34. Sweet But Psycho

2.5K 150 5
                                    

~Ava Max - Sweet But Psycho~
.
.
.
♥ Jangan lupa Vote and Comment♥
.
.
.

*****

"Gue ga nyangka sama lo Lex," ucap Rio seraya menghela nafas berat.

Pasalnya, cowok itu tak menyangka dengan perbuatan Lexi selama ini kepada Mika.

Lexi terkenal dengan kebaikannya, keramahannya, dan sifatnya yang sangat penolong terhadap sesama.

Tapi kini?

Hanya karena dendam, gadis itu terbutakan. Tanpa mencari fakta sebenarnya, Lexi telah bertindak gegabah.

"Gue minta maaf." Kini Dinar yang ikut dalam pembicaraan yang cukup serius ini.

Lantas Lexi menunduk lesu, merasa bersalah dengan semua kenyataan yang terjadi, tapi entah kenapa, mulutnya sangat sulit mengucapkan kata 'maaf'.

Dalam dirinya, ia sedang merasa kesakitan juga. Dengan semua kenyataan yang tak pernah ia sangka sebelumnya.

"Kejam banget sih lo pada jadi cewek! Dasar penjahit!" Tiba-tiba dari arah pintu masuk Cafe, datanglah seseorang bermulut rombeng dengan mengatakan kalimat yang tak masuk akal.

Rio memutar kedua bola matanya malas, "Penjahat bambang!"

"Kan dia cewek jadi penjahit Yo," ucap Mahendra tak mau kalah, cowok itu masih memasang tampang seriusnya.

"Tapi penjahat dan penjahit itu beda arti!" Rio menggeram.

"Emang beda ya Yo? Gue kira itu perbedaan antara cewek dan cowok." Mahendra menggaruk tekuknya yang tak gatal, lalu menarik kursi di sebelah Rio dan mendudukinya.

"Gini nih, kalau punya temen yang otaknya lima ons, jadi pengen jualan sempak jadinya," gumam Rio yang langsung dibalas tepukan bahu oleh Hendra.

"So tau lo! Nimbang otak gue aja belom! Lagian kalau lo mau jual sempak, noh jualin sempak bekas gue, masih bagus-bagus kok." Cowok itu memberi cengiran lebarnya, membuat Rio ingin melempar Hendra ke samudra pasifik sekarang juga.

Rio mendelik tajam, lalu mengalihkan perhatiannya pada Lexi dan Dinar yang tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Jadi?" tanya Rio.

Lexi dan Dinar mendongkak bersamaan.

"Ada apa kalian ngajak gue ketemuan? Kalian ga naksir gue kan?" tanya Rio serius.

Pletak.

"Anjing!" umpat Rio, menoleh tajam ke arah Hendra yang juga sedang melotot.

"Ge-er banget lo jadi siluman! yang ada mereka berdua yang harus naksir gue duluan! Ya ga?" ucap Hendra dengan nada tak terima, lalu menoleh pada dua gadis dihadapannya—meminta persetujuan, Dinar dan Lexi hanya bisa tersenyum canggung.

"Gue lagi serius, bego!" Rio mendengus sebal ke arah Rio, sedangkan Hendra nyengir seraya mengangkat satu tangannya, menunjukan kedua jarinya—tanda damai.

"Lanjut Lex," ucap Rio—mengabaikan Hendra, lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada dua gadis dihadapannya.

"Gue bakal pindah ke Paris." Lexi menghela nafas berat.

"Jadwal penerbangannya malam ini," ucap Lexi menundukan kepalanya dalam, tanpa ia sadari, ia mulai meneteskan air mata.

"Gue mau minta maaf sama semua orang yang udah terlibat dalam masalah gue, gue juga mau minta maaf sama Mika, Esa, Om Reno dan keluarga Mahesa."

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang