Chapter 14

5.7K 251 6
                                    


"HUAAAAAAA!!!!!! KEZIAAAAAA!!!!!" Teriak Tasya sambil mencengkram bahu gue dan menggoyangkannya kedepan dan kebelakang.

"KEZIAAA!!! GUE DICUBIT KAK KELVIN DI IDUNG KEZIA GUE GAKUAT KEZIA! KEZIA TOLONG GUE GUE MAU PINGSAN INI PLISSSS PARAHHHH OH MY GODD!!!" teriak Tasya lagi.

"Aduh duh duh, iya Tass gue tau kok perasaan excited lo ini, tapi lepasin gue please. Ini sakit banget seriusss" kata gue menyadarkan Tasya.

"Eh? Ehiya ya sakit? Sorry sorry gak sengaja nih gue.. Huehehehehe" Tasya pun cengengesan.

Tasya menatap langit-langit toilet dan berbicara lagi. "Duh Kezia, gimana ini gue seneng banget banget banget bangetan sama Kak Kelvin, kok dia bisa sebaik itu yah sama gue?" Katanya.

"Yaaa mungkin karna saking gemes-nya liat muka lo merah kayaak tadi kali Tas," jawab gue.

"Emang-nya gue gemesin ya?" Tanya Tasya mantap

"Ho-oh, tadi tuh muka lo gemesin banget, malah tadinya gue hampir pengen nyubit pipi lo ampe tambah merah kalo Kak Kelvin engga ngomong"

Dengan songongnya Tasya mendelik, "Dih ogah gue mah dicubit ama lo"

"Kok lo kampret" rajuk gue sambil mengerucutkan bibir.

Tasya tersenyum dan mencoba merayu gue "omo omo omo masa Ketos ngambek gini sii, lucu amat ahhh"

"Berisik ah" gue memalingkan wajah dan kemudian melipat tangan di dada.

"Ettt beneran marah, udah deh yuk nanti gue traktir ice cream. Tapi jangan marah lagii" tawar Tasya.

"Ayuk! Okee!" Kata gue semangat.

"Giliran es aja lo, cepet banget"

"Ikhlas gak nih?"

"Ehehe iya iyaa ikhlas kok, tenang ajaa! Udah deh yokk"

"Ayokdeh orang yang lagi bahagiaa,"

"Wkwk bahagia banget-bangetan malah"

***

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak gue, "Woy! Sendirian aja neng"

"Apaansih," ketus gue.

"Inget Kez, kita tuh musti akur. Akrab gitu lho,"

"Ho-oh,"

"Jadi, kenapa lo minta ketemu?" Ucap Zevan sambil mengerling genit dan menopong dagu-nya dengan satu tangannya serta melihat tepat di manik mata gue secara intensif.

Gue merasa seakan terganggu. "Dih gausah genit gitu bisa kali," ucap gue.

"Iya-iya gak genit lagi, jadi kenapa?" Tanya Zevan kemudian dengan posisi yang masih menopang dagu-nya.

Ohkampret. Sekarang dia malah senyum.. 'Manis(?)'

No. Back to earth Kezia. He's ur enemy. Just because this poject u must be his partner. Through on it, we are just enemy. No more.

"Woy, yaela baru diginiin aja udah gakuat sampe terpesona segitunya" ledek Zevan.

"Apaansi lo, sotoy banget. Sudi banget gitu gue terpesona sama lo, ew"

"Udah deh, gausa boong kez" Zevan bener-bener mancing emosi gue.

"Zev plis. Lo mau kita jadi partner kan? So jangan nyari ribut terus sama gue,"

"Gue engga nyari ribut sama lo kok, cuma nge-goda-in lo doang, kan kapan lagi anak baru bisa nge-goda-in Ketua Osis. Yakan?" Kerlingan genit-nya kembali lagi.

Bestie BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang