"Mandi lagi?" Tanya Marsya.

"Hoaaammm..." Akhlan menguap di depan Marsya. Membuat Marsya agak memundurkan tubuhnya.

"Gue tau lo ngantuk! Gak usah ditunjukin gitu juga kali!" Ucap Marsya lalu pergi meninggalkan kamar Akhlan.

°°°°°

"Sya! Suami kamu mana?" Tanya Elisa.

"Ah elah, ma! Gak usah suami suami nan lah! Alay banget!" Opini Marsya.

"Lah! Siapa bilang suami-suami nan? Kan maksut mama suami beneran, Marsya!" Balas Elisa sembari tersenyum jahil.

"Ihh! Mama kumat!" Ucap Marsya sebal lalu menyendok makanannya.

"Assalamualaikum, selamat pagi!" Sapa Akhlan dengan penampilan rapinya. Ia sudah tau agenda pagi ini.

"Wah wah! Menantu mama cakep banget! Ntar anaknya mau kaya apa, ya gustiii!" Puji Elisa yang dibalas dengan senyum oleh Akhlan.

"Mama mana, Bun?" Tanya Akhlan pada Elisa.

"Ouh, mama sama papa kamu udah duluan. Ada kepentingan tadi. Nanti kalian kalau udah sampe di tempat baru, disuruh ke rumah mama kamu!" Jelas Elisa menyampaikan amanat sahabatnya.

"Ouh, makasih Bun!"

"Iya iya, ya udah sini kamu sarapan bareng Marsya dulu. Bunda mau panggil ayah sama bocah-bocah dulu!" Ucap Elisa.

"Iya, Bun!" Balas Akhlan.

Akhlan pun menarik kursi yang akan didudukinya.

Tatapannya bertemu dengan Marsya yang tengah menatapnya dengan rasa tak suka.

"Kenapa? Ga boleh gue di sini?" Tanya Akhlan yang peka terhadap tatapan Marsya.

"Hmmm... Gue gak bilang ya.." Balas Marsya.

Setelah semua anggota keluarga berkumpul, mereka pun sarapan bersama dengan perbincangan hangat.

Setelah selesai sarapan, Meisya, Melisya dan Irsya berangkat ke sekolah masing-masing.

Berbeda dengan Marsya dan Akhlan yang tengah duduk berjauhan yang sama-sama menghadap televisi. Mereka izin tidak sekolah beberapa hari. Tentu saja dengan alasan acara keluarga.

Keduanya diam tak bersuara sampai sang mama menghampiri Marsya dengan membawa koper besar.

"Mah! Barangnya mau dibawa kemana?!" Tanya Marsya.

"Ke kandang baru kamu." Balas Elisa lalu duduk di sofa, di antara Akhlan dan Marsya.

"Lan! Sya!" Panggil Elisa sembari menoleh ke arah keduanya bergantian.

"Iya, Bun!"/"mmm..."

"Sini, agak deket sama Bunda!" Titah Elisa pada Akhlan.

Akhlan pun hanya menurut.

"Syaa! Sini sayangg!" Perintah Elisa pada Marsya.

"Kenapa sih, maa?" Jawab Marsya lesu lalu bergeser mendekat sang mama.

Setelah keduanya mendekat, Elisa mengambil salah satu tangan keduanya. Lalu berusaha menyambungkan kedua tangan itu.
Namun Marsya mengelak.

"Buat apa sih, ma?!" Kesal Marsya. Ia mengambil kembali tangannya dari cekalan mamanya.

"Marsya!" Ucap Elisa lalu mengambil kembali tangan kiri Marsya. Kemudian disambung dengan tangan Akhlan.

"Lan! Bunda titip Marsya sama kamu ya! Marsya memang bikin mangkel, tapi bunda harap kamu mau sabar sama Marsya! Siapa tau Marsya bisa anteng sama kamu." Ucapnya pada Akhlan sembari tersenyum. Akhlan menanggapinya dengan anggukan kepala.

Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]Where stories live. Discover now