Chapter 15

5.2K 240 4
                                    

Zevan POV


Ah kutil. Gue salah ngomong lagi. Kurang ajar banget apa yak gue?bego emang lo Zev, bego.

"Eh Zev," panggil seseorang.

"oy?" Ternyata Sofi.

"Kenapa Sof?" Tanya gue lagi.

"Lo kenapa sih sama Kezia, minta maaf gih. Gara-gara lo, gue jadi berantem nih ama dia"

"Lah kok lo yang berantem nyalahinnya orang ganteng?" ledek gue.

Jhaa Sofi merona.

"Ahila lu najong" kata Sofi mengalihkan pandangan.

"Gue serius Zevan, minta maaf gih sana" kata Sofi lagi.

"Iyaiyaa gue juga kepikiran. Ini mau minta maaf kok"

"Yaudah, tadi si gue liat si Kezia arah gerbang sekolah. Udah mau balik kayaknya"

"Oke-oke, gue ke dia dulu ya" ucap gue kemudian.

***

"Kezia!" Panggil gue.

Kezia pun menyaut dan menoleh, "app--"

Tapi saat tau yang memanggilnya itu gue, dia membuang muka-nya dan kembali berjalan, kali ini berjalan cepat.

"Kezia, gue mau ngomong bentar"

Tak ada jawaban.

Gue mengikuti dari belakang.

Busetdah ini cewek makan apaan si jalannya cepet banget.

Gue pun berusaha men-sejajarkan posisi, setelah kira-kira sampe untuk meraih tangannya, gue raih tuh tangannya.

"Kezia, bentar dul--"

"Apaansih lo pegang-pegang!" Buset.

Ni cewek serem amat yak.

Karna suasana lagi rame gara-gara jam pulang sekolah, jadi-lah gue mendapatkan tatapan-tatapan penasaran dari anak-anak TIS yang on the way mau pulang.

"Kita ngomong dulu, tapi jangan disini" kata gue berusaha tidak perduli dengan tatapan-tatapan itu.

"Gue gamau." Jawab dia singkat dan jelas sekali.

"Yatapi gue gamau kita kayak begini"

Etdah pernyataan gue ambigu banget ini. Berasa kaya orang pacaran yang lagi berantem.

Kezia pun mengerutkan dahi-nya.

"Apaansih lo, gapenting abis"

"Ih gue seriusan ih"

"Apaansih gausah sok-sok melas gitu deh lo"

"Denger gue dulu"

"App--" sebelum Kezia bilang 'apaansih' lagi, gue berusaha menarik-nya ke taman belakang sekolah yang lebih sepi. Biar lebih enak buat ngomong maksudnya.

Bukan mau mesum etdah si reader otaknya.

"Zevan lepasin!" Teriak Kezia.

"Gue minta maaf" ucap gue saat kita udah sampe di taman belakang.

Kezia mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah akibat genggaman gue.

"Gue minta maaf atas omongan gue yang dikantin tadi yang bener-bener nyinggung lo dan-- maaf karna gue udah nyakitin pergelangan tangan lo"

Ow, muka-nya merah lagi. Gemes banget gue liat-nya anjir.

Kezia POV

Demi Dewa-Dewi Cinta, terkutuk-lah sifat gue yang gampang blushing ini. Asu. Digini-in doang gue blushing. Apa-apaan gue. Murah amat harga diri gue.

Bestie BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang