar.

Gue berlari, berlari kembali ke tempat persembunyian gue dikala gue ingin menangis. Toilet gedung Audio.

Tapi entah mengapa gue mendengar suara langkah kaki yang sedang berlari selain milik gue. Dan semakin lama semakin terdengar dekat. Tiba-tiba saja ada orang yang menarik tangan gue dan menyebabkan gue berbalik badan.

"Kezia!" Itu Zevan

Kepingan hati ini semakin sakit saat melihat wajahnya.

Gue pun memilih bungkam dan menunduk.

Bestie BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang