Chapter 2

16.5K 487 11
                                    

"Haii, Fiiiii!" sapa gue kepada Sofi setelah masuk ke dalam kelas. Gue  melihat Sofi yang sedang membaca novel 'Ayah Mengapa Aku Berbeda'. Katanya sih dia mau pake novel itu buat tugas Bahasa Indonesia dari Bu Susi.

"Iyaa, Kezz" balas Sofi singkat 
"Yang lain kemana?" tanya gue
"Biasa, di toilet" jawab Sofi.
"Hhhh.." balas gue panjang.

"Selamat pagi anak-anakk.." suara Bu Susi menggema di ruang kelas.

"Pagi, Buuu.." jawab anak-anak serempak.
"Hari ini ibu ada acara terima tamu penting dari dinas, jadi ibu kasih tugas ke kalian yang kemarin itu. Tapi untuk hari ini kalian hanya perlu menyelesaikan pembacaan novel yang kalian baca. Hari ini harus selesai membacanya, tugasnya dikumpulkan lusa" terang bu Susi.

"Iya buuuu..." jawab anak-anak serentak dikelas gue.

Setelah itu bu Susi segera keluar dari kelas. Ngga banyak anak-anak yang benar-benar mengikuti perintah guru Bahasa Indonesia gue itu. Kebanyakan dari mereka malah mengobrol dan bermain-main di belakang kelas. Malah sebagian besar anak laki-laki bermain sepak bola takraw. Memang gila mereka.

Gue sendiri hanya mengeluarkan ponsel gue dari saku beserta dengan earphone-nya dan menyelundupkan ke lubang telinga gue. Gue pikir gue sudah selesai membaca novel gue dengan judul 'Surat Kecil Untuk Tuhan, jadi menurut gue, gue sudah bebas dan bisa bersantai-santai. Gue ketik 'when you love someone'. Lagu yang akhir-akhir ini sedang gue sukai. Ngga tau kenapa gue suka banget lagu itu, mungkin karna liriknya yang dalem parah dan buat sedih. Padahal gue gak lagi menyukai atau mencintai seseorang. Hanya tertarik dengan nada dan suara penyanyi-nya itu.


When you love someone

Just be brave to say

That you want him

To be with you

When you hold your love

Don't ever let it go

Or you will lose your chance

To make your dreams come true~


Sebelum sempet gue menyelesaikan lagu itu , tiba-tiba saja iPhone gue bergetar tanda Line masuk. Siapa ya yang nge-Line pagi-pagi gini?

'Kezia, tolongin ibu ambilkan berkas nilai ulangan matematika kemaren ke meja ibu sekarang ya, Kez.. '

Ternyata bu Livia selaku guru matematika sekaligus walikelas gue yang Line. Mon maap ni zaman udah canggih, guru aja sekarang mainnya on the phone, cie ela.

Setelah membalas Line dari bu Livia dengan sopan, gue beranjak dari kursi gue dan segera menghampiri meja guru dan membuka laci. Gue ngambil semua berkas dan berjalan malas keluar kelas.

"Ini buu, berkas ulangannya"
"Terima kasih ya Kezia.. maaf ibu ngerepotin kamu. Di kelas lagi pelajaran siapa?"
"Ahh enggak ngerepotin kok bu, emang udah jadi tugas saya bantuin ibu. Lagipula dikelas enggak ngapa-ngapain. Sebenernya sih pelajaran Bu Susi, tapi bu Susi lagi ada tamu katanya dari dinas. Terus anak-anak dikasih tugas disuruh menyelesaikan membaca novel yang mereka pilih. Terus saya udah selesai, jadilah saya tidak ada kerjaan"

"Ohh yasudah kalau begitu kamu boleh kembali ke kelas.."                    

Yaa.. wajar ajasih kalo bu Livia nyuruh gue, secara wong gue ketua kelasnya, jadi mau gimana lagi. Bukan bermaksud sombong, tapi emang itu kenyataanya.


By the way,  gue belom kenalin diri gue yaaaaa?!

Oke! jadi nama  gue Airiona Kezia Aristama. Biasa dipanggil Kezia. Gue anak terakhir dari 3 bersaudara, dan gue cewek sendiri. Kakak-kakak gue cowok dua-duanya, kembar pula. Mereka rusuh. Tapi jujur sih ganteng-ganteng. Katanya most wanted guy di sekolah. Yang satu namanya Kelvino Wijaya Aristama. Biasa dipanggil Vino. Nah kalo satu lagi Kelvano Wijaya Aristama. Biasa dipanggil Vano. Bokap gue Aliando Putra Aristama. Dia ganteng banget sama kayak abang-abang gue. Sekarang dia lagi sibuk ngurusin saham yang ada di Jerman. Jadi gitudeh, gue sayang banget sama bokap gue satu itu. Karna kalo gak ada dia di dunia, gue juga gabakal ada hehe, walopun dia juga jarang ketemu sih sama guee, ya namanya juga businessman.

Bestie BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang